MEMANJATKAN DOA: H. Watono sedang berdoa untuk anaknya yang dimakamkan di TPU Mekarsari di Kelurahan Mekarsari, Cimanggis, kemarin. Foto : Ricky / Radar Depok
RADAR DEPOK.COM - H. Watono (58), warga RT02/10 Kelurahan Mekarsari Cimanggis yang berprofesi sebagai wartawan ini tidak mampu menyelesaikan karyanya tentang anak bungsunya, Nur Cahyo Pangestu (13) yang tewas.
Diketahui, Cahyo termasuk salah satu santri dari dua korban yang tewas di kolam ikan Al Kausar lingkungan Pondok Pesantren Mahad Al Zaytun, Gantar Kabupaten Indramayu, Sabtu (4/3) pukul 14:00 WIB.
Dengan mata berkaca-kaca, ia hanya mampu memanjatkan doa di pusara anak ketiga dari hasil perkawinannya dengan istri tercintanya, yakni Hj. Sumini. "Begitu mendapat kabar itu, saya langsung menuju ke sana," kata Tono saat disambangi Radar Depok di rumah duka Jalan Damai No 11 A Kampung Tipar Poncol RT02/10 Kelurahan Mekarsari, Cimanggis.
Setelah melalui tahapan yang harus ditempuh di Indramayu, akhiranya jasad anaknya dibawa ke rumah duka dan disemayamkan di TPU Mekarsari Senin (6/3) pukul 11:00 WIB, tidak jauh dari kediaman Tono.
Masih terngiang dibenak Tono, anak Ketiganya merupakan sosok yang disiplin dan ramah kepada siapa saja. Bahkan, ketika ia mengeyam pendidikan sekolah dasar di SDN Mekarsari 3, ia selalu membaur dan ramah kepada siapa saja. "Saat dimakamkan, masih ada temannya di kelas 3 dan kelas 4 yang datang," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Awalnya, Cahyo masuk SD. Namun, saat naik ke kelas 5 SD, ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Mahad Al Zaytun, Gantar Kabupaten Indramayu mengikuti jejak dua orang kakaknya yang lebih dulu masuk di pondok pesantren tersebut. "Kakaknya, yang pertama cowok, sudah lulus, yang kedua perempuan sudah Aliyah. Cahyo sekarang di kelas 2 Mts. Memang ia ingin masuk pesantren," terang Tono.
Ia mengaku tidak ada firasat apa-apa sebelum anak ketiganya yang lahir pada 4 Desember 2003 itu tewas di kolam naas tersebut. Namun, ibunya pernah diminta Cahyo untuk dibuatkan kamar sendiri. "Pas telepon terakhir menanyakan, kamarnya sudah jadi belum, sudah terang belum, teman-teman Cahyo mau main ke sana," kisahnya pilu.
Selain itu, salah satu orang kepercayaan yang mengasuh Cahyo, lanjut Tono, namanya Farhan dan biasa dipanggil Abi. Sebelum meninggal, Abi Farhan menceritakan memimpikan Cahyo yang mengenakan seragam sepakbola lengkap, tetapi saat ditanyakan tidak bermain sepakbola, dalam mimpinya itu Cahyo malah melemparkan bolanya dan pergi.
"Ceritanya begitu, pas paginya ke sini nangis dapat kabar Cahyo tewas. Kalau umi (yang mengasuh Cahyo di sana), biasanya Cahyo mandiri, tetapi disaat-saat terakhir, entah mengapa, ia minta ditemani sampai makanannya habis. Saya tidak tahu itu firasat atau tidak," paparnya.
Cahyo sendiri sangat hobi dengan sepakbola. Bahkan, saat di pesantrennya, ia juga mengambil SSB untuk mengembangkan kemampuan dan bakat yang dimiliki soal sepakbola. "Sepatunya saja dibelikan Rp1 juta lebih, karena ia ingin main bola. Di sana kan teman-teman sekamarnya dikumpulkan berdasarkan kesamaan hobi," ucap Tono.
Nasi telah menjadi bubur, Tono pun tidak bisa melihat anaknya merealisasikan cita-citanya untuk mengeyam pendidikan di STAN dan menjadi pengawas di salah satu instansi pemerintah. "Saya sudah sempat mengajak Cahyo ke STAN, katanya mau jadi polisi bea cukai," kisahnya.
Meski mengikhlaskan kepergian Cahyo, Ia mengaku masih kaget dan tidak percaya anak bungsunya tewas tenggelam di kolam lingkungan pondok pesantrennya. Sebab. Semasa hidup, Cahyo sudah bisa berenang. "Saat ini saya menunggu proses penyelidikan dari kepolisian. Semoga ada titik terang penyebab tewasnya anak saya dan temannya," ucap Tono. (cky)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB