Senin, 22 Desember 2025

Kwarcab Kecam Foto Pramuka Makan di Tanah

- Senin, 27 Maret 2017 | 11:00 WIB
JANGAN DITIRU: Sebuah foto yang menunjukkan sekelompok anak berpakaian seragam pramuka makan di tanah berumput tanpa menggunakan alas, beredar di media sosial, Sabtu (25/3). IST RADAR DEPOK.COM – Sebuah foto yang menunjukkan sekelompok anak berpakaian seragam pramuka makan di tanah berumput tanpa menggunakan alas, beredar di media sosial, Sabtu (25/3). Foto tersebut mendapatkan kritik keras, bahkan kecaman dari sejumlah anggota gerakan pramuka. Ketua Kwarcab Pramuka Kota Depok, Nina Suzana menegaskan, pramuka tidak mengajarkan hidup jorok. Sehingga adanya kejadian makan bersama di atas tanah tanpa alas itu bukan kebiasaan pramuka. Nina mengatakan, pihaknya memprotes keras kepada pelatih dan pembina pramuka tersebut, yang mengajarkan dan melakukan pembiaran. “Untuk sanksinya itu urusan Kwarcab dan Kwardanya, bisa dicabut sertifikat pelatihnya. Karena, pramuka tidak pernah mengajarkan hal jorok semacam itu,” kata Nina kepada Radar Depok, kemarin (26/3). Sementara itu, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Ahdyaksa Dault mengatakan, foto yang mendapat kritik keras tersebut bukan bagian dari pendidikan dan pembinaan di Gerakan Pramuka. Dia dapat memastikan pembina kegiatan tersebut belum memenuhi kualifikasi pelatih dan pembina Pramuka. "Saya tegaskan ini bukan bagian dari pendidikan dan pembinaan di Gerakan Pramuka, saya sangat menyayangkan ini. Saya pastikan bahwa pembina kegiatan tersebut belum mengikuti atau memenuhi kualifikasi pelatih dan pembina Pramuka," ujar Adhyaksa dalam keterangannya di Instagram adhyaksadault. Adhyaksa menuturkan dirinya menerima foto di grup WhatsApp yang menunjukkan beberapa anak pramuka makan bersama di suatu tempat, namun nasinya ditaruh di rumput tanpa alas. Adhyaksa langsung mengecek pada Sabtu (25/3) pagi, dan mendapati foto tersebut sudah menyebar di media sosial. Adhyaksa mengaku sudah berkoordinasi dengan beberapa pembina Gerakan Pramuka tentang masalah ini. Antara lain, Kepala Pusdiklatnas Kwarnas Gerakan Pramuka Suyatno, Wakil Ketua Kwarnas Bidang Pembinaan Anggota Muda S Budi Prayitno, Wakil Ketua Kwarnas Bidang Pembinaan Anggota Dewasa Susi Yuliati, dan lain-lain. Adhyaksa menyampaikan, setiap harinya ada ribuan kegiatan Gerakan Pramuka dilaksanakan di setiap sekolah dan alam terbuka di seluruh Indonesia. Ada ribuan foto dan video kegiatan Pramuka di setiap telepon genggam dan laptop anak Pramuka. Semua kegiatan Pramuka itu menurutnya mendidik, menggembirakan, menginspirasi, menyenangkan, dan menguatkan persaudaraan anak-anak. Ia menyerukan kepada anggota Pramuka dimana pun berada untuk mengunggah semua foto dan video kegiatan Pramuka yang positif di medsos. Supaya, kata Adhyaksa, dunia tahu bahwa kegiatan Pramuka itu mendidik, menggembirakan, menginspirasi serta menyenangkan, menguatkan persaudaraan anak-anak. Ia tidak ingin Gerakan Pramuka tercoreng karena satu foto makan tanpa alas. Ia meminta agar panitia kegiatan tersebut ditegur dan diberikan pembinaan. Menurut dia, kejadian ini harus dijadikan pelajaran berharga dan tidak boleh terulang kembali. "Kita akan selesaikan ini dengan sebaik-baiknya. Paling lambat Senin (27/3), masalah ini sudah jelas duduk perkaranya dan selesai," kata Adhyaksa. Terpisah, Sekretaris Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Tangerang Dadang Sudrajat meminta maaf. Menurut dia, foto yang menyebar di media sosial hanya iseng semata. Tidak ada maksud untuk merendahkan nilai-nilai kepramukaan. "Tidak ada maksud merendahkan nilai-nilai kepramukaan yang jelas melarang apa yang terlihat dalam postingan gambar, kami tahu dan kami mohon maaf atas semua yang terjadi di lapangan, yang jelas peserta tidak makan nasi yang kotor, semua sudah diatur sesuai jadwal," kata Dadang, Sabtu (25/3). Kepastian lokasi foto itu berasal dari klarifikasi yang disampaikan oleh Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Tangerang. "Kami klarifikasikan bahwa semua itu hanya trik hukuman yang diberikan kepada peserta, karena pelanggaran disiplin jam Ishoma (Istirahat, Sholat dan Makan) yang tidak sesuai jadwal," jelas Dadang. Dadang juga menyatakan, hal tersebut dilakukan oleh panitia setelah meminta petunjuk dari Pamong Saka yang bertanggung jawab di lapangan. "Hal ini dilakukan oleh panitia atau Sangga Kerja untuk tindakan setelah minta petunjuk dari Pamong Saka yang bertanggung jawab di lapangan. Semua hanya dilakukan sebagai trik untuk tidak lagi melakukan kesalahan, untuk makan peserta tetap makan seperti biasa bersama-sama, dengan menu yang lain," tambahnya. Dadang mengatakan, nasi yang berada langsung di atas tanah hanya sebagian kecil saja. "Nasi yang di lapangan hanyalah sebagian kecil saja, dan tidak semua makan kecuali yg sudah disiapkan temannya yang lain di tenda," terang Dadang. (ina/gun)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X