Senin, 22 Desember 2025

Selamat Jalan Kyai

- Jumat, 17 Maret 2017 | 11:10 WIB
RADAR DEPOK.COM  Wafatnya KH Hasyim Muzadi tentunya merupakan kehilangan besar bagi Indonesia. Pun demikian bagi warga Depok, dimana almarhum bermukim. Intinya, ulama besar Nahdlatul Ulama (NU) ini dikenal sebagai sosok cerdas nan ramah. Walikota Depok, Mohammad Idris memiliki kisah tersendiri dengan Kyai Hasyim. Selidik punya selidik, baik Kyai Hasyim dengan dirinya memiliki kesamaan. Sama-sama lulusan Pondok Pesantren Gontor. “Namun ketika itu (di Gontor), kami tidak bertemu. Setelah beliau tamat beberapa tahun, saya baru masuk. Beliau itu ketemunya dengan Pak Din Syamsuddin (mantan Ketum PP Muhammadiyah). Pak Din adik kelas Kyai Hasyim,” ungkapnya kepada Radar Depok. Jadi, kata Idris, pertemuannya dengan Kyai Hasyim baru terjadi di Depok. Kala ada kegiatan antar alumnus Ponpes Gontor. Adapun komunikasi intens, terjadi kala Idris masih menjabat Wakil Walikota Depok (2010-2015). “Beberapa kali kami undang dalam momen pengajian PNS, atau pula saat pengajian bagi ulama umaro,” beber dia. Kata Idris, dirinya masih ingat betul saat periode akhir dirinya sebagai Wakil Walikota Depok. Dalam suatu pertemuan, Kyai Hasyim memberi pesan tentang Surat At-Taubah. Poinnya, sifat Rasul itu, selain takut sama Allah SWT dalam hal mengeluarkan kebijakan. Tentu harus ada keberpihakan dan kedepankan kemaslahatan umat. “Itu pesan beliau saat saya mau jadi Walikota,” ujarnya. Selepas terpilih menjadi Walikota Depok, Idris menuturkan bila pertemuannya dengan Kyai Hasyim terjadi sekitar setahun lalu, saat milad Pesantren Gontor ke-90. Saat itupun ia diberi pesan lagi. “saya diminta untuk bersabar dalam menapaki pengembanan amanat rakyat. Banyak hambatan yang harus dihadapai. Tetap istikomah,” jelasnya. Adapun Kyai Hasyim dimata Idris, merupakan sosok yang sangat cerdas. Utamanya, dalam melihat permasalahan strategis ke depan. Tapi dalam bentuk menerawang. “Namun lewat analisa dan pengalaman. Selain juga dirinya memiliki gaya humor yang khas. Humor ilmiah, yang tidak disampaikan kecuali kepada alim ulama,” ungkap Idris. Lebih lanjut, sambungnya, adapun buah pikiran almarhum yang harus dilanjutkan yaitu soal menyeimbangkan. Keseimbangan tentang kepentingan yang memang harus diakomodir dalam satu kesepakatan, yang bisa dirasakan oleh semua pihak. “Keseimbangan inilah yang menjadikan dirinya sebagai lama moderat,” tegasnya. Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Abdullah Syam juga menjadi figur yang merasa kehilangan almarhum. Kyai Hasyim, kata dia, adalah ulama senior yang acapkali memberi bimbingan, terutama kepada generasi muda. “Bimbingan, terutama soal tutur Bahasa Arab sesuai kultur bahasa yang benar,” jelasnya. Tentang Bahasa Arab ini, dirinya pernah ada kisah dengan Kyai Hasyim. Sekali waktu, dirinya mau makan dan meminta tolong kepada orang Arab. Tentu memakai Bahasa Arab. “Saya mengucapkan Bahasa Arab, namun oleh beliau dibenarkan. Ada yang keliru,” kenangnya. Ia menambahkan bila wafatnya Kyai Hasyim merupakan kehilangan besar. Almarhum, olehnya, dinilai bukan hanya milik Nahdlatul Ulama. Namun sudah milik Bangsa Indonesia. “Beliau juga acapkali menjadi penengah dalam perdalamaian umat di luar negeri. Sangat bagus sekali. Jalan pikir yang bagus unutk ditiru. Bisa membangun kekuatan di atas perbedaan,” jelasnya. Sementara itu, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengatakan bila Kyai Hasyim adalah merupakan ulama yang punya pendirian teguh. Indonesia sangat kehilangan. “Di beberapa kesempatan saya dengan Kyai Hasyim sering bersama. Apalagi soal tugas sosialisasi,” beber dia. Ia juga menarih hormat kepada ulama besar ini, atas dedikasinya dalam pengembangan pendidikan generasi muda. “Luar biasa beliau perjuangannya. Pokok pikiran beliau, menjaga keragaman menjaga persatuan. Seorang negarawan lebih mementingkan kepentingan Indonesia nomor satu daripada kelompok,” tandasnya. (jun)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X