Senin, 22 Desember 2025

Depok Diserbu Pedagang Hewan Kurban

- Selasa, 10 Juli 2018 | 11:00 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
PENJUALAN HEWAN KURBAN : Sejumlah anak sedang memberi makan sapi hewan kurban di lapak pedagang yang berada di Jalan KSU, Kecamatan Sukmajaya, Senin (9/7). Hewan kurban jenis sapi Bali tersebut dijual dengan variasi harga mulai dari 13 sampai 26 juta per ekornya. DEPOK – Meski Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban masih satu bulan lebih lagi, ternyata para pedagang hewan kurban mulai banyak membuka lapaknya. Salah satunya lapak penjual hewan kurban milik Muhammad Ismail (56) di Jalan Raya KSU, Sukmajaya, Kota Depok. Ismail mengaku mengaku mendapatkan sapi tersebut berasal dari Nusa Tenggara Barat, yang dibawa melalui Surabaya kemudian di angkut ke Kota Depok. Ismail merupakan pengusaha hewan kurban musiman jelang Idul Adha. Profesi tersebut dilakoninya sejak tahun 2015. Sapi yang dijualnya merupakan sapi yang sengaja diliarkan dari daerah asalnya, dan baru diambil ketika ada keperluan seperti sekarang. “Ini sapi yang dilepas di alam, jadi enggak diternak, baru pas ada keperluan seperti Idul Adha saja sapinya diambil untuk dijual,” kata Ismail kepada Radar Depok, kemarin (9/7). Menurutnya, sapi yang dibiarkan bebas di alam memiliki tekstur daging yang berbeda dibanding sapi peternak. Perbedaan itu terasa dari tekstur daging yang sedikit keras dan padat dengan ukuran tulang lebih kecil. “Kalau sapi yang dibiarkan bebas di alam itu tekstur dagingnya agak keras, padat dan tulangnya lebih kecil dibanding sapi peternak. Kalau soal pas disembelih itu tergantung kemampuan yang si tukang jagalnya bagaimana,” kata Ismail. Ada 85 sapi yang terbagi dalam tiga kategori, yakni ukuran besar, sedang, dan kecil dengan harga yang berbeda. Untuk sapi ukuran besar seberat 500 kilogram dijual Rp27 juta. Sapi ukuran sedang seberat 360 kilogram dijual Rp18,5 hingga Rp19 juta. Sedangkan sapi ukuran kecil seberat 250 kilogram dijual seharga Rp13 hingga 15 juta. Sementara itu, dari pengalamannya berdagang kualitas sapi yang baik dapat terlihat dari kotorannya. “Sebenarnya ada beberapa cara untuk melihat sehat atau tidaknya sapi. Tapi buat orang awam itu yang paling mudah dengan melihat kotoran sapinya. Kalau kotorannya padat berarti sehat, tapi kalau berair berarti sapinya enggak sehat,” katanya. Selain kotoran, pola makan sapi yang lahap, mata, gigi, bulu serta postur sapi yang tegap merupakan ciri sapi yang sehat. Ciri ini harus diketahui pembeli karena pemilihan sapi untuk hewan kurban bukan soal yang mudah. “Harus teliti pas beli, postur sapi pas berdiri, lahapnya dia makan, mata dan gigi yang enggak rusak itu harus dipastikan. Karena ini untuk hewan kurban, enggak bisa asal milih, saya juga enggak berani jual sapi yang sakit. Makannya kesehatan sapi itu selalu dijaga,” terangnya. Guna menjaga kesehatan sapi dagangannya, dirinya mengaku bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok. Kerja sama itu diharapkan dapat membuat pembeli sapi di lapaknya percaya dengan kualitas sapi. Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) melalui Bidang Perternakan akan memeriksa dan melatih 100 pantia penyelengara pemotongan hewan kurban dari pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). "Sekarang masih tahapan persiapan. Tentu ada pemeriksaan hewan kurban dan pelatihan pantia penyelengara hewan kurban," kata Kepala Bidang Perternakan DKP3 Kota Depok, Dede Zuraidah, kepada Radar Depok, Senin (9/6). Pelatihan ini pemotongan hewan kurban akan direncanakan pada 2 atau 11 Agustus. Sekaligus menyosalisasikan hewan kurban yang baik untuk dikonsumsi. "Kita masih tahapan persiapan," ucapnya. Terkait pemeriksaan hewan kurban secara teknis, jelas Dede akan dibantu dari pihak akademis dan balai kesehatan. "Kerjasama dengan pihak IPB dan Balai Kesehatan, dalam waktu dekat ini kami akan intens persiapan penyelengaraan hewan kurban," ungkapnya. (dra/irw)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X