YPI Arrahmaniyah For Radar Depok CERIA: Para relawan dari Madrasah Aliyah Arrahmaniyah Kota Depok sedang memberikan games kepada anak-anak pengungsi korban gempa.
Sebelum keberangkatan ke Lombok guna membantu para korban bencana gempa, relawan Madrasah Aliyah (MA) Arrahmaniyah Kota Depok bersama Pramuka dan Relawan Siaga Bencana (Regana) KB PII sempat terlambat terbang di Lanud TNI Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Berharap bisa mendapatkan pesawat pertama pada pukul 02.00, namun tidak tercapai. Karena saat itu bersamaan dengan Presiden Joko Widodo yang terbang ke Lombok juga. Alhasil, mereka baru diterbangkan pada pukul 13.00.
Empat relawan dari Madrasah Aliyah (MA) Arrahmaniyah Kota Depok masih meneruskan misinya hingga 25 Agustus 2018. Ya, mereka adalah Ernawati kelas XI-IPA, Achmad Kurniawan kelas XI-IPA, Muhammad Al-Fajri kelas XI-Keagamaan, dan M. Fakhrul Ikhsan kelas XI-Keagamaan.
Penuturan mereka, ada salah satu wilayah di Desa Sade Lombok Tengah, yang warganya masih memegang teguh kebudayaan tradisional Sasak. Misalnya, di daerah itu setiap kepala keluarga pasti mempunyai lumbung atau tempat penyimpanan padi. Keempatnya tak kesulitan dalam mengenal kultur di wilayah tersebut, karena didampingi guide wisata yang berasal dari komunitas Tangan di Atas (TDA) Mataram.
Setelah dari Desa Sade, mereka harus mengirimkan sejumlah bantuan logistik dari Mataram ke Lombok Utara, menggunakan mobil pick up dengan jarak tempuh 3-4 jam perjalanan.
“Ciri khas suku Sasak, rumahnya menggunakan alang-alang yang bisa bertahan sampai tujuh tahun. Anehnya setiap rumah memakai kotoran sapi dan tanah liat. Warga di sana meyakini lantai bisa adem dan hangat,” terang Ikhsan kepada Radar Depok.
Di Desa Sade wilayahnya terbagi menjadi dua. Pertama, warga yang memegang teguh budaya tradisional. Di desa ini, warga yang ingin buang air besar harus berjalan turun bukit menuju ke sungai. Penerangan pun hanya memakai lentera yang terbuat dari batok kelapa dan jerami. Sedangkan yang kedua, warganya lebih dinamis. Artinya, mereka lebih menerima hal-hal modern.
Para relawan ini pun, sempat bertemu dengan relawan lain yang berasal dari Kota Depok. Di antaranya dari mahasiswa Gunadarma, mahasiswa STKIP Arrahmaniyah, serta Wahana Muda Indonesia (WMI).
Achmad Kurniawan menyebutkan, ia bersama ketiga temannya menjadikan rumah makan Bale Bambu Mataram sebagai tempat tinggal dan posko utama. Mereka sempat memberikan kenangan sederhana kepada anak-anak pengungsi korban gempa.
“Barang seperti topi, buff, sendal, baju, sarung, kami berikan ke anak pengungsi pada hari sebelum kami pulang kembali ke Depok. Karena, mereka minta buat kenang-kenangan. Kami selalau berharap kondisi di sana cepat pulih,” harap Kurniawan.
Terpisah, Pengurus Yayasan Arrahmaniyah Kota Depok, Mohamad Abduh mengatakan, ia bersama pengurus YPI Arrahmaniyah turut prihatin atas kejadian yang menimpa warga Lombok. Sebelum keberangkatan relawan ke sana, diadakan pengumpulan dana terlebih dulu yang berasal dari siswa, guru, karyawan, hingga stakeholder Arrahmaniyah.
“Ikut serta juga mahasiswa yang menjadi relawan ke Lombok, tergabung dalam BEM STKIP Arrahmaniyah. Empat orang diterjunkan ke sana melalui Posko Regana, selama 14 hari,” terang Abduh kepada Radar Depok.
Keempat siswa yang dikirim sebagai relawan lanjut Abduh, merupakan anak Pramuka dan tergabung dalm pecinta alam, yang dibekali kemampuan di alam.
“Hari ini kami berangkatkan juga tiga orang relawan dari BEM STKIP Arrahmaniyah, memberikan bantuan 100 meter selang air. Karena di sana sangat memerlukan air bersih,” uujar Abduh.
Kegiatan siswa sebagai relawan juga bisa menjadikan mereka belajar dalam menghadapi kondisi bencana. Meski pun, hal tersebut bukan pertama kalinya para relawan dari Arrahmaniyah membantu korban bencana.
Pada misi kemanusiaan ini, yayasan memiliki program dan anggaran dana sosialnya. Sedangkan secara moril mengerahkan relawan, serta ikut mendoakan yang terbaik bagi para korban gempa.
“Terakhir laporan dari siswa, warga masih ada yang tinggal di pengungsian, tenda lapangan. Semoga saja apa yang sudah disampaikan cukup membantu para korban gempa,” tutup Abduh. (*)