FOTO: Safrudin, M.Pd, Ketua Umum DPD AGPAII Kota Depok
Oleh: Safrudin, M.Pd
(Ketua Umum DPD AGPAII Kota Depok)
Allah swt memberikan tiga potensi kepada manusia dalam menghadapi kehidupan di dunia, potensi yang dimaksud yaitu otak, jasad dan hati. Hati manusia memiliki kecenderungan, memiliki gejolak, anasir dan substansi yang menjadikannya bersifat Rabbani sekali waktu, atau syaithani di waktu lain. Agama Islam diturunkan ke muka bumi untuk mengarahkan hati menuju hakikatnya yang lurus.
Hati merupakan potensi manusia yang dapat melengkapi otak yang cerdas dan fisik yang kuat untuk menjadi mulia. Pada saat yang sama hati menjadi potensi untuk melengkapi otak yang cerdas dan fisik yang kuat menjadi hina. Hati seorang mukmin adalah hati yang sensitif dan terbuka. Yakni terbuka untuk menerima hakikat sesuatu, jauh dari sifat yang keras.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagaian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang mukmin yang sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat di sisi Tuhannya, juga mendapat ampunan dan rezeki yang mulia.” (Al-Anfal : 2-4)
“Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang patuh. Yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan shalat, dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka.” (Al-Hajj : 34-35 )
Dalam hati seorang mukmin terdapat dinamika, sensitivitas, dan perasaan. Ia jauh dari alpa, jauh dari sifat kasar dan membatu, serta jauh dari tipu daya dan kecurangan. Hatinya senantiasa peka, sehingga ia senantiasa melakukan koreksi diri atas berbagai dosa yang dilakukan.
Hati seorang mukmin senantiasa bersih tidak akan sempat berpikir licik, iri, dengki, membicarakan kekurangan orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain, menyebar hoax, berkata dusta, memusuhi orang lain, merendahkan, menggunjing, menghina atau sikap yang lebih rendah dari itu. Berpikir saja tidak sempat apalagi melakukannya, karena hatinya sudah merasa nyaman dengan hubungannya kepada Allah swt. Sensitivitas merupakan keharusan bagi hati orang-orang mukmin.
Hati seorang mukmin yang dikehendaki oleh Islam adalah hati yang senantiasa merasakan adanya hubungan dengan Allah yang Mahatinggi dan Mahabesar. Ia selalu bersama Allah dan tidak pernah berpisah sekejap pun.
Demikianlah hati seorang mukmin, perasaan muraqabatullahnya semakin kuat. Ia meyakini betul bahwa Allah senantiasa mendengar dan melihatnya, serta selalu mengawasinya dalam keadaan lapang maupun sempit. Ia juga meyakini bahwa Allah swt. Kuasa melakukan segala yang dikehendaki-Nya. Jika ia bergerak satu gerakan saja, gerakan itu tercantum dalam “Rekening Amal”. Dalam kondisi apapun, ia selalu bersama Allah swt.
“Engkau (Muhammad) tidak berada dalam suatu urusan dan tidak pula membaca bagian dari Al-Qur’an, serta tidak pula melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atas kalian di waktu kalian melakukannya. Tidaklah luput dari pengetahuan Tuhan kalian sesuatu pun meski hanya sebesar atom, baik di bumi maupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak pula yang lebih besar dari itu melainkan semua telah tercatat dalam kitab yang nyata.” (Yunus:61)
Adapun hati orang-orang yang tidak beriman keras membantu. “Maka celakalah orang-orang yang hati mereka telah keras membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar:22).
Hati manusia tidak terkecuali seorang mukmin senantiasa berubah sesuai dengan sifatnya yang mudah berbolak-balik, jika ada sesuatu di dunia ini yang sangat mudah sekali berubah, itu adalah hati.
Rasulullah saw bersabda, “Sungguh, hati anak adam (manusia) itu sangat (mudah) berbolak-balik daripada bejana apabila ia telah penuh mendidih (HR.Imam Ahmad)
Karenanya kita harus sangat pandai betul dalam mengelola hati agar tetap condong pada kebaikan, dan terhindar dari kemaksiatan. Allah swt sangat peduli dan penuh perhatian kepada kita ditandai dengan menghadirkan bulan Ramadhan ditengah-tengah orang beriman, bulan Ramadhan merupakan bulan mulia, didalamnya tersimpan moment strategis bagi orang-orang beriman untuk menjaga hatinya agar tetap berada pada kondisi hati seorang mukmin. Bulan Ramadhan menjadi waktu yang sangat berharga sekaligus penuh keagungan karena disinilah interaksi manusia kepada Tuhannya terwujud nyata, terjadi secara “personal’ seolah tanpa hijab, Rasulullah saw menyampaikan,
“Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya. Dan sungguh, bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa di sisi Allah swt. Lebih wangi dari pada parfum misk.” (HR. Bukhari).
Sudah seharusnya orang-orang beriman memiliki kemampuan yang baik dalam mengisi hari-hari yang berlalu di bulan ini, kita dapat belajar, dan sudah sepantasnya meniru generasi awal Islam atau salafus shaleh, yang berlomba meraih nilai Ramadhan, berjibaku bersama amaliyah Ramadhan, dan mengerahkan segenap kekuatan fisik dan kekuatan jiwa untuk mengisinya. Siang hari mereka berada pada kesungguhan, produktifitas dan profesional. Malam hari mereka adalah malam-malam meraih bekalan ruhani, tahajjud, dan tilawah Qur’an. Sebulan penuh mereka belajar, beribadah dan berbuat baik. Lisan mereka shaum, tangan mereka shaum, telinga mereka shaum, mata mereka shaum, hati mereka shaum dan semua anggota tubuhnya shaum. Untuk satu tujuan yang diharapkan yaitu terjaganya hati dalam kondisi yang bersih, sehat dan mulia sebagaimana hati seorang mukmin.
Semoga Allah swt, memudahkan dan meringankan kita dalam menjalankan ibadah di Ramadhan tahun ini, dan memberikan kita anugrah hati yang bersih lagi indah.
“ Ya Allah, Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami ini pada Agama-Mu”. (peb)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB