Suryadi
Mantan Ketua PK Golkar Cilodong
RADAR DEPOK.COM – Kisruh internal Partai Golkar Kota Depok makin meruncing. Tiga Pengurus Kecamatan (PK), yakni PK Golkar Cilodong, Cipayung, Tapos, dan pengurus kelurahan (PeKel) Golkar se-Kecamatan Cipayung menyatakan sikap mengundurkan diri dari kepengurusan partai Golkar.
Mundurnya sejumlah PK Golkar tersebut diduga lantaran kehadiran mantan Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok Babai Suhaimi dan Anggota DPR RI Wenny Haryanto yang memberikan bantuan guna mendukung gelaran Musyawarah Kelurahan (Muskel) di sejumlah kecamatan.
Imbas dari bantuan tersebut, DPD Golkar Kota Depok meminta para pengurus di tingkat PK agar mengembalikan bantuan. Jika tidak maka yang bersangkutan akan dipecat. Tak gentar dengan ancaman itu, sejumlah ketua PK memilih mengundurkan diri. Seperti dilakukan Ketua PK Golkar Tapos, Ogon Mahmudin.
Ogon mengaku, saat mendapatkan dukungan bantuan anggaran untuk perhelatan Muskel sebesar Rp5 juta dari Anggota DPR RI Wenny Haryanto, dirinya tidak berkoordinasi ke pengurus DPD. Ia beralasan, hal tersebut tidak ada komitmen sebagai pengurus partai di kecamatan terhadap DPD.
“Saya mengaku bersalah tidak melapor telah mengajukan bantuan ke bu Wenny buat muskel di tujuh kelurahan. Tapi uang itu memang kami gunakan untuk muskel, sudah enam kelurahan yang melaksanakan muskel,” kata Ogon kepada Radar Depok, kemarin (29/3).
Selain itu Ogon mengaku, pengunduran dirinya tidak serta merta keluar dari PK Golkar Tapos, melainkan ia diangkat menjadi pengurus di DPD Golkar Kota Depok. “Saya naik di kepengurusan kota, yang menggantikan saya sekarang ini di jabat plt ketua PK Tapos yaitu pak Nurhasim. Selanjutnya ada musyawarah luar biasa kecamatan," ungkap Ogon.
Menurut Ogon, selain dirinya ketua PK Golkar yang ikut mengundurkan diri yaitu ketua PK Cipayung, Bojongsari, dan Cilodong.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok, Farabi A Rafiq mengatakan, belum bisa memberikan penjelasan lebih serta alasan terkait mundurnya sejumlah ketua PK Golkar tersebut.
“Betul (mundur, Red), tapi saya mau verifikasi dulu, nanti kami beritahu. Sekarang dalam tahap koordinasi dan verifikasi,” terang Farabi kepada Radar Depok, kemarin (29/3).
Sebelumnya, Ketua PK Golkar Cilodong, Suryadi telah dipecat DPD. Belakangan diketahui, pemecatan ada hubungannya dengan pelaksanaan muskel. Suryadi menuding, pemecatannya tidak sesuai AD/ART partai. "Awalnya begini. Muskel kami dibantu bu Wenny. Kemudian saya dipanggil ke DPD buat klarifikasi. Ternyata di DPD juga ada Rokib, Ketua PK Cipayung. Dia sudah dipecat lebih dulu. Saya merasa dihakimi," kata Suryadi.
Suryadi menyatakan, pengurus DPD memintanya mengembalikan bantuan dari Wenny. Karena dinilai bantuan tidak melalui koordinasi DPD. “Saya bilang bantuan itu sudah habis. Tapi DPD tetap minta saya mengembalikan," ucap Suryadi.
Pertemuan tersebut sempat memanas. Hingga akhirnya dalam kesimpulan, Suryadi mesti angkat kaki dari partai berlambang Pohon Beringin itu. "Tahu-tahu saya diminta menandatangani surat pengunduran diri,” beber dia.
Menyoal ini, dirinya mengaku tidak mempersoalkan. Ia ingin menenangkan pikiran dulu. "Saya tidak apa-apa. Tak masalah. Mau colling down dulu sama PeKel," tegasnya.
Terpisah, mantan Ketua DPD Partai Golkar Kota Depok Babai Suhaimi, yang dikaitkan dalam persoalan ini mengaku terkejut dan menyayangkan keputusan pengunduran sejumlah pengurus Golkar. "Membangun partai itu tidak mudah dan butuh kebersamaan. Mundurnya beberapa pengurus berarti kehilangan orang-orang yang bisa jadi telah banyak berjasa membangun dan membesarkan partai," ungkap Wakil Ketua DPD Tk I Partai Golkar Provinsi Jawa Barat.
Babai juga mengaku heran jika kehadiran dan dukungan yang diberikannya bersama Wenny Haryanto menjadi polemik. Padahal, ia dan Wenny merupakan kader Golkar yang ingin membantu kegiatan partai.
"Saya dan Bu Wenny kan masih orang Golkar. Ibu Wenny anggota DPR-RI yang memang Dapilnya Jabar VI Kota Depok dan Kota Bekasi, sangat peduli dengan partai, senantiasa membantu jika dibutuhkan dan diminta. Di sela kesibukannya, bahkan kerap menyempatkan diri turun ke pengurus di bawah dan masyarakat. Apa salahnya membantu? Justru meringankan beban partai, karena memang untuk penyelenggaraan kegiatan butuh biaya," tutur Babai.
Meski menyayangkan perihal mundurnya sejumlah kader, Babai mengatakan, tidak bisa mengintervensi DPD. Ia berharap, DPD Golkar bisa mengkaji permasalahan dan menyelesaikan secara bijak. "Harusnya pengurus yang ada dipertahankan bahkan ditambah. Belum tentu bisa ditemukan orang-orang loyal kepada partai," harap Babai.
Sedangkan Ketua PK Golkar Cipayung, Abdul Rokib saat dihubungi memilih tidak mau berkomentar soal pengunduran dirinya.(irw)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB