Senin, 22 Desember 2025

Depok KLB Difteri

- Sabtu, 9 Desember 2017 | 10:00 WIB
DEPOK–Wabah penyakit Difteri di Kota Depok sudah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB). Waspadanya lagi, Depok masuk kota ketiga terbanyak kasus penyakit mematikan tersebut se-Jawa Barat (Jabar). Tak ayal, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendahulukan tiga provinsi : DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dalam melakukan imunisasi Senin (11/12). Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Sukwanto Gamalyono menyebutkan, Depok sudah KLB. Kota Depok menjadi kota urutan ketiga se-Provinsi Jawa Barat jumlah kasus difteri terbanyak setelah Purwakarta dan Karawang. Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi kedua dengan jumlah kasus Difteri terbanyak setelah jawa timur. Gamal mengatakan, dari total 125 kasus yang tersebar di 18 Kab/Kota se Jawa Barat, Kota Depok menempati urutan ketiga dengan total suspect sebanyak 12 kasus, dimana empat diantaranya dinyatakan positif. “Purwakarta  sebanyak 27 kasus dan Karawang 16 kasus,” kata Gamal kepada Harian Radar Depok, kemarin. Menurutnya, bagi yang dinyatakan positif bisa dilakukan penyembuhan. Namun, terkait penyakit tersebut yang paling utama merupakan pencegahan dengan melakukan vaksinasi. “Dinas Kesehatan setempat harus rutin melakukan vaksinasi, serta penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,” terang Gamal. Keharusan vaksinasi tersebut diharapkan dapat dilakukan kepada semua anak, sehingga memiliki anti body yang kuat dan akan memutus mata rantai virus tersebut. Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Lahmudin Abdullah mengatakan, Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas sebagai pelayan masyarakat, mesti segera lakukan sosialisasi pencegahan secepat mungkin. “Hal tersebut bertujuan agar jangan sampai ada warga Depok yang kena virus itu, atau bisa panggil para kader, atau para RT kumpulkan untuk mendapat pengarahan yang cepat,” singkat Lahmudin. Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Oscar Primadi menyebutkan, terkait merebaknya wabah difteri di sejumlah provinsi di Indonesia, Kemenkes akan mulai memberikan ORI, atau Outbreak Response Immunization mulai Senin (11/12) di tiga provinsi, Dki Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Ketiga provinsi itu menjadi yang pertama mendapatkan pelaksanaan ORI, dari sebelas provinsi yang melaporkan kejadian luar biasa (KLB) difteri. Pemberian imunisasi dijadwalkan berkala selama tiga kali, yakni pada 11 Desember 2017, 11 Januari 2018 dan 11 Juli 2018. "Itu prioritas dulu, karena yang tiga (provinsi) ini banyak, provinsi yang lain direncanakan berikutnya," ujar Oscar menambahkan. Menurut catatannya, tiga provinsi tersebut juga tergolong banyak kasusnya, dan berpotensi transmisi penyakit menular masih tinggi, karena padat penduduk, dan mobilitas tinggi. "Jawa timur juga sebenarnya banyak, tapi sudah melaksanakan ORI duluan," tambah dia. Sebelumnya, Kemenkes mencatat pada kurun waktu Oktober-November 2017, ada 11 provinsi yang melaporkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) difteri di wilayah kabupaten/kotanya. Kesebelas provinsi itu, yakni Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Oscar mengatakan, pemberian imunisasi ORI akan diberikan pada 11 Desember mendatang di tiga provinsi untuk anak-anak usia 1 sampai kurang dari 19 tahun. Sementara itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Mohamad Subuh dalam pernyataan rilis yang juga dimuat di laman Depkes mengungkapkan, data kasus difteri yang terjadi di sejumlah provinsi di Indonesia. Di Jawa Barat terdapat 123 kasus dengan 13 kematian yang tersebar di 18 kabupaten/kota. Kasus terbanyak ada di Purwakarta dengan 27 kasus disusul Karawang dengan 14 kasus. Sementara, di Banten terdapat 63 kasus dengan 9 kematian. Sampai sekarang ada 3 orang dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang, 2 pasien dari Kota Tangerang dan 1 orang dari Depok. Tingkat penularan difteri, lanjut Subuh, sangat tinggi karena penularan bakteri melalui percikan ludah saat bersin atau batuk, itu sangat mudah menular. Karena itu, dirinya menekankan untuk melakukan ORI, artinya pemberian imunisasi ulang secara massal kepada seluruh wilayah yang terdapat kasus difteri. ''ORI dilakukan 3 putaran. Jarak pemberian putaran pertama dan kedua adalah 1 bulan, sedangkan jarak antara putaran kedua dan ketiga adalah 6 bulan. Putaran pertama dilaksanakan pada 11 Desember 2017, dilanjutkan pada 11 Januari dan 11 Juli 2018,'' tegas Subuh. Untuk saat ini ORI akan dilakukan di 12 kabupaten/kota. ORI di DKI Jakarta akan dilakukan di Jakarta Utara dengan target 512.208 orang, dan Jakarta Barat dengan target 722.202 orang. Sementara, di Jawa Barat akan dilakukan di Purwakarta dengan target 310.150 orang, Karawang 713.087 orang, Kota Depok 668.835 orang, Kota Bekasi 836.660 orang, dan Kabupaten Bekasi 1.100.446 orang. Selain itu, di Banten akan dilakukan di Kota Tangerang dengan target 618.509 orang, Kabupaten Tangerang 1.189.124 orang, Kabupaten Serang 526.270 orang, Kota Serang 238.491 orang, dan Kota Tangerang Selatan 478.594 orang. Menurut Subuh, seluruh Kepala Dinas Kesehatan menyatakan siap melaksanakan ORI 3 putaran dan Kemenkes menyiapkan logistiknya. Subuh meminta kepada semua warga untuk lindungi diri sendiri dengan memastikan anggota keluarganya telah memiliki status imunisasi lengkap mengingat penyebaran difteri sudah semakin berkembang. Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Noerzamanti Lies Karmawati mengatakan, terdapat 12 kasus penderita penyakit difteri dan satu di antaranya meninggal dunia. “Di Depok ada 12 kasus tersangka atau suspect, yang 4 positif dan satu meninggal sedangkan delapan lainnya negatif,” jelasnya, Kamis (7/12). Kasus penyakit difteri tersebut, lanjutnya, diakibatkan dari imunasi yang tidak di berikan secara komplit sehingga tubuh sangat rentan di serang oleh berbagai macam penyakit salah satunya adalah penyakit difteri. Dari 12 kasus tersebut, lanjut Lies, merupakan anak-anak yang tidak diimunisasi dan anak-anak dengan imunisasi tidak lengkap. Dan 12 kasus tersebut berada di empat wilayah di Kota Depok. “Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Cilodong, dan Tapos,” lanjut Lies. Terkait lokasi tepatnya dan satu korban yang meninggal atas kasus tersebut, Lies enggan mengungkapkannya. Lies hanya berharap agar orang tua lebih lagi memperhatikan serta memberikan imunisasi kepada buah hatinya secara lengkap agar terhindar dari berbagai macam penyakit. “Salah satu imunisasi rutin yang harus diperoleh setiap bayi adalah vaksin DPT (dulu), sekarang vaksin DPT-HB-Hib adalah imunisasi untuk mencegah penyakit difteri (selain penyakit Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Hemofilus influenza type b),” ucapnya. Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan secara dini di antaranya, hindari kontak dengan penderita suspect, apabila terjadi kontak maka segera mendapatkan obat antibiotik dan juga dilakukan pemeriksaan apus tenggorokan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, memeriksa status imunisasi rutin pada anak-anak. “Serta Ikut mendukung pelaksanaan ORI yang akan dilaksanakan oleh dinkes, yaitu imunisasi untuk pencegahan difteri dengan sasaran anak usia 1 – < 19 tahun,” pungkasnya.(ade/hmi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X