DEPOK – Aturan baru yang akan diterapkan saat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019, dinilai dapat merugikan calon mahasiswa. Pengamat Pendidikan, Itje Chodidjah menganggap, kebijakan baru mengenai prosedur pelaksanaan SBMPTN 2019, diputuskan pemerintah tanpa adanya kajian terlebih dahulu.
“Kalau menurut saya ini kebijakan tanpa kajian. Jika anak sudah lulus tes, namun hasilnya tidak sesuai dengan nilai yang ditetapkan fakultasnya. Itu sama saja merugikan moral anak-anak, dapat membuat kegalauan dalam diri mereka,” kata Itje kepada Harian Radar Depok, Kamis (25/10).
Dia menjelaskan, pemerintah seharusnya melihat kebutuhan dari peserta didik, bukan dari pandangan internal pemerintahan. Karena ketika anak memilih perguruan tinggi itu, merupakan modal awal dalam menata hidupnya.
“Proses anak masuk perguruan tinggi bukan semata-mata persoalan administrasi. Tetapi persoalan mereka menyiapkan hidupnya untuk masa depan. Jadi dengan kebijakan ini malah nanti banyak anak yang frustasi, karena keinginannya tidak terakomodir dan sesuai,” jelas Itje.
Itje lebih, memperhatikan poin kebijakan tentang ujian tes berbasis komputer (UTBK). Dan pelaksanaan tes dilaksanakan terlebih dulu lalu mendaftar ke PTN. Menurutnya, kebijakan ini diambil terlalu terburu-buru, dengan waktu yang sangat singkat dengan pelaksanaan.
“Terlihat seperti sepihak, harusnya melibatkan sekolah, kampus, dan pengamat pendidikan lain untuk mengambil keputusan. Jadi saya tegaskan, kalau secara pribadi tidak setuju kebijakan ini diterapkan tahun ini,” tegas Itje.
Di lokasi yang berbeda, siswa SMA Negeri 1 Depok, Novanza Rayhan mengatakan, pelaksanaan tes mengunakan sistem komputerisasi sangat membantu calon mahasiswa. Karena dianggap dapat menghemat waktu.m “Kita UN juga sudah berbasis komputer, jadi lebih baik memang di integrasikan langsung ke penerimaan mahasiswa. Daripada harus belajar dengan komputer dan manual seperti dahulu,” katanya.
Selanjutnya, siswa SMAN 1 Depok lainnya, Satrio Budi Pambagyo melanjutkan, dengan dilaksanakan tes lebih dahulu lalu hasilnya digunakan untuk mendaftar. Menurutnya, terdapat nilai positif dan negatif. Dimana positifnya, calon mahasiswa dapat mempersiapkan diri lebih matang sebelum menentukan PTN.
“Kalau yang SBMPTN sebelumnya kita tulis dulu PTN tujuan baru tes, itu dianggap kurang efektif. Nilai negatifnya, info dadakan dan periode waktu ujian jadi mepet semua, dari SNMPTN, SBMPTN, dan UN. Itu harus mempersiapkan mental dan fokus belajar yang ekstra,” tutup Satrio. (san)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB