AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
DALAM TAHAP PENCARIAN: Hilda Aprilia (31) istri Ibnu Hantoro (33) salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 di kompleks perumahan PELNI, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Selasa (30/10). Korban bertolak dari Jakarta ke Pangkal Pinang dalam masa pengabdian Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS).
DEPOK – Hari kedua pascatragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, korban asal Kota Depok bertambah. Selain Muhammad Jufri (39) warga Pasir Putih Sawangan, dan Imam Riyanto warga Gandul Cinere, korban yang muncul di manifest penumpang pesawat tersebut warga Depok adalah Ibnu Fajariyadi Hantoro (33), Mahheru, dan Yulia Silvianti.
Ibnu tercatat sebagai warga Komplek Pelni C1/5 RT04/RW17 Kelurahan Baktijaya, Sukmajaya. Mahheru warga Jalan Perintis RT03/RW03 Kalimulya, Cilodong. Sedangkan Yulia Silvianti tinggal di Jalan KH. Ahmad Dahlan RT06/RW05 Kukusan, Beji.
Di kediaman Ibnu Fajar Hantoro, tampak tamu silih berganti berdatangan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Kursi plastik dan tenda juga sudah disiapkan keluarga untuk menampung para tamu.
Ayah Korban, Slamet Trihantoro (66) mengatakan, anaknya tercatat dalam manifest penumpang Lion Air JT610 dengan nomor 55. Slamet mengungkapkan, kepergian anaknya ke Pangkal Pinang untuk memenuhi tuganya mengabdi di salah satu Rumah Sakit di sana setelah lulus spesialisasi penyakit dalam di Universitas Indonesia 2017 silam.
“Dia baru lulus spesialisasi jadi sedang dalam masa pengabdian wajib kerja dokter spesialis di Rumah Sakit Bangka Tengah,” ungkap Slamet kepada Radar Depok.
Ibnu diketahui sedang melakukan wajib kerja sejak awal Februari dan akan berakhir Januari 2019. Selama melaksanakan kewajibanya, Ibnu rutin pulang kerumah orang tuanya seminggu sekali guna menemui ke dua anaknya yang masih berusia empat tahun dan satu setengah tahun serta istrinya, Hilda yang berprofesi sebagai dokter spesialis terapi medis di Rumah Sakit Pasar Rebo Jakarta Timur dan tentunya kedua orngtuanya.
“Dia seminggu sekali pasti pulang untuk nengok anak istri dan juga kami. Tapi kadang bisa pulang lebih awal kalau ada rapat di Rumah Sakit Darmais, karena dia juga sudah bekerja sebagai dokter spesialis di sana,” beber slamet.
-
Sampai saat ini keberadaan Ibnu belum diketahui keluarga karena belum ada satupun jasad yang menandakan bahwa itu adalah Ibnu. Meski mengaku sudah mengiklaskan takdir yang diberikan oleh Tuhan, Slamet masih berharap anaknya dapat pulang kerumahnya dengan selamat.
“Saya sudah kebandara dan melihat ada 29 kantong Jenazah, tapi tak satupun yang cocok dengan ciri–ciri anak saya. Saya sudah ikhlaskan apapun hasilnya nanti, tapi kalau boleh berharap saya ingin anak saya bisa pulang selamat, apalagi saat ini dia juga sedang mengikuti tes CPNS. Kalau sedang mengobrol seperti ini, saya masih membayangkan dia ada di sini,” sambungnya.
Slamet juga sudah datang ke Rumah Sakit Polri untuk melengkapi segala data–data yang diperlukan. Dia juga sudah menyerahkan sampel air liurnya kepada tim medis disana untuk pencocokan DNA.
Sementara itu, Istri dr. Ibnu Hantoro, dr. Helda Aprilia (31) mengatakan sang suami bertolak ke Pangkal Pinang untuk menjalankan tugas sebagai dokter di RSUD Koba Bangka Tengah. Menurutnya ayah dua anak itu telah mengabdi selama satu tahun di RS tersebut.
"Saya awalnya mendapat kabar dari ipar yang menelepon kalau menanyakan suami saya berangkat naik pesawat apa dan jam berapa, saya curiga kenapa ipar saya menanyakan itu kemudian saya liat berita di media online dan tahu ada pesawat yang terjatuh. Habis itu saya telepon suami sudah tidak diangkat dan WA saya tidak dibalas," ujarnya dengan mata berkaca-kaca di Komplek Pelni, Sukmajaya.
Helda menuturkan, sebelum bertugas di Pangkalpinang, Ibnu Hantoro juga bertugas di RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat sebagai dokter spesialis penyakit dalam. Dalam sepekan dokter muda lulusan Universitas Indonesia (UI) bidang Kedokteran ini kerap kali pulang ke rumah Depok, pada Jumat sore dan kembali ke Pangkal Pinang pada Senin pagi.
"Suami selalu pulang ke rumah seminggu sekali kita berkumpul bersama di rumah dan pergi wisata, tapi minggu ini suami kemarin itu pulang untuk ikut tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Komunikasi kami tidak pernah putus sampai mau boarding saja suami selalu bilang ke saya, kalau apa-apa suami pasti mengabari saya. Orangnya baik, sayang dengan keluarga. Setiap hari kita video call, bisa dua sampai tiga kali video call dalam satu hari," jelasnya. (dra)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB