Minggu, 21 Desember 2025

Pemasok Metanol Miras Oplosan Depok Diburu

- Rabu, 11 April 2018 | 11:05 WIB
DEPOK – Hasil autopsi dan cek laboratorium miras oplosan maut yang menewaskan sejumlah warga di Kota Depok dan Jagakarsa, menguak fakta baru. Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Indra Jafar menyebutkan, di dalam miras tersebut terdapat kandungan Metanol atau bahan kimia tambahan untuk bahan bakar. Akibat metanol itulah lanjut Indra, fungsi paru-paru dan pernapasan korban terganggu, bahkan yang paling parah menyebabkan tidak berfungsi. Sehingga menyebabkan kematian yang menenggak miras oplosan. "Hasilnya positif mengandung metanol, itu yang memang mematikan pada tubuh si korban. Ada juga etanol, tapi itu hanya memabukan,” kata Indra, Selasa (10/4). Indra menambahkan, kini pihaknya masih mendata lagi kemungkinan ada korban lain yang meninggal dunia akibat miras oplosan itu maupun yang masih dirawat di rumah sakit. Sebelumnya, ada sejumlah warga yang tewas karena menenggak miras oplosan ini. Selain di Jakarta Selatan, warga di Jakarta Timur, Bekasi dan Depok juga ada yang tewas akibat miras oplosan. Selain itu, Indra mengatakan, pihaknya masih memburu pemasok metanol kepada RS, tersangka penjual miras oplosan yang menewaskan warga. "Sudah terindentifikasi tempatnya, sudah disebutkan, tetapi kami masih konsentrasi terhadap penyidikan yang ada di sini. Nanti akan dikembangkan lagi distributornya (metanol) di mana," tutur Indra. Indra menjelaskan, RS tidak pernah membeli langsung ke tempat penjualan metanol tersebut. RS selalu memesan metanol melalui telepon. "Selama ini, dia (RS) membeli by telepon kemudian dikirim. Ini akan kami dalami distribusi di mana," kata Indra. Dengan adanya pengembangan kasus ini, lanjut Indra, jumlah tersangka kemungkinan masih akan bertambah. Selain mengejar distributor metil alkohol itu, jajaran Polres Metro Jakarta Selatan juga berkoordinasi dengan Polres Depok terus mengidentifikasi jumlah korban. Sebab, saat ini juga ditemukan beberapa korban tewas yang merupakan warga Kota Depok. "Kami koordinasi berapa korban di sana (Depok) yang mengonsumsi (miras oplosan) itu di tempat kami, di Jagakarsa. Itu yang masih kami data. Menurut info, mereka konsumsi di situ," ucapnya. Adapun RS disangka menjual produk yang tak memiliki izin edar. Para korban yang tewas karena mengonsumsi miras oplosan buatannya itu adalah W (32), AL (39), FS (40), YH (32), Su (29), M (50), S (40), dan F (32). Tiga korban meninggal di RS Fatmawati, tiga korban meninggal di RSUD Pasar Minggu, dan dua korban lainnya meninggal di RS Zahira Pasar Minggu. Terpisah, Kepala Polda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, jumlah korban tewas akibat menenggak miras oplosan di Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kabupaten Sukabumi terus bertambah. “Satu jam terakhir sudah 45 orang (meninggal dunia). Sebanyak 45 ini tersebar di Cicalengka 35 orang, wilayah hukum Polrestabes Bandung 4 orang, dan di Kabupaten Sukabumi khususnya Pelabuhan Ratu 6 orang,” ujar Agung seusai silahturahim dengan kontestan Pilkada Jawa Barat 2018 di Restoran Atmosphere, Jalan Lengkong, Kota Bandung, Selasa (10/4). Agung menambahkan, korban-korban yang tewas akibat miras oplosan pun tidak terkonsentrasi di satu titik saja. “Lokasinya tidak ngumpul. Seperti di Cicalengka ada empat titik, tetapi yang jual hanya satu titik,” ujarnya. Agung memastikan, para penjual miras oplosan maut di tiga titik di Jawa Barat sudah ditangkap. “Penjual di Cicalengka dua-duanya sudah ditangkap. Yang di wilayah hukum Polrestabes Bandung juga sudah ditangkap dan yang di Pelabuhan Ratu penjual juga sudah kami tangkap,” ucapnya. Agung memastikan, pihaknya bakal melakukan pengembangan dari para penjual miras yang telah ditangkap untuk menelusuri otak di balik pembuatan miras oplosan tersebut. Tidak hanya itu, bahwa keterkaitan dengan yang di Jakarta juga terus didalami. "Kami dalami apakah kemungkinan bahannya sama, makanya kami koodinasi dengan Polda Metro Jaya," kata Agung. Menurut Agung, sampel miras oplosan yang ditemukan di kawasan Jawa Barat sudah dikirimkan ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri. "Kami sudah kirim sampelnya, apakah sama dengan Jakarta kita perlu dalami," ujar Agung. Agung menambahkan, kejadian miras maut oplosan di Jabar terjadi dalam satu waktu dan terdapat di beberapa tempat. "Jadi minumnya diduga di hari yang sama antar Sabtu Minggu, namun di beberapa tempat yang ada di Cicalengka, Sukabumi, Kota Bandung," tuturnya. Sementara itu Diresnarkoba Polda Jabar, Kombes Enggar Parianom menjelaskan bahwa pengungkapan kasus miras maut di Kabupaten Bandung itu pihaknya masih memburu distributor berinisial CH. "CH ini distributor, kalau pembuatnya kita belum bisa buktikan CH ini membuat atau meracik miras oplosan," ujar Enggar. (mg1/jpnn/kcm)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X