Senin, 22 Desember 2025

Gempa Banten Guncang Depok, Pengunjung Hamil 6 Bulan Syok

- Kamis, 25 Januari 2018 | 12:17 WIB
ADE/RADAR DEPOK
PANIK : Suasana Balaikota Depok saat dilanda gempa bumi berkekuatan 6,1 SR. Beberapa masyarakat terlihat histeris hingga pingsan. DEPOK – Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di gedung Dibaleka II Pemkot Depok dibuat panik, Selasa (23/1) siang. Mereka berhamburan ke luar gedung guna menyelamatkan diri, ketika terjadi gempa yang cukup besar. Gempa dengan kekuatan 6,1 SR ini, ternyata titiknya ada di Samudra Hindia, Kedalaman 64 km, 43 km Sebelah Barat Daya Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Saat kejadian, diketahui seorang pengunjung gedung Dibaleka II Pemkot Depok yang tengah hamil enam bulan tampak syok dan pingsan. Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Noorzamanti Lies Karmawati menyebutkan, pengunjung perempuan tersebut berasal dari Lantai 1 sudah terlihat lemas. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim SPGDT 119, kemudian perempuan tersebut dibawa ke Rumah Sakit Hermina di Jalan Raya Siliwangi, Pancoranmas. “Sampai saat ini masih syok, mungkin karena kaget. Dia sedang hamil enam bulan, untuk perkembangannya nanti di update lagi. Korban lain kami belum dapat laporan lagi,” kata Lies kepada Radar Depok, kemarin (23/1). Selain di lantai 1 gedung Dibaleka II, kepanikan juga terjadi di kantin basement, perpustakaan dan sejumlah gedung lainnya di sekitaran Balaikota. Suasana menjadi tegang, ditambah suara hantaman benda jatuh yang membuat masyarakat semakin panik dan berteriak. Salah seorang saksi mata, Bambang (32) mengatakan, dirinya yang merasakan detik-detik menegangkan tersebut bercerita. Saat itu dia sedang berada di kantin. “Saya sempat nggak percaya kalau gempa, saya pikir cuma saya yang merasakan,” katanya. Bambang sempat hening beberapa saat, hingga dirinya turut dalam kerumunan masyarakat menyelamatkan diri. “Pas kita lagi lari, ada suara brak sebanyak tiga kali, itu makin panik tuh,” kata Bambang. Diluar gedung, keriuhan bercampur baur. Ada yang menangis, shock, hingga pingsan. Seluruhnya terkumpul di depan gedung sambil memperhatikan gedung. Salah seorang ASN, Mohammad Thamrin mengaku, saat kejadian dirinya tengah berada diruang kerjanya yang terletak di lantai empat. Saat itu dirinya segera bangkit dan beranjak turun untuk menyelamatkan diri. “Pas diruangan saya merasa goyang, terus staff juga panik,” kata pria yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan tersebut. Thamrin mengatakan, akibat gempa yang berdurasi kurang lebih dua menit tersebut belum didapati laporan tentang adanya gedung bangunan sekolah yang runtuh. “Belum ada laporan, mudah mudahan saja tidak ada,” katanya. Sementara itu, Anggota Tagana Kota Depok, Big Donny mengatakan, dirinya yang langsung siaga di dalam gedung memastikan kondisi dalam gedung dalam kondisi steril. “Setelah berasa goyang, saya segera keluar dari sekretariat Tagana, dan menuju gedung untuk mengevakuasi masyarakat,” kata Donny. Donny mengatakan, beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, hanya ada beberapa dinding keramik gedung yang terjatuh, kaca retak, dan beberapa atap plafon yang runtuh. “tidak ada korban, hanya luka luka ringan aja ketika mereka berlari mungkin terjatuh karena panik, tapi sudah ditangani,” katanya. Pantauan Radar Depok, sejumlah titik di gedung Dibaleka II seketika berantakan akibat puing dinding ubin berjatuhan. Tak hanya itu, salah satu ruangan di Perpustakaan Kota Depok juga mengalami kerusakan yakni plafonnya yang runtuh. Kepanikan masyarakat akan gempa tersebut, bukan hanya terjadi di Balaikota Depok, beberapa tempat pelayanan publik seperti Rumah Sakit juga turut dilanda kepanikan. Salah satunya di Rumah Sakit Hermina, terlihat beberapa pasien terpaksa dibawa keluar untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pusat gempa yang berkekuatan 6,1 Skala Richter (SR) berlokasi di Provinsi Banten. “Pusat gempa di Samudera Hindia dengan kedalaman 64 km berjarak 43 km barat daya Kabupaten Lebak Provinsi Banten,” kata Sutopo dalam keterangan persnya yang diterima Radar Depok, Selasa (23/1). Sutopo mengatakan, gempa yang dirasakan di daerah Jakarta, Banten, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah tersebut tidak berpotensi tsunami.  “Untuk warga Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor memang cukup berdampak karena kekuatan gempa mencapai IV-V MMI (ringan hingga sedang),” katanya. Kekuatan gempa IV-V MMI, lanjut Sutopo, menyebabkan masyarakat berhamburan keluar bangunan dan rumah. Masyarakat yang berada di perkantoran, apartemen, hotel dan bangunan yang tinggi merasakan guncangan lebih keras sehingga panik dan berhamburan keluar bangunan. Sutopo mengimbau agar masyarakat untuk tetap tenang. Jangan terpancing pada isu-isu yang menyesatkan bahwa akan terjadi gempa susulan yang lebih besar. “Iptek belum mampu memprediksi gempa secara pasti. Saat merasakan guncangan gempa segera keluar rumah atau mencari tempat-tempat yang aman,” pungkasnya. (ade)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X