Senin, 22 Desember 2025

Mensyukuri Fitrah Melalui Riyadloh Ramadan

- Senin, 28 Mei 2018 | 10:55 WIB
FOTO: Muhammad Nurhasan, Guru Dewasa Kemenag Kota Depok Oleh: Muhammad Nurhasan (Guru Dewasa Kemenag Kota Depok)  Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Alhamdulillah wasyukurillah. Rasa sukur dipanjatkan atas Rahmat dan karunia AllAh SWT. Memberikan kita nikmat disampaikan pada 10 awal bulan Ramadan, sebagian ulama meyakini 10 fase awal ini adalah Rohmatun, harapannya potensi/fitrah diri yang berupa sifat “kasih sayang” terhadap sesama manusia, tumbuhan, binatang, terutama sesama insan beriman teraplikasikan (eksistensinya). Sholawat beriring salam terlantun atas junjungan Rasulullah Nabi Muhammad SAW, karna beliau lah insan paripurna, figur atau guru dalam hal berkasih sayang, berprilaku anggun kepada alam jagad raya ini, bahkan sangat memperhatikan nasib ummatnya sampai kelangsungan nanti di alam akhirat. Dalam diri dan jiwa setiap manusia ada yang namanya Potensi positif yang bersumber dari karunia Alloh, “fitrah” yang harus selalu di fungsikan/dilatih, dibiasakan dan diamalkan sehingga dalam konteks beribadah serta bermasyarakat akan dirasakan eksistensi/ kemanfaatannya baik oleh diri, masyarakat terlebih dimata Alloh swt (selalu mengaktualisasikan nilai-nilai agama dalam amal tanpa rekayasa). Dan momentum Ramadan merupakan media terbaik untuk melatih setiap insan dalam melakukan eksistensi amal (memfungsikan potensi, yang harapanya akan menjadi karakter diri (teraktualiasi) maka dalam tataran inilah manusia disebut dengan, berprilaku Sholeh wal Muslih. Adapun momentum ramadhan yang harus kita manfaatkan dan lalui tahapannya:             Pertama, Melaksanakan qiyamullail, dimana diri ini dalam balutan selimut (tidur) melakukan aktifitas ibadah fardu dan sunnah, diawali dengan salat isya berjamaah, salat tarawih, witir dan bangun melakukan salat tahajjud, istikhoroh, hajat  dan lain-lain. Karena diwaktu malam lah media yang tepat untuk menyatukan antara pikiran dan hati setelah disiang hari melakukan aktifitas tugas. Sebagaimana Alloh memerintahkan “qumillailailla qoliil,( QS. AlMuzzammil,2)             Kedua, Membaca dan mengkaji Al Qur’an baik ayat, arti, dan maknanya, secara perlahan agar lebih mudah dalam memahami serta merenungi apa pesan,hikmah yang terkandung dalam ayat yang dibaca, sehingga selain mendapat pahala membaca, juga akan memancing fungsi analisa akal dan hati melakukan sinergi yang terinternalisasi dalam prilaku, yang berdasar pada nilai-nilai ilahi menyatu dalam jiwa insani, maka akan menghasilkan prilaku (pikiran jernih, kata-kata yang berkesan menggugah pada kebaikan bagi yang mendengarnya, bersikap elegan) berkualitas untuk kemanfaatan diri dan orang lain, sebagaimana firman Allah “Warottilil qurana tartiila (QS. Al Muzzammil;4)             Ketiga, Memperbanyak mengingat Allah dengan cara terus menerus baik malam ataupun siang secara tekun,istiqomah, konsisten, diiringi keikhlasan dalam beribadah kepada Allah dan “memutuskan” segala perkara yang membuat manusia terlena dari segala kesibukan-kesibukan dunia menuju sibuk berkonsentrasi beribadah hanya karena-Nya, menyeimbangkan antara Berzikir dan selalu beribadah hanya karena Allah, sebagaimana firman Allah “Wadzkurismarobbika watabbatal ilaihi tabtiila (QS.Al Muzzammil;8).             Sebagai contoh, kendati dalam keadaan terhimpit ekonomi kita akan berusaha tetap melakukan shodaqoh, infak, juga zakat karena itu merupakan perintah Allah dan Rasullullah SAW. Menahan emosi walau dalam keadaan kita menuntut untuk marah dengan sekuat potensi disalurkan pada hal positif dengan cara tetap berbicara santun dan menjaga hubungan baik “humanis”, memberi maaf kepada orang yang minta atau tidak meminta maaf kepada kita bukanlah hal yang mudah namun itulah perintah Allah dan sudah dicontohkan oleh Rasulullah sehingga nilai yang akan diraih adalah kedudukan Ihsan dalam Persfektif Agama. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita dalam melakukan riyadloh (latihan) mengaktifkan potensi fitrah, mengasah ketajaman basyiroh amaliyah kita, sehingga pasca Ramadan terlahir sebagai insan yang saleh wal muslih dengan peran yang lebih bermakna bagi diri sendiri, keluarga dan sesama insan, aamiin. Wallahualam waaqwam bimurodih bidzalik Wasalamualaikum Warahmatullohi Wabarokatuh. (san)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X