Senin, 22 Desember 2025

GG Menghilang, Ciu Masih Merajai

- Senin, 23 April 2018 | 11:15 WIB
DEPOK – Bukan hanya tentang minuman keras (miras) apa yang mereka minum, tetapi ada hal yang menjadi dasar dari semuanya, yakni tempat menjualnya. Tentunya, mereka yang minum miras, langkah awalnya adalah membeli dahulu. Beradasarkan penelurusan Tim Radar Depok, masih banyak titik-titik penjualan miras dengan bebas di Kota Depok. Bukan hanya sekedar menjualnya saja, tetapi untuk mendapatkan minuman haram tersebut, cukup mudah, tidak ada syarat atau kriteria untuk menjadi pembeli miras. Karena, memang pedagangnya, menjualnya dengan tidak sembunyi-sembunyi. Dari sekian banyak titik di Kota Depok, contoh tempat yang bisa dengan mudahnya untuk mendapatkan miras, ada di kawasan Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos. Saat memasuki kios dengan rolling door berwarna hijau tersebut, aroma menyengat dari minuman beralkohol sangat terasa. Di balik meja yang terdapat botol-botol berjajar rapih, ada pasangan suami istri yang sedang merapihkan kardus-kardus minuman. Saat Tim Radar Depok menanyakan tentang miras oplosan GG, istri pemilik kios yang tidak mau menyebutkan namanya tersebut, mengaku sudah tidak pernah menjual GG, tetapi mereka mengaku menjual miras Ciu dan Lechie saja. Namun, pada saat Tim Radar Depok ingin membelinya, perempuan berambut panjang tersebut, mengaku sedang kehabisan stok, karena mereka baru saja disambangi aparat kepolisian dari Polres Kabupaten Mogor, dan menyita semuanya. “Kami biasanya menjual Ciu ditiap harinya, tetapi karena baru saja kena razia pada Sabtu (14/4), kami kehabisan stok, karena 100 plastik Ciu diamankan kepolisian,” ucapnya dengan santai. Perempuan tersebut pun, secara terang-terangan menceritakan tentang penggerebekan tersebut, yakni di  kios yang berada di dekatnya tempat berdagang, juga menjadi titik razia pada kala itu. Bahkan, jumlah Ciu yang disita lebih banyak, yakni sampai 50 jerigen Ciu dari dalam gudangnya. “Kios yang sebelah, merupakan penyalur Ciue ke warung-warung, sehingga wajar minuman yang disitanya sampai satu mobil truk. Mungkin razia itu, karena ada kasus orang yang meninggal karena miras oplosan GG. Intinya, campurannya jangan macam-macam, apalagi pakai autan segala,” terangnya. Mendengar cerita tersebut, Tim Radar Depok mencoba mendatangi kios yang ada disamping tersebut. Ketika tiba di kios yang berjarak hanya 10 meter dari kios milik suami istri tersebut, tampak dua orang lelaki berperawakan pendek, sedang berbincang dan dimeja mereka tampak botol botol bir dan minuman keras dari berbagai merek terpampang dengan gamblangnya. Saat ditanya tentang Ciu, salah seorang penjaga mengatakanm, Ciu mereka sedang habis. “Kayaknya habis bang,” ucapnya lesu. Namun, dia mencoba menanyakan ke penjaga yang satunya lagi untuk memastikan apakah Ciu mereka sudah benar – benar habis. Ddan penjaga kios yang satunya lagi tersebut mengecek ke sebuah ember plastik kecil, dan mengeluarkan dua buah botol kecil berisi cairan putih bening, yang merupakan miras oplosan jenis Ciu. “Masih ada nih bang, ngabisin saja dua botol Rp30.000,” ucap penjaga kios tersebut. Ketika ditanya mengenai GG, kedua penjaga tersebut sigap menyanggah pertanyaan Radar Depok dengan wajah masam. “GG pula kau tanya bang. Ga jual kami,” ucap salah seorang penjaga. Radar Depok sempat menanyakan kepada penjaga, apakah kandungan Ciu sama bahayanya dengan GG, penjaga tersebut langsung menampiknya dan mengatakan, Ciu mereka sama seperti minuman tradisional jenis Tuak dan tidak mematikan seperti GG, memang ada campuran alkohol di dalamnya. “Percayalah, kalau minum Ciu sampai lima botol sekalipun gak akan 'kena' paling cuma muntah karena kepanasan, gak bakal sampai mati,” ucap penjaga tersebut untuk meyakinkan. Usai berkeliling di wilayah Timur Kota Depok, Tim Radar Depok mencoba merambah ke kawasan Barat Kota Depok, yakni ke kawasan Kecamatan Sawangan dan Bojongsari. Pertama ke kawasan Kecamatan Sawangan, Tim Radar Depok mencoba menghampiri salah satu penjual Miras yang berkedok sebagai penjual jamu. Di tempat tersebut, tampak pria bertubuh kurus. Dia mengaku telah menjual Miras oplosan sejak lima tahun yang lalu. “Miras yang dijual hanya Ciu dan Anggur Merah,” ujar pria berusia 38 tahun tersebut. Pria yang membuka tokonya dari pukul 17:00 – 02:00 WIB tersebut menuturkan, namun Ciu yang dijualnya terdiri dari berbagai macam rasa, seperti ada Ciu rasa anggur, leci, apel dan berbagai rasa lainnya. Harganya lebih murah ketimbang harga Ciu di kios Kelurahan Cilangkap tersebut, yakni hanya Rp16 ribu perkantongnya. “Umumnya penikmat Ciu adalah orang tua, remaja, hingga anak jalanan,” tuturnya. Namun, saat ditanya bahan apa saja yang diagunakan untuk meracik Ciu tersebut hingga disukai langganannya, dia enggan menyebutkannya. Tetapi untuk memberikan rasa buah, dia memberikan sitrun dan rasa buah. Tentang hari yang paling ramai pembeli, orang tersebut mengatakan kalau Jumat dan Sabtu di kala malam, merupakan yang paling banyak pemeblinya “Kalau malam minggu atau Sabtu malam biasanya habis 15 kantong,” terangnya. Belum puas mengorek lebih dalam, Tim Radar Depok berusaha mencari penjual miras di wilayah Kecamatan Bojongsari yang mau memberikan sedikit keterangan tentang miras. Berada di Jalan Raya Ciputat-Parung, Tim Radar Depok menjumpai pedagang miras oplosan yakni Yohanes. Sambil melayani pembeli, Yohanes mengatakan, saat ini tidak menjual GG dan yang tersisa hanya Intisari, Anggur Merah, dan Ciu. Menurutnya, hal itu dikarenakan belum lama ini Satpol PP Kota Depok melakukan razia miras, sehingga pihaknya tidak berani untuk menyediakan terlalu banyak minuman. “Kalau ketahuan bisa diangkut dan rugi apa yang kita jual,” terang Yohanes. Yohanes mengungkapkan, seperti pedagang lainnya dia menjual miras secara tertutup. Miras hanya diberikan kepada pembeli yang tidak dia curigai atau menjadi langganannya. Hal itu dilakukan untuk menghindari razia Miras. Untuk jenis Ciu, dia menjual dengan harga mulai dari Rp18 ribu perkantong dengan ukuran setengah kilogram. Sedangkan untuk jenis Intisari dia jual seharga Rp35 ribu perbotol. Yohanes menuturkan, umumnya pembeli miras berasal dari tukang ojek, remaja, hingga supir truk. Saat disinggung terkait miras oplosan, dia menceritakan, untuk jenis Intisari maupun Anggur Merah tidak pernah dia racik dengan mencampurkan kandungan apapun. Umumnya pembeli sendiri yang akan meracik minuman tersebut sesuai keinginan pembeli. “Kalau untuk jenis Ciu, baru ada campurannya,” ucap Yohanes. Untuk meracik Ciu, lanjut Yohanes mencampurkannya berupa Ciu dengan kuda laut atau gingseng. Menurutnya, minuman tersebut dapat meningkatkan stamina, dan umumnya yang kerap menanyakan ciu racikannya tersebut merupakan supir truk yang biasa melintas. Tidak hanya itu, lanjut Yohanes juga membuat Ciu Bekonang. Ciu Bekonang berasal dari campuran Ciu dengan minuman soda. Ada beberapa istilah dalam Ciu Bekonang, seperti Caprit yakni Ciu dengan Sprite, dan Cinta yakni Ciu dengan Fanta. Ilmu racikan tersebut di dapat dari Solo, Jawa Tengah. “Untuk Ciu Bekonang kami menjualnya Rp20.000 perkantong,” tutur Yohanes. (dra/dic)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X