KHUSYUK BERDOA: Ratusan umat Hindu khusyuk berdoa dalam perayaan Hari Raya Nyepi 1 Saka 1939 di Pura Tribhuana Agung, Jalan Kerinci Raya, Abadijaya, Sukmajaya, Senin (27/3). Kegiatan ini diisi dengan sembahyang atau ibadah lainnya dan membawa berbagai sesaji serta memanjatkan doa. Foto:Ahmad Fachry/Radar Depok
RADAR DEPOK.COM – Ratusan umat Hindu di Kota Depok turut merayakan Hari Raya Nyepi 1 Saka 1939. Mereka tampak khusyuk berdoa di Pura Tribhuana Agung, Jalan Kerinci Raya, Kelurahan Abadaijaya, Kecamatan Sukmajaya, Senin (27/3). Sebelum hari H, mereka melaksanakan upacara Tawur Agung Kesange, yaitu menyucikan diri sebelum melaksanakan Catur Brata saat Nyepi.
Pada Hari Raya Nyepi tahun ini, umat Hindu di Pura Tribuana Agung sudah melaksanakan Melasti yaitu persembahyangan di Pura Segare di Cilincing Jakarta Utara pada 25 Maret dan H-1 sebelum nyepi melakukan upacara Tawur Agung Kesange di Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur.
Ketua Panitia Hari Raya Nyepi Pura Tribhuana Agung Banjar Depok, I Nyoman Sandiarta mengatakan 25 Maret sudah melaksanakan upacara melasti, yakni Upacara penyucian wana agung (alam semesta) dan wana alit (diri sendiri) Di Pura Segara Cilincing Jakarta Utara.
"Kami melaksanakan bersama-sama dengan upacara memohon air suci dengan membawa air atau tirta di tengah samudera dan menaruh persembahan di sana," kata Nyoman kepada Radar Depok.
Dia menjelaskan, upacara ini untuk tirta kamandalu, yaitu untuk penyucian wana agung dan wana alit sendiri, sebab apa yang ada dalam jagat raya juga ada di dalam tubuh manusia juga.
Kemudian, sebelum merayakan hari Raya Nyepi pada waktu menyambut tahun baru saka tepatnya H-I sebelum Nyepi melakukan upacara Tawur agung kesange (sembilan). Karena Sange itu menunjukan sasih (bulan) ke sembilan dimana umat Hindu mengatakan bulan ke sembilan itu yang terakhir.
"Setelah Nyepi, tahun baru saka itu jatuh pada tanggal 28 Maret, sudah beralih dari sasih ke sembilan menjadi bulan ke sepuluh, Di masehi ada Desember, kami di Hindu peritungannya begitu, karena angka sembilan menjadi angka magis," tuturnya.
Senin (27/3) umat Hindu di Pura Tribuana Agung sekitar 150 kepala keluarga akan melakukan upacara Tawur Agung Kesange di pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur mulai dipersiapkan pukul 08:00-12:00 WIB, kemudian setelah itu kembali melaksanakan upacara tersebut di pura Tribuana Agung pukul 15:00 WIB.
Pada Upacara Tawur Kesange di Pura Tribhuana Agung, juga melakukan upacara Mecaru, artinya mensucikan alam, dimana ada beberapa sesajen, dan doa-doa yang dipanjatkan.
"Ini memberikan makanan untuk butakala artinya pengganggu atau roh-roh jahat. Agar tidak mengganggu dan tenang, sehingga pelaksanaan Nyepinya berjalan lancar," tutur Nyoman.
Kemudian, kata Nyoman, dilanjutkan dengan sembahyang bersama di pura dan melakukan sembahyang sendiri di rumah dan besoknya (hari ini. Red) melaksanakan tapa brata penyepian atau hari Raya Nyepi. Di sini, lanjut dia ada empat kegiatan, yakni Amati geni (tidak menyalakan api), Amati karye (tidak bekerja), Amati Lelunganan (tidak bepergian) dan Amati lelanguan (tidak melaksanakan kegiatan pesta pora dan sebagainya).
"Saat nyepi itu lebih memusatkan diri untuk melakukan instrospeksi diri merenungkan perbuatan yang kita lakukan selama tahun saka lalu dan apa yang belum dilakukan. Kemudian tahun Saka yang baru dapat dilakukan, dengan suatu harapan, di tahun saka yang baru dapat dilaksanakan," terang Nyoman.
Selanjutnya lanjut Nyoman ada Darmasanti, di tingkat nasional biasanya seluruh umat hindu nanti dipusatkan di satu kota. Tapi, di Depok Darmasanti belum diputuskan kapan pelaksanaannya. "Kalau dimuslim, halal bihalal istilahnya," tandasnya.
I Putu Gede mengatakan, saat perayaan Nyepi, yang paling sulit adalah hari H-nya, karena harus melawan empat pantangan. Sebab, semua pantangan ini dilakukan untuk mengekang hawa nafsu dan segala keinginan jahat sehingga dicapai suatu ketenangan atau kedamaian batin. "Dengan Catur Bratha penyepian umat bisa menginstrospeksi diri atas segala perbuatannya yang baik di tahun berikutnya," katanya.
Ia berharap berbagai ritual yang dilakukan dapat berdampak mewujudkan harmonisasi dan kebersamaan baik antarsesama umat Hindu maupun dengan umat beragama lainnya. "Sehingga tercipta kedamaian di Depok pada khususnya," tandasnya. (cky)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB