Senin, 22 Desember 2025

66 Ahli Forensik Identifikasi Korban JT-610

- Selasa, 30 Oktober 2018 | 10:43 WIB
Petugas gabungan mengumpulkan serpihan puing pesawat dan benda benda yang didapat dari proses evakuasi pasca kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di posko Basarnas, Terminal JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (29/10). Proses evakuasi jenazah dan puing Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Laut Utara Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10) pagi, dipusatkan di posko tersebut. Foto: Ismail Pohan/INDOPOS JAKARTA –  Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur menjadi tempat penampungan jenazah korban pesawat Lion Air JT 610. Semua jasad korban insiden JT 610 akan dikumpulkan di RS Polri untuk diidentifikasi. Untuk kepentingan identifikasi itu pula RS Polri menyiapkan 66 ahli forensik. “Semuanya sudah merapat,” ujar Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kombes Edi Purnomo, Senin (29/10). Perwira menengah kepolisian itu menambahkan, jenazah korban ataupun potongan tubuh yang ditemukan di lokasi jatuhnya JT 610 akan dibawa terlebih dahulu ke Posko Basarnas di JICT, Tanjungpriok. Selanjutnya, jenazah dan potongan tubuh korban pesawat nahas itu akan dibawa ke RS Polri. Hingga saat ini sudah ada tujuh kantong jenazah yang dibawa ke RS Polri untuk diperiksa lebih lanjut. Berdasar temuan Basarnas, sejumlah korban dalam kondisi tak utuh. Pesawat Lion Air JT610 yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pangkalpinang hilang kontak pada pukul 06.33 WIB. Total ada 189 orang dalam pesawat yang jatuh di Laut Jawa itu. Badan SAR Nasional (Basarnas) memperkirakan tak ada penumpang ataupun kru Lion Air JT 610 yang selamat setelah jatuh di Laut Jawa, Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10). Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigjen (Mar) Bambang Suryo Aji mengatakan, pihaknya sudah menganalisis sejumlah potongan tubuh yang ditemukan di sekitar lokasi jatuhnya JT 610. "Prediksi saya itu sudah tidak ada yang selamat karena korban yang ditemukan saja terdapat beberapa potongan tubuh sudah tidak utuh. Apalagi sudah berapa jam, ini kemungkinan jumlah 189 itu sudah dalam keadaan meninggal dunia semua," kata Bambang di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (29/10). Bambang menjelaskan, pesawat diduga jatuh dari ketinggian 3.000 kaki. Menurutnya, ketinggian itu membuat pesawat mengalami benturan keras saat menyentuh permukaan air laut. "Karena ada benturan dari korban dengan bodi pesawat di dalam, itu lebih kencang lagi. Kalau prediksi saya seperti itu," kata dia. Meski demikian, Bambang memastikan operasi pencarian masih berlangsung. Sebab, sejauh ini Basarnas belum menemukan badan pesawat yang diduga berada di kedalaman 35 meter. Apakah nantinya BASARNAS akan mengangkat bangkai pesawat? Bambang belum berani menyimpulkannya. Bambang menegaskan, prioritas Basarnas adalah mencari dan mengevakuasi korban. "Kami lihat perkembangan ke depan apakah perlu diangkat atau tidak," pungkas dia.(duy/tan/jpnn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X