Senin, 22 Desember 2025

Bandit Pengganjal Kartu ATM Didor

- Sabtu, 29 Juli 2017 | 10:16 WIB
MERINGIS KESAKITAN : Dua dari enam komplotan penganjal kartu ATM di Depok,Indra Winata (28) dan Adison (21) didor Polresta Depok, kemarin. Foto : Fahmi/Radar Depok RADAR DEPOK.COM - Dua dari enam komplotan penganjal kartu ATM di Depok, didor Polresta Depok, kemarin. Indra Winata (28) dan Adison (21), tersungkur kena timah panas di Gunung Putri Citeureup, Bogor saat Unit Reserse Kriminal Khusus Polresta Depok menyergap. Selama menjalankan aksinya kedua bandit ini, sudah mampu menarik uang dari ATM sebesar Rp127 juta. Modus operandi yang dilakukan komplotan ini, dengan memasang alat pengganjal kartu berupa mika. Dan menempelkan stiker call center palsu. Saat beraksi, pelaku memiliki peran masing-masing. Ada yang melobi korban dan mengarahkan untuk menelpon call center, yang merupakan teman komplotan. Setelah itu nanti pelaku meminta no pin dan kemudian diblokir, padahal tak diblokir. "Empat orang masih buron. Terus kami kejar, termasuk otak dari kejahatan ini," tegas Wakapolresta Depok, AKBP Faizal Ramadhani kepada Harian Radar Depok, kemarin. Faizal menjelaskan, pelaku berakasi secara profesional dan memiliki peran masing-masing, sehingga korban mudah diperdaya. Ada yang bertugas memantau ATM, ada yang memasang alat pengganjal kartu berupa mika. Ada juga sebagai call center palsu. “Nah, Indra ini yang kami tangkap untuk melobi korban dan mengarahkan untuk menelpon call center, padahal temannya sendiri," jelas dia. Pelaku juga, sambung Faizal, membuat stiker khusus bertulisakan nomor call center palsu yang dipasang di mesin ATM. Saat menelpon nomor tersebut korban diperintahkan untuk memberikan nomor pin ATM, dengan alasan sebagai syarat untuk memblokir kartu tersebut sebelum diganti dengan yang baru. “Sangat terorganisir komployan ini,” katanya. Sementara, Indra Winata mengaku, usai korban pergi meninggalkan ATM, dia langsung mengambil kartu ATM tersebut. Dan menari secara berkala dengan pin yang sudah didapat rekannya. "Saya tarik tunai, terus transfer ke teman. Total Rp120 juta yang kita ambil," ujar Indra sambil mengerang kesakitan di Polresta Depok. Selama beraksi, Indra sudah menjalankan dua kali di ATM BRI kawasan Pelni, Cisalak. Aksi yang pertama ia dan rekannya berhasil menarik Rp7 Juta. Masih di Polresta Depok, Manajer Pemasaran BRI KCU Depok, Prima Imanuddin, mengapresiasi kinerja kepolisian dalam meringkus komplotan yang meresahkan nasabah tersebut. "Ini bentuk vandalisme dan perusakan fasilitas ATM kami. Karena ada unsur kriminal dan pidana, kami serahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian," kata Prima. Ia mengimbau, agar nasabah lebih waspada dengan modus seperti ini. Ia bahkan menyarankan untuk tidak memberikan nomor pin kepada siapapun, termasuk petugas bank hingga ibu kandung sendiri. Standar call center BRI 14017. Menurutnya, saat memasukan ATM, periksa apakah ada bahan pengganjal, periksa mulut ATM apakah ada tempelan. Apapun yang terjadi jangan pernah memberikan pin kepada siapapun. “Kalau kartu tertelan, selama pin aman tidak usah menelpon call center. Jadi bisa langsung datang ke kantor cabang untuk dibuatkan yang baru," tandasnya. Komplotan ini terkuak berkat adanya laporan warga Cisalak, Kota Depok, Nina Siti Rumiah (52). Dia kaget karena uang yang tersimpan di rekeningnya senilai Rp125 juta habis dalam sekejap. Padahal, ia tak melakukan transaksi apapun pascakartu ATM miliknya tertelan dalam mesin ATM BRI di kawasan Komplek Pelni, Sukmajaya, Sabtu 15 Juli 2017.(hmi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X