Laporan: Moh. Badruddin Ali
(Ketua Rombongan KBIH Arrahmaniyah)
Saat ini seluruh jamaah haji sedang menunggu pelaksanaan puncak ibadah haji yaitu, wukuf di padang Arafah, Mabit di Muzdalifah dan melontar di Mina.
Kegiatan yang dilakukan para jamaah haji masih seputar ibadah salat 5 waktu ke Masjidil Haram, umrah sunnah, thawaf sunnah, membaca Alquran, dzikir, wirid, dan sebagainya sesuai kemampuan para jamaah.
Umrah secara bahasa mengandung arti 'kunjungan', sementara secara syar'i umrah adalah kunjungan ke Baitullah (Rumah Allah) di Mekah dalam keadaan berihram (memakai pakaian ihram serta tidak melakukan larangan ihram) dan melaksanakan tata cara (manasik) yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, hampir seluruh rukun haji dilaksanakan (kecuali wuquf di Arafah), dan umrah itu sendiri bisa disebut juga haji kecil.
Sedangkan thawaf sunnah adalah thawaf yang boleh dilakukan kapan saja dan bisa dikerjakan berulang kali. Hal ini seperti yang disampaikan dari Ali bin Abi Thalib yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Perbanyaklah melakukan thawaf di Baitullah semampu kalian sebelum kalian terhalang untuk melakukannya.” (Akhbar Mekah, Fathul Bari, Musannaf Abdurrazaq).
Maka, berdasarkan hadits di atas, diperkenankan bagi setiap jamaah haji untuk memperbanyak melakukan tawaf sunnah di Baitullah. Ibadah thawaf sunnah ini dapat dikerjakan pada siang ataupun malam, pagi maupun sore.
Tidak ada waktu haram untuk melakukan thawaf sunnah. Hanya, bila salat fardhu dilaksanakan, thawaf sunnah dihentikan sesaat, lalu kemudian dilanjutkan kembali.
Thawaf sunnah pun adalah sebuah tahiyyat (penghormatan) kepada Baitullah. Sangat dianjurkan bagi setiap jamaah haji begitu masuk Masjidil Haram untuk mengerjakan thawaf sunnah selagi sempat.
Inilah satu-satunya masjid di dunia yang tahiyatnya dengan thawaf bukannya shalat dua rakaat tahiyyatul masjid. Namun, bila waktu dan kondisi tidak memungkinkan untuk thawaf sunnah, jamaah haji diperkenankan menggantinya dengan salat sunnah tahiyyatul masjid.
Adapun tata cara thawaf sunnah adalah sama dengan thawaf lainnya. Dimulai dengan cara istilam ke arah Hajar Aswad, lalu melanjutkan perjalanan berputar ke arah kiri dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Usai itu, kemudian salat sunnah thawaf di belakang Maqam Ibrahim. (gun)