Senin, 22 Desember 2025

Lombok Luluh Lantak, Pusat Gempa di Lereng Rinjani

- Senin, 6 Agustus 2018 | 11:08 WIB
IST/AFP/NET
PASIEN PANIK: Petugas membawa pasien keluar dari rumah sakit saat terjadi gempa bermagnitudo 7 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8). NTB – Gempa bermagnitudo 7 yang berpusat di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, menyebabkan kerusakan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Minggu (5/8). Guncangan keras gempa mulai terasa di Bali sekitar pukul 19.00 Wita, di Denpasar, Gianyar, Karangasem bahkan sampai ke Buleleng. Dampaknya hingga terjadi kerusakan di Bandara Ngurah Rai. Kepala Departemen Komunikasi Angkasa Pura I Awaludin, membenarkan jika foto-foto yang tersebar di media sosial tentang kerusakan bandara I Gusti Ngurah Rai. "Untuk foto yang tadi itu benar adanya, posisi bandara di Bali," terang Waludin. Ia menjelaskan kerusakan yang terdampak di bandara tersebut meliputi sejumlah plafon yang dan beberapa pintu roboh. "Untuk saat ini akan tetap monitor kegiatan operasional penerbangan," terangnya. Sampai saat ini pihaknya terus siaga dan belum ada gangguan penerbangan. Pihaknya terus menunggu arahan dari lapangan jika terjadi gempa susulan, telah disiapkan prosedur evakuasi. "Menunggu arahan dari lapangan, jika terjadi kondisi begitu (gempa susulan), mengikuti prosedur yang kita evakuasi," katanya. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, gempa bumi yang terjadi di wilayah Lombok dengan magnitudo 7 berlokasi di lereng Gunung Rinjani NTB. "Tepatnya berlokasi di darat pada lereng utara timur laut Gunung Rinjani pada jarak 18 kilometer arah barat laut Lombok Timur pada kedalaman 15 kilometer," ujar Dwikorita dalam konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta, Minggu (5/8) malam. Dwikorita menjelaskan, gempa bumi ini tergolong gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas patahan yang naik. BMKG menyatakan gempa ini merupakan gempa bumi utama dari rangkaian gempa pendahuluan. "Mengingat pusat gempanya sama dengan gempa bumi yang terjadi tanggal 29 Juli 2018 lalu maka BMKG menyatakan gempa bumi ini merupakan gempa bumi utama, atau main shock dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya," kata dia.
-
IST
RUSAK: Plafon Bandara Ngurah Rai Bali rusak karena gempa di Lombok, Minggu (5/8). Dwikorita juga menyatakan masyarakat di Lombok yang sempat mengungsi ke dataran tinggi bisa kembali ke permukiman asalnya. Hal itu terkait telah dicabutnya peringatan dini tsunami sehubungan terjadinya gempa di wilayah Lombok yang bermagnitudo 7.         "Yang rumahnya tidak rusak, tidak retak, sudah aman untuk kembali ke rumah meskipun tetap harus waspada. Dan juga aman apabila rumahnya di dekat pantai karena peringatan dini tsunami telah berakhir," kata Dwikorita. Ia juga mengingatkan, bagi masyarakat yang rumahnya retak atau rusak parah, diminta tak mendatangi atau tinggal di rumah tersebut. "Bangunan yang retak dan rusak sebaiknya tidak usah di datangi, kalau miring sebaiknya tidak ditinggali. Yang masih utuh tidak apa-apa," ujarnya. Sebelumnya, BMKG menyatakan gempa Lombok memunculkan potensi tsunami terjadi di pantai Lombok Barat bagian utara dengan status waspada dan pantai Lombok Timur bagian Utara dengan status Waspada. BPBD telah memerintahkan masyarakat untuk menjauh dari pantai. Gempa dirasakan di Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, Pulau Bali hingga Jawa Timur bagian Timur. Guncangan sangat keras dirasakan di Kota Mataram. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Masyarakat berlalu lalang di jalan dengn kondisi gelap karena listrik padam. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), intensitas gempa di Kota Mataram VII MMI, Karangasem VI MMI, Ubud V MMI, Denpasar IV MMI, Kuta IV MMI, Tabanan V MMI, Singaraja III MMI, Negara IV MMI, Banyuwangi III MMI, Jember III MMI, dan Malang II MMI. "Peringatan dini Tsunami yang disebabkan oleh gempa magnitudo 7 SR, dinyatakan telah berakhir," kata Deputi Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo dalam keterangannya, Minggu (5/8). Hingga saat ini BMKG terus memantau kondisi terkini pasca gempa dan berkoordinasi dengan pihak- pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sampai pukul 19.51 WIB, telah terjadi 16 kali gempa susulan namun dengan magnitudo yang jauh lebih kecil. Namun demikian, Ia meminta masyarakat untuk terus waspada dan tidak mendiami bangunan atau rumah yang rawan runtuh. (kcm/rdw/JPC)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X