ACHMAD FACHRY/RADARDEPOK
MELAKUKAN TRANSAKSI : Teller melayani nasabah saat melakukan transaksi di Kantor Bank BNI, Jalan Margonda Raya, Kota Depok.
DEPOK - Kejahatan Skimming membuat resah dan gelisah para nasabah di Kota Depok, kemarin. Betapa tidak, metode skimming yang menyeruak beberapa hari lalu membuat was-was nasabah. Seperti nasabah bank BNI Kantor Cabang Margonda, Ahmad Fauzi misalnya. Dia mengaku, mulai resah dengan kejahatan Skimming yang sedang marak. Meresahkan, karena pelaku tidak perlu membobol ATM, atau mendokrak brankas bank.
Pelaku, kata dia hanya menempelkan kamera perekam data pin nasabah di mesin ATM, lalu di-scan, dan dikirim ke rekan mereka di tempat lain, dan langsung menguras ATM Korban. Sehingga Fauzi sangat khawatir untuk melakukan transaksi di ATM. “Kalau mau transaksi di ATM jadi takut uang saya hilang,” kata Fauzi.
Untuk mencegah aksi skimming Fauzi mengaku, lebih memilih ATM yang berada di dalam bank atau pusat perbelanjaan. “Kalau ATM di bank kan sepertinya selalu dalam pengawasan, jadi saya rasa lebih aman,” kata Fauzi.
Lain hal dengan Diah Agustin, nasabah Bank BRI KCP Unit Cinere, Jalan Raya Cinere, Limo. Dia mengaku lebih aman menyimpan uang dalam bentuk tunai. Setelah menerima gaji dari tempatnya bekerja. “Saya memang biasa langsung mengambil uang gaji, apalagi isu skimming semakin meresahkan,” papar Diah.
Dia juga mengatakan, mulai tidak percaya dengan sistem penyimpanan di bank konvensional. Terlebih kejahatan di Indonesia sudah semakin beragam, sehingga mempermudah langkah penjahat untuk menguras isi rekening korban.
Sementara, salah satu nasabah bank BJB Margonda, warga Kelurahan Sukamaju, Cilodong Ramdani mengaku, telah mempercayakan sepenuhnya oleh pihak pengelola bank. Dia juga mengaku tidak khawatir uangnya bakal lenyap digasak pelaku skimming. “Saya lebih percaya ke pihak bank, biar mereka yang mem-protect uang kita. Seandainya hilang pihak bank tentu mau mengganti uang yang hilang,” kata Ramdani.
Dari ketiga bank yang siambangi Radar Depok, tidak ada yang bisa komentar semuanya menyerahkan ke pusat bank tersebut.
Terpisah, Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan (Corporate Secretary) BRI, Bambang Tribaroto mengatakan, teknologi chip sudah diterapkan secara bertahap sejak 2017 untuk nasabah-nasabah baru. Ia optimistis dapat memenuhi target Bank Indonesia yang menginstruksikan seluruh bank di Indonesia bisa berganti dari teknologi pita magnetik menjadi teknologi chip pada 2021. "Sudah pasti penuhi target 100 persen gunakan chip pada 2021 karena itu sudah ketentuan dari Bank Indonesia. Wajib kalau itu," ucap Bambang.
Ia mengatakan, bahwa BRI menargetkan bisa memenuhi konversi menjadi teknologi chip pada 2019. "Lebih cepat lebih bagus. Kami berusaha semaksimal mungkin jaga keamanan. Supaya nasabah nyaman," kata dia.
Namun, menurutnya, keamanan teknologi chip saat ini tidak bisa menjamin keamanan dalam jangka waktu yang lama. Sebab, teknologi terus berkembang dan kejahatan semakin canggih. "Itu kan berlomba ya, jadi mungkin ada teknologi-teknologi baru dan sebagainya. Teknologi begitu cepat kan, kita ketinggalan sedikit sudah susah," ujarnya.
Untuk mengamankan nasabah dari skimming, BRI juga memberikan imbauan untuk mengganti pin, menutupi saat memasukkan pin di ATM, serta patroli di ATM setiap harinya. Sementara, ATM BRI di Indonesia ada sekitar 24 ribu. "Masing-masing cabang bertanggung jawab atas ATM-ATM yang di dekat cabangnya. Ada vendor-vendor perawatan ATM. Jumlah ATM BRI di Indonesia 24 ribu sekian. Terbesar," sebutnya.
Sedangkan, Kementerian BUMN memastikan bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan menggunakan kartu debit berteknologi chip di 2019. Itu dilakukan untuk mengurangi risiko skimming yang marak terjadi belakangan ini.
Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan, Gatot Trihargo mengatakan, pihak BUMN menginginkan perubahan kartu debit menjadi chip bisa terjadi di semua bank pelat merah di 2019. Tapi, dapat dipastikan bank BRI yang akan berjalan lebih dulu di tahun ini. Sebab, banyak kejadian skimming yang terjadi di bank BRI.
"Tahun ini BRI akan ke chip ya. Diharapkan tahun 2019 untuk Himbara seluruhnya pakai chip. Tak perlu nunggu sampe 2030, karena akan kita percepat," ujar Gatot di Jakarta.
Semua pegawai perbankan pelat merah, jelas dia, bakal mewaspadai terjadinya kembali kejahatan itu di daerah. "Makanya semuanya (pegawai bank) melakukan kewaspadaan, semua karyawan perbankan BRI, Mandiri, BNI, dan BTN, semua lakukan pengawasan," tutur Gatot.
Ia menambahkan, perpindahan chip dari magnetic stripe, tidak ada masalah yang sangat rumit. "Sehingga kita bisa jalankan, reputasi nggak ada masalah,” jelas Gatot.(JPC/gat/cr2)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB