PENJELAJAH: Ismail, yang mengelilingi Indonesia dengan menggunakan sepeda saat singgah ke Kantor Harian Pagi Radar Depok, kemarin (9/3). Foto: Pebri/Radar Depok
Ada berbagai cara untuk bisa melampiaskan cita-cita. Ismail yang bercerita-cerita menjadi seorang penjelajah, mengelilingi Indonesia dengan cara yang tidak biasa, yakni dengan menggunakan sepeda. Kemarin, pria kelahiran Indramayu tersebut, mampir ke kantor Harian Radar Depok dan menceritakan tentang pengalamannya keliling Indonesia dengan sepeda selama 27 tahun.
Laporan: PEBRI MULYA - Depok
Tepat pukul 15:05, seorang pria turun dari sepedanya dipelataran parkiran kantor Harian Radar Depok. Pria yang saat itu mengenakan baju kuning berbalut rompi coklat tersebut, masuk ke dalam kantor Radar Depok. Dengan wajah tersenyum ramah, pria tersebut memperkenalkan dirinya bernama Ismail. Tampak wajah cerianya berusaha menutupi lelahnya, dan keringatnya yang mengucur di dahinya.
Usai duduk dan meminum air putih yang disuguhkan, Ismail mulai memperkenalkan dirinya lebih lanjut. Dirinya, adalah seorang penjelajah Indonesia. Tetapi, dirinya menerangkan, kalau yang dilakukannya bukan menjelejah dengan cara biasa. Tetapi, dirinya sudah berkeliling Indonesia dengan mengunakan sepeda sejak 20 Juni 1989.
“Saya memang bercita-cita untuk menjadi penjelajah sejak duduk di bangku kelas IV SD. Apalagi saya juga waktu kecil sering ikut ayah sayang berprofesi sebagai supir truk. Jadi, saya sering ikut jalan-jalan pakai truk dan lebih memotivasi saya untuk mewujudkan cita-cita saya,” tuturnya.
Dirinya menceritakan, awal keberangkatannya adalah mengarah ke Indonesia bagian timur, yakni ke Bali sampai ke Papua. Selama perjalanannya berkeliling Indonesia, tentu sudah kaya akan pengalaman dan cerita-cerita yang menarik. Menurut pria kelahiran 5 Mei 1969 tersebut, yang paling tidak terlupakan adalah sewaktu dirinya berada di Papua.
Saat itu di tahun 1990, saat melewati persimpangan jalan di sebuah perkampungan di Papua, dirinya tidak sengaja menabrak babi peliharaan warga setempat, sampai akhirnya kaki babi tersebut patah. Karena, teriakan babi tersebut yang sangat kencang, tak lama kemudian warga perkampungan tersebut pun berhamburan.
“Saya langsung di bawa ke rumah tokoh adat setempat. Saya disana duduk saja menunggu pemilik dari babi tersebut. Dan ternyata babi di Papua itu, sama seperti layaknya gajah di Thailand, jadi sangat dikeramatkan,” terangnya.
Pemilik babi tersebut, menginginkan saya untuk menerima hukuman adat, yakni saya direndam di rawa yang mengalir selama tiga bulan. Ismail pun merasa keberatan dengan hukuman tersebut, lalu Ismail meminta untuk didatangkan pihak kepolisian. Setelah melakukan perundingan singkat, akhirnya saya tetap mendapatkan hukuman adat direndam di rawa. Tetapi, hanya selama tiga hari saja, tidak jadi tiga bulan.
“Usai direndam selama tiga hari, saat dikeluarkan saya pun segera di bawa ke dokter. Karena kondisi badan saya tidak sehat, dan ternyata benar saja, saya mengalamj gejala Malaria Tropika, dan saya harus di bawa ke kota dan dirawat selama tiga bulan,” katanya.
Tidak hanya sekedar itu saja yang didapat selama mengowes di Papua. Tetapi, dirinya mengaku kalau Papua adalah daerah yang paling sulit. Karena, jalanan di berbagai daerahnya banyak yang terputus. Jadi, terkadang harus membuat jalur sendiri atau mengikuti jalan setapak yang memang sudah dibuat warga setempat.
“Papua benar-benar menjadi daerah yang tertinggal di kala itu,” tuturnya.
Ismail menjelaskan, selama menjelajah Indonesia selama 27 tahun, dirinya mengaku sudah 33 kali mengganti sepeda. Sepeda yang digunakannya terkadang rusak ataupun hilang. Tetapi, dari sebanyak itu dirinya berganti sepeda, sepeda pemberian dari Gubernur Timor Timur di tahun 1992, yakni Mario Viegas Carrascalao. Karena, pada saat dirinya telah sampai di Pulau Sulawesi, ada seseorang yang ingin membeli sepeda tersebut. Padahal, sepeda tersebut sudah menjadi bangkai dan tidak bisa dipakai lagi. Tetapi, orang tersebut memaksa saya untuk menjual sepeda tersebut, sampai akhirnya saya jual juga.
“Yang membuat saya terkejut, orang tersebut membeli bangkai sepeda dari Mario Viegas Carrascalao dengan harga Rp175 juta. Karena, ternyata orang tersebut penggemar dari Gubernur Timor Timur tersebut,” terangnya.
Sekarang ini, Ismail yang sampai sekarang ini belum menikah, sedang dalam perjalanan menuju pulang ke Indramayu. Ismail menceritakan, kalau selama 27 tahun berkeliling Indonesia, dirinya baru pulang ke kampung halamannya dua kali. Pertama pada tahun 2002 saat dirinya berada di Pulau Kalimantan.
Kala itu, dirinya harus dipulangkan ke kampung halaman, karena di daerah Sambas, Kalimantan Selatan sedang terjadi perang etnis. Saat itu, banyak sekali terjadi pembunuhan sadis. Jadi, untuk menjaga keamanan saya, pihak keamanan meminta saya untuk pulang. “Saya pun pulang ke kampung halaman, tetapi sepeda saya ditinggal di kepolisian sana. Setelah beberapa bulan, saya datang lagi ke kepolisian tersebut, mengambil sepeda saya, dan melanjutkan perjalanan,” katanya.
Lalu, kepulangannya kedua, pada tahun 2010, karena ada sanak saudara yang meninggal. Jadi, mengharuskan dirinya kembali ke Indramayu. Saat itu, dirinya sedang berada di Pulau Natuna di Kepulauan Riau.
Ismail menceritakan, sekali perjalanan yang dilakukannya bisa menempuh jarak 40 kilometer. Dan sekarang ini, dirinya sedang menempuh perjalanan menuju pulang, dan daerah yang menjadi destinasi dirinya setelah melewati Kota Depok adalah Bekasi. (*)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB