AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
SELAMAT DARI MAUT : Salah satu korban minuman keras oplosan, DAW (22) (kanan) yang selamat seusai meminum miras oplosan saat ditemui di kediamannya, beberapa waktu lalu.
DEPOK - Generasi bangsa bertumbangan. Lebih dari puluhan nyawa melayang sia-sia. Mabuk murah jadi alasan. Malaikat pencabut nyawa itu bernama: minuman keras (miras) oplosan.
Tubuh DAW (22) masih terlihat lunglai. Wajahnya pucat pasi. DAW merupakan satu dari belasan korban minuman keras oplosan di Kota Depok yang berhasil selamat.
Dia berpesta miras jenis gingseng dengan empat temannya di sebuah tempat di kawasan Pitara, Kecamatan Pancoranmas.
“Harusnya masih kontrol ke rumah sakit. Tapi sudah agak baikan,” kata DAW memulai pembicaraan dengan awak Radar Depok di kediamannya kawasan Cagar Alam, pekan lalu.
Mengenakan kaus abu-abu bercelana pendek hijau, DAW menceritakan saat-saat menegangkan dalam hidupnya. Mulai dari menenggak minuman bersama keempat temannya, mengalami kejadian aneh dalam tubuhnya, dan dibawa ke klinik hingga berakhir pada brankar rumah sakit.
Di ruang tamu berukuran 4x3 meter, pada Minggu (1/4) malam mencekam silam, DAW menenggak miras. Dia dan empat temannya urunan untuk membeli miras oplosan.
“Kita patungan dapet Rp30 ribu. Kita beliin tuh minuman dapat empat plastik,” kata DAW.
Tak ada rasa curiga dan tanpa mencampur dengan bahan lain, DAW menenggak miras tersebut sampai tak tersisa. “Tapi saya cuma minum dikit, cuma segelas,” aku DAW.
Setelah waktu sudah menunjukkan pukul 02.00, DAW dan semua temannya pulang. Dengan jalan sedikit gontai efek minuman yang ditenggak, DAW tiba di rumah dan langsung mencari kamar untuk merebahkan badan.
“Pas bangun pagi, mata kok kunang-kunang. Jantung juga deg-degan,” ceritanya.
Segera ia melaporkan kondisinya tersebut kepada sang ayah. DAW langsung dibawa ke klinik dekat rumah.
Hasil pemeriksaan dokter klinik mengejutkan. DAW didiagnosis menderita penyakit jantung. “Setelah diberikan obat, saya pulang tidak sampai dirawat,” katanya.
Namun kondisi tubuh DAW tak kunjung membaik. Tatapannya masih kunang-kunang dan jantungnya terus berdebar. Ditambah kabar meninggalnya kedua temannya yang minum bersama pada minggu malam tersebut.
Senin (2/4) pagi, DAW mulai mengalami kontraksi, hingga akhirnya harus dirawat di rumah sakit.
Berbeda dengan nasib kedua temannya, yakni Agus Apuh dan Darmawan yang meninggal, DAW hanya melalui perawatan intensif di rumah sakit.
“Baru tuh saya dibawa ke rumah sakit, dianter Pak Edi (Bhabinkamtibmas kelurahan). Saya minum bareng di Pitara daerah Kampung Sengon, waktu itu berlima (minumnya) sama saya hari Minggu malam,” kata DAW.
Tak ada hal aneh usai DAW menenggak minuman tersebut. Hanya efek minuman keras biasa seperti kepala pusing dan badan lemas.
“Tapi kok Senin paginya saya rasain waktu itu, mata kunang-kunang, gelap, jantung juga deg degan,” lanjut DAW.
Awalnya DAW menganggap hal itu hanyalah sisa mabuk. Namun, setelah berbaring di tempat tidur beberapa jam, kondisi itu malah kian menjadi.
Sehari kemudian, gejala yang sama kembali melanda. Hingga akhirnya pihak keluarga membawanya ke rumah sakit. Selama dirawat, DAW didiagnosis menderita keracunan alkohol.
“Di rumah sakit baru ketahuan kalau saya keracunan alkohol, dan ini benar diagnosis dari dokternya,” katanya.
Mengulik lebih dalam tentang campuran yang ada di dalam minuman tersebut, sambil menggelengkan kepala DAW mengatakan ketidaktahuannya campuran apa di minuman yang ia tenggak bersama keempat temannya tersebut.
Baru setelah dipaksa oleh ayahnya, akhirnya DAW bicara, namun dengan tegas ia mengatakan kalau minuman yang ia beli dengan harga Rp30 ribu tersebut tidak tercampur dengan bahan lain.
“Itu murni begitu adanya. Orang tiap minum juga sama dari warnanya, baunya, sampai harganya dapat empat plastik juga sama kok,” ucapnya.
Dia mengaku memulai kebiasaan minum miras sejak sebulan ke belakang, dengan alibi coba-coba.
Dengan kejadian yang hampir merenggut nyawanya, DAW mengaku kapok. Sambil menatap sang ayah yang duduk di sampingnya, DAW berjanji tidak akan mengulangi kebiasaan meminum-minuman keras.
“Saya kapok, mau berubah. Nggak mau lagi terjerumus ke lubang yang sama. Nggak mau juga mencoreng nama keluarga lagi,” janjinya.
Lain kisah dengan DAW, keluarga Maryati masih diselimuti suasana haru. Putra sulung Maryati, Imron, harus meregang nyawa pada Selasa (3/4), akibat minum miras oplosan bersama beberapa temannya.
Sambil mengingat mendiang sang buah hati, Maryati mengatakan anaknya sempat mengeluh mual dan masuk angin. Kemudian Maryati memberi Imron obat tolak angin.
“Saya sempat tanya ke Imron, tapi dia nggak ngaku kalau minum miras. Saya lihat mukanya semakin pucat sejak Minggu (1/4) pagi,” ungkap Maryati.
Minggu siang, kata Maryati, Imron masih sempat main ke luar rumah. Karena kondisi tubuhnya lemah, Senin (2/4) malam keluarga akhirnya membawa Imron ke rumah sakit.
“Sayang tidak tertolong. Imron meninggal jam 04.00, Selasa (3/4)” kenang Maryati.
Menurut salah seorang warga RT02/05, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Pancoranmas, Jaelani, para korban meninggal diduga membeli minuman keras oplosan di sebuah warung yang berlokasi di Srengseng Sawah RT02/01, Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Warung tersebut berbatasan langsung dengan wilayah Pondok Cina dan Kelapa Dua, Kecamatan Cimanggis.
“Biasanya anak sini (Jalan Kober, red) kalau beli minuman di Jalan Akses UI,” kata Jaelani.
Jaelani menyebut, selain Imron, ada lagi satu korban tewas di lingkungannya, yaitu Mujofar. Bahkan salah satu putranya turut menjadi korban, dan sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Bhakti Yudha.
“Saya juga nggak tahu apa yang diminum, karena tidak ada aroma minuman keras saat diminum,” kata Jaelani.
Menurut keterangan dokter, kata Jaelani, anaknya mengalami penyakit pada bagian paru-parunya. Akibat miras oplosan, paru-paru sang anak seperti terbakar.
“Kata dokter sih paru-parunya kebakar. Makanya wajah dari sebagian korban meninggal seperti membiru,” ungkap Jaelani. (cr3)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB