Senin, 22 Desember 2025

Depok Nggak Pernah Tidur

- Senin, 27 Maret 2017 | 11:02 WIB
TAK PERNAH SEPI: Jarum jam sudah menunjukkan pukul 01:50 WIB, Minggu (26/3), tetapi kehidupan di pusat Kota Depok, Jalan Raya Margonda tetap hidup dengan aktivitas masyarakatnya. Foto:Ahmad Fachry /Radar Depok RADAR DEPOK.COM - Kehidupan malam merupakan budaya yang diadopsi dari kebiasaan masyarakat western alias barat. Kehidupan malam tidak hanya terjadi di kota-kota besar. Di kota berkembang yang masih berusia belasan tahun seperti Depok, kehidupan malam juga menjadi trend dan kebiasaan. Jarum jam menunjuk ke angka 00:30 WIB, Minggu (26/3). Puluhan motor yang didominasi pengendara remaja keluar dari Taman Merdeka Kecamatan Sukmajaya. Mereka terpaksa keluar lantaran tim Jaguar dari Polresta Depok masuk dan membubarkan tongkrongan mereka. “Biasanya langsung pada bubar,” kata Parmuji, tukang kopi yang berjualan di Jalan Sentosa Raya, Kecamatan Sukmajaya. Parmuji, satu dari ribuan orang yang mencari nafkah di Kota Sejuta Belimbing. Baginya, berjualan malam tidak kalah dengan siang hari. Malahan, lebih ramai di malam hari lantaran banyak anak muda yang membawa kendaraan mampir sejenak untuk membeli kopi dan aneka minuman yang ia jajakan. “Mulai banyak yang nongkrong, ya dari jam 10 malam ke atas, biasanya sampai jam 2 atau 3 pagi. Tapi kalau sudah sepi jam 1, saya juga tutup," tutur Parmuji. Tepat pukul 01:50 WIB, dari arah Jakarta melintasi fly over UI, lewat sedikit terdapat sebuah tugu bertuliskan 'SELAMAT DATANG DI PROP. JAW R". Maaf, bukan kesalahan penulisan, tapi memang begitu kondisi sebenarnya. Tidak lengkap, entah memang copot akibat tergerus waktu atau sengaja dicopot oknum yang tidak bertanggung jawab. Entah luput dari perawatan atau pengawasan, yang jelas belum ada satu provinsi di Indonesia melakukan pemekaran dengan nama 'Prop. Jaw. R'. Masuk lebih ke dalam, plang Selamat Datang Kota Depok nyaris tertutup pohon yang ditanam di tengah separator jalan pembelah Margonda. Tanpa penerangan, kontras dengan neon sign toko-toko yang ada di sepanjang jalur utama Kota Depok. Nama jalan yang diambil dari pahlawan Kota Depok itu lalu-lalang kendaraan bermotor masih tampak, meski volumenya tidak sebanyak di siang hari. Bahkan, tukang ketoprak pun masih dengan lincah menggerakan codet kayunya melumat biji kacang memenuhi pesanan pengendara yang istirahat di lapaknya. Hingga pukul 02:01 WIB pun masih ada pengendara ojek online yang tengah beristirahat dekat Gang Kober Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, sambil berharap ada customer yang masuk melalui aplikasi di telepon pintarnya. Laju roda kendaraan tim Radar Depok berhenti tepat di celungan Hotel Margo di bawah Jembatan Penyebrangan Orang (JPO), terdengar suara yang diputar berulang-ulang 'tahu bulat digoreng dadakan, hangat-hangat'. Gerobak motor yang disulap menjadi tempat usaha tahu bulat milik Yana Suryana pukul 02:20 WIB masih menggoreng puluhan tahu bulat. Beberapa pengendara mobil pun dengan setia menunggu pesanannya masak. "Kalau malah tidak digoreng banyak, takut cepat dingin,” tutur Yana yang malam itu ditemani putrinya. Kata dia, pengendara sering berhenti untuk membeli dagangannya. Bahkan, menjadi tempat mangkal ojek online kala malam. “Kadang sampai jam 3, baru pulang. Tapi kalau sudah habis, jam 1 juga sudah balik," kata Yana. Sepanjang Jalan Margonda, memang masih terlihat warung rokok dan kopi yang menjajakan dagangannya, meski matahari hampir tampak. Tetapi, ketika sampai di Simpang Ramanda, tim Radar Depok berbelok menuju fly over Stasiun Depok Baru. Pukul 02:40 WIB, melihat ke bawah dari fly over malah lebih ramai dari Jalan Margonda, yakni para pedagang yang mulai menyiapkan dagangannya. Pukul 02:55 WIB, aktivitas jual beli antara pedagang dengan konsumen di bawah fly over sudah mulai terjadi. Kata salah satu keamanan di Pasar Kemiri, Yongki, memang di pasar aktivitas sudah ramai sejak pukul 02:00 WIB, mereka mulai dari menerima pesanan barang dagang, mulai dari sayur mayur, tahu hingga buah-buahan. “Mereka siap-siap dari dini hari, pembeli dari warung biasanya sudah datang dari jam 4 pagi, mereka kan jualan lagi di wilayahnya. Kalau pembeli biasa dari jam 6 sampai jam 9 ramainya," ucap Yongki. Salah satu pedagang yang merapikan sayur mayur dagangannya, Tati Haryati mengatakan, barang-barang di drop dari Pasar Induk Kramat Jati ke Pasar Kemiri jelang dini hari. “Biar sayurnya tidak cepat layu, jadi dari subuh didropnya," tutur Tati. Bergeser ke Warung Kopi Pancong, yang konon katanya ramai didatangi remaja saat malam, sekitar pukul 03:30 WIB. Sayang, saat sampai, sudah mulai sepi pembeli. Salah satu penjaga parkir, Alex mengatakan, tiap malam memang selalu ramai di tempat tersebut. Tidak hanya puluhan, tetapi ratusan motor berlabuh di warkop yang terkenal dengan sucang (susu kacang) dan pancongnya. Namun, ia tidak bisa mengkalkulasi berapa jumlah pengendara yang biasa datang ke sana. "Pokoknya lumayan, paling tidak di atas 100 motor, ini warkop 24 jam," tutur Alex. Selain tempat nongkrong, lokasi yang sering dikunjungi masyarakat Depok adalah perhotelan. Public Relation Hotel Santika Depok, Marcia Sabrina Mustika, mengatakan, dalam sebulan perhitungan ocupancy rate adalah 65-70 persen. “Pengunjungnya beragam, ada yang dari Depok dan dari luar Depok,” katanya. Marcia menambahkan, paling banyak yang dikunjungi adalah hari Senin-Jumat. “Paling ramai hari-hari itu, karena mungkin Sabtu-Minggu orang lebih memilih tempat rekreasi,” kata Marcia. (cky)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X