Senin, 22 Desember 2025

Sehari ke Zaman Old

- Selasa, 24 Juli 2018 | 10:59 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
RELA ANTRE : Sejumlah calon penumpang antre membeli tiket kertas di Stasiun Depok Baru, Senin (23/7). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyatakan transaksi tiket KRL di 79 stasiun untuk sementara menggunakan tiket kertas seharga Rp3.000, sebagai bentuk mitigasi untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL selama proses pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik. DEPOK - Kaca loket KRL retak hingga masalah calo, warnai selama tiga hari pembaharuan dan pemeliharaan sistem E-Ticketing KRL di Kota Depok. Menariknya lagi, sejumlah penumpang banyak yang nyinyir dengan diberlakukannya tiket kertas untuk seluruh perjalanan dari 79 stasiun. Para pencita kereta merasa seprti kembali ke zaman dulu kala alias old. Sementara, aksi percaloan tiket pengganti E-Ticketing seharga Rp3.000 terjadi di wilayah Stasiun Depok Lama. Petugas yang berjaga di stasiun sempat memergoki dan mengamankan calo tersebut. “Calo tersebut ditarik petugas dan disaksikan juga oleh para penumpang, dia itu pedagang koran,” ungkap Humas PT KCI, Jabodetabek Eva Chairunisa, Senin (23/7). Eva menyebutkan, pengakuan pria tersebut sempat mendapatkan tiket kertas dari pelanggannya yang biasa membeli koran. “Jadi pelanggannya mau naik kereta nggak jadi, terus dikasih ke dia. Dari situ dia sempat beli lagi tuh karena mungkin menguntungkan, dia beli lagi ke loket, dijual lagi sama dia,” kata Eva. Eva memastikan, apabila ada penumpang yang tidak mau membeli tiket kertas, kemudian menyuruh orang lain mengantre demi mendapatkan tiket itu bukan merupakan kapasitas PT KCI. “Kami pastikan di sini tidak ada petugas yang bermain, dari kedua orang yang sempat dikabarkan diduga mencalokan tiket sudah kami tanyakan, ternyata tiket itu diperoleh mereka setelah mengantre,” paparnya. Selain itu lanjut Eva, PT KCI tentu akan memberikan sanksi yang tegas bila ada petugas bermain-main dalam masalah tiket tersebut. “Tentu kita akan ada punishmentnya kalau terbukti melakukan pelanggaran,” tegas Eva. Meski begitu, orang yang diduga melakukan praktik percaloan itu akhirnya di lepas karena tidak terbukti melakukan pelanggaran. “Karena kan sama aja seperti saya mau beli ayam saya suruh OB saya kasih ongkos Rp5 ribu. Kan tidak bisa dipenjara juga, kecuali bila ternyata ada orang dalam, nah ini nggak ada kan, kalau memang terlibat tentu harus ada sanksi,” ujar Eva. Selain itu, akibat penumpang berdesakan ketika membeli kertas tiket, menyebabkan salah satu kaca loket stasiun retak. “Ya retak itu tadi sekitar pukul 05.30, karena berdesakan desakan akhirnya terbentur dan retak kacanya,” tandasnya. Seperti diketahui, penumpukan penumpang terjadi di pintu masuk dan keluar beberapa stasiun KRL akibat pembaharuan dan pemeliharaan sistem ticketing yang dimulai sejak Sabtu (21/7) seperti yang terjadi di Stasiun Depok Lama dan Depok Baru.
-
            Selain itu penumpukan penumpang KRL Commuterline juga terlihat di Stasiun Depok Baru. Pantauan Padar Depok sekitar pukul 07.00, tampak para penumpang berjubel mayoritas adalah pekerja. Dimas, seorang pedagang yang biasa beraktifitas di Stasiun Depok Baru menuturkan antrean tersebut mulai terlihat sejak pukul 05.00. “Dari pagi tadi, sudah banyak yang antre banyaknya yang menggunakan kereta arah Jakarta. Apalagi ini hari Senin, tapi untuknya ada yang jual tiket kertas,” ucap Dimas. Sementara itu Fitri, perempuan yang berprofesi sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan perbankan di Jakarta menuturkan Kartu Multi Trip (KMT) yang biasa digunakannya tidak berfungsi. “Ya, katanya sih lagi dalam tahap pembaharuan (KMT), jadi tidak bisa Tap ini. Makanya beli tiketnya pakai kertas, seperti jaman dulu,” katanya. Sementara, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah menyelesaikan proses Pembaharuan dan Pemeliharaan sistem tiket elektronik KRL pada, Senin (23/7) siang. Hasilnya seluruh stasiun KRL saat ini dapat kembali melayani transaksi tiket elektronik menggunakan Kartu Multi Trip (KMT), kartu uang elektronik dari bank, dan Tiket Harian Berjaminan (THB). Pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik ini merupakan upaya dari PT KCI untuk meningkatkan keandalan sistem tiket elektroniknya. Upaya ini berlangsung dalam skala besar karena ada sekitar 1800 perangkat tiket elektronik (berupa gate, vending machine, mesin loket, dan lainnya) yang tersebar di 79 stasiun. Melalui pembaharuan ini PT KCI berharap sistem e-ticketing dapat lebih andal dalam melayani pengguna jasa yang jumlahnya terus bertambah. Selanjutnya KMT juga diprogramkan untuk dapat mendukung interaksi antar moda transportasi publik dalam hal ini tentunya juga dibutuhkan sistem yang dapat mengakomodir program tersebut. Proses yang berlangsung sejak Sabtu (21/7) ini akhirnya dapat tuntas berkat kerja keras dari seluruh karyawan KCI dan dukungan dari para pengguna KRL. “Kami ucapkan terima kasih kepada para pengguna KRL yang selama beberapa hari ini telah mendukung upaya PT KCI, dengan mengikuti seluruh aturan dan arahan dari petugas kami, serta ikut menjaga ketertiban di stasiun,” ungkap Direktur Utama PT KCI Wiwik Widayanti. Terkait penerapan sistem tiket kertas, kebijakan ini merupakan upaya PT KCI melakukan upaya mitigasi sesuai SOP pada saat sistem tiket elektronik tidak berfungsi. Sebagaimana berlaku selama ini bila ada stasiun yang sistem elektroniknya tidak dapat melayani transaksi, maka para pengguna dilayani menggunakan tiket kertas dengan tarif Rp 3.000 ke semua stasiun tujuan. Penerapan tiket kertas juga merupakan langkah antisipasi mengingat setiap hari Senin pagi merupakan salah satu waktu dimana KRL paling dipadati pengguna. Kondisi pengguna di hari kerja yang 65 persen menggunakan Kartu Multi Trip maupun kartu bank juga menjadi pertimbangan. PT KCI telah memprediksi bahwa antrian di loket akan ikut diramaikan oleh para pengguna KMT dan kartu bank yang selama ini tidak perlu mengantri di loket. Atas dasar itu, transaksi menggunakan tiket kertas dengan sistem tarif flat ke semua tujuan diambil karena merupakan pilihan transaksi yang dapat dilayani dengan cepat. Untuk mempercepat transaksi tiket kertas, PT KCI juga menambah 10 – 20 personil di setiap stasiun yang bertugas menjual tiket kertas maupun membantu verifikasi tiket pengguna saat masuk dan keluar gate. Namun dengan telah selesainya pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik, para pengguna selanjutnya dapat menggunakan KMT, THB, maupun kartu banknya seperti biasa. "Masalah-masalah yang timbul di kartu milik pengguna akibat proses bisnis yang dijalani kurang sempurna selama tiga hari ini dapat diselesaikan di loket stasiun terdekat. Pengguna memiliki waktu hingga 7 hari ke depan untuk menyelesaikan dan menormalkan kembali kartunya,” lanjut Wiwik. (rub)  

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X