Senin, 22 Desember 2025

Keluarga Auditor BPK Ikhlas

- Kamis, 1 November 2018 | 12:33 WIB
Petugas Badan SAR Nasional (Basarnas) menepi ke Pantai Tanjung Pakis dengan membawa satu kantung jenazah korban pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkalpinang dengan nomor JT 610 yang jatuh di Perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/10). Foto: Dery Ridwansah/ Jawa Pos DEPOK – Suasana duka masih terasa di kediaman Yulia Silvianti (38), di Jalan Muhammad Alif No37 RT06/RW05 Beji, kemarin (31/10). Yulia merupakan salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Pakis Karawang, beberapa waktu lalu. Ia terdaftar sebagai penumpang nomor 148. Yulia disebut bertugas sebagai Pemeriksa Muda (Auditor) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan pangkat Penata Tingkat I. Tampak sebuah tenda besar terpasang lengkap dengan deretan kursi untuk menampung tamu yang datang melayat. Tidak hanya itu, terpampang juga ucapan duka dari sanggar tari ternama di Indonesia, Ayodya Pala. Diketahui, Yulia adalah orang tua dari siswa yang anaknya sering latihan menari di sanggar tersebut. Aditya, suami Yulia mengaku, pihak keluarga hingga saat ini masih menunggu kepastian, terus berkoordinasi dengan bandara dan rumah sakit Polri. Guna memudahkan pencarian, ia juga telah menyerahkan dokumen penting yang dibutuhkan. AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
IKHLAS : Aditya suami dari Yulia Silvianti salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 saat memberikan keterangan kepada Radar Depok di kediamannya Jalan H. Muhammad Alif, Kecamatan Beji, Rabu (31/10). “Data mengenai istri saya sudah saya serahkan ke RS Polri. Mulai dari DNA orang tua, rambut, dan sidik jari. Semua diserahkan pada hari pertama pencarian,” ungkap Aditya yang ditemui Radar Depok di kediamannya, kemarin (31/10). Aditya bersama keluarga terus memantau setiap informasi dari posko BPK yang dibuat di area bandara Soekarno-Hatta, pascainsiden kecelakaan pesawat. "Kalau informasi, saya pikir cukup ya bisa terpantau ada posko BPK yang memang dibuat khusus, dari situ semua kabar bisa kita terima. Tapi saya tidak mau melihat televisi (berita, Red) dalam kondisi seperti ini," ujar Aditya. Aditya dan Yulia dikaruniai dua orang anak. Pertama berusia 8 tahun kelas 3 sekolah dasar, dan kedua masih sekolah di Taman Kanak-kanak. Sebelum kejadian lanjut Aditya, ia tidak mempunyai firasat apapun. Istrinya tersebut sudah dua tahun pindah tugas ke Pangkal Pinang dan menjadi sebuah rutinitas setiap Jumat pulang ke Depok, dan kembali bertugas, Senin. Kondisi awal pekan kemarin berbeda. Sampai pukul 08.00 istrinya tak kunjung memberi kabar. "Karena, sebuah rutinitas saya tidak merasakan apa-apa. Ada yang aneh, biasanya setiap sampai Pangkal Pinang selalu menelpon. Saya baru tahu pesawat yang ditumpangi Yulia hilang kontak pada jam 08.30,” tutur Aditya. Sejak itulah perasaan Aditya tak karuan dan cemas, hingga ia pun mencoba menghubungi pihak Lion Air. Dan pesawat dinyatakan hilang. Aditya mengaku pasrah, sambil menunggu kabar kondisi istrinya. “Saya dan keluarga ikhlas, dan kami berdoa yang terbaik. Semoga para korban bisa segera ditemukan. Kita serahkan semua ke pemerintah yang terus bekerja,” kata Aditya. Terpisah, pimpinan Ayodya Pala, Budi Agustina membenarkan jika Yulia adalah orang tua dari siswa yang belajar tari di sanggarnya. “Pada 21 Oktober, bu Yulia masih mengantar putrinya ikut test persiapan ujian kenaikan tingkat di D'Mall,” ucap Etin—sapaan Budi Agustina—saat dihubungi Radar Depok, kemarin (31/10). Etin menyatakan, Yulia setiap Senin pagi memang berangkat ke Pangkal Pinang dan Jumat malam pulang ke rumahnya di wilayah Kukusan, Beji. Yulia sudah dua tahun bertugas sebagai anggota BPK. “Keluarga besar Ayodya Pala turut berduka cita atas wafatnya ibu Yulia Silvianti binti Budi Santoso, dalam musibah pesawat Lion Air JT-610,” tutup Etin. Sementara itu dikabarkan, Kapal KP Kutilang membawa sejumlah temuan. Yakni serpihan-serpihan pesawat, barang-barang milik penumpang dan juga dua kantung yang terindikasi berisi potongan tubuh korban. Serpihan seperti potongan kursi pesawat, serpihan badan pesawat, sepatu bayi, sepatu dewasa, tas penumpang, serta pas foto atas nama Yulia Silvianti. Berdasarkan daftar manifest pesawat, nama Yulia Silvianti terdaftar sebagai penumpang pesawat Lion Air JT 610 jurusan Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10). Yulia, tercatat sebagai salah satu pegawai BPK. Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang dinyatakan jatuh di perairan Karawang. Pesawat tersebut sebelumnya hilang kontak setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, sekitar pukul 06.20 WIB. Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP itu membawa 189 orang. 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua Pilot dan enam awak kabin. Pihak Lion Air menyatakan, pesawat itu dikemudikan oleh Kapten Pilot Bhavye Suneja yang memiliki lebih dari 6.000 jam terbang Kopilot Harvino dengan 4.000 jam terbang lebih. (irw/gun/**)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X