Achmad Solechan, Plt Ketua PCNU Kota Depok
(Plt Ketua PCNU Kota Depok)
Assalamuallaikum,,wr,,wb..
Bagi yang mengaku ummat islam, pasti dan tidak mungkin tidak mencintai Allah. Cinta ini merupakan satu bukti nyata dalam menunjukkan kadar keimanan kita. Sebagai hamba, maka wajar dan sepatutnya kita berjuang dan berusaha untuk mencintai Allah agar kita juga dicintai oleh Allah SWT. Kesadaran kita sebagai hamba Allah membuat kita tunduk kepada ketetuan Allah SWT untuk beribadah kepadaNya.
Dalam QS. Adzariyat 56 disebutkan “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Jelas sekali bahwa status kita adalah hamba, yang hanya tunduk dan taat kepada Allah. Lalu bagaimana sesungguhnya cara kita mencintai Allah SWT? Allah SWT dalam Alqur’an surat Ali Imron ayat 31 menyampaikan “Katakanlah, jika kamu benar mencintai Allah, ikutilah aku; maka Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Panduan dalam menunjukkan dan mengekresikan kecintaan kita kepada Allah SWT sangat jelas dan mudah. Ikutilah laku Rasulullah Muhammad SAW. Berusahalah sekuat dan sedekat mungkin dengan mengikuti jejak pribadi Rasul. Mengenali dan mengikuti pribadi rosul yang utuh, yang tidak hanya diambil sepotong-potong dan digunakan demi menyesuaikan dengan keinginan diri sendiri, kelompok atau golongannya.
Seringkali kita terjebak dalam laku dan tindakan yang berlabel dalam rangka mencintai Allah, namun perilaku dan caranya sama sekali tidak sama atau bahkan bertentangan dengan perilaku ajaran Rasulullah Muhammad SAW.
Di antara pokok ajaran dan ajaran yang dbawa Nabi Muhammad adalah perilaku akhlak yang mulia. Nabi mengajarkan kasih sayang dan perdamaian kepada sesama. Nabi seorang yang ramah, halus dan sama sekali tidak berperangai kasar. Rosul tidak pernah mengumpat.
Dalam QS. Al Qalam ayat 4 “wainnaka laala khuluqin adzim” Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Apa yang disampaikan Rosul pasti dilaksanakan oleh Rasul. Apa yang diperintahkan Rosul, berarti telah dijalankannya. Nabi Muhammad adalah cermin dari ajaran islam yang dibawanya. Jika ingin melihat islam, lihatlah perilaku Rasul.
Lalu, bagaimana jika suatu kelompok umat islam atas nama mencintai Allah melakukan sesuatu yang cara dan perangainya justru bertentangan dengan cara dan pribadi Rasul. Adakah ini benar-benar bentuk kecintaan Allah SWT? Pemahaman dan cara yang tidak tepat, alih-alih dapat menyenangkan Allah, justru malah bisa membuat Allah tidak ridho atas perilaku kita. Untuk mencintai Allah, tidak ada pilihan lain keculi kita mesti mengenal Allah. Dan petunjuknya sudah sangat jelas, ikutilah Rasulullah Muhammad SAW.
Dan Rasul diutus tiada lain untuk menyempurnakan akhlak mulia. Jadi sepatutnya bagi kita untuk bersikap dan berperilaku akhlak mulia.
Menunjukkan ekspresi kecintaan kepada Allah SWT jangan sampai malah membuat Allah murka. Selayaknya kalau seorang suami ingin menunjukkan kecintaannya kepada istri tercinta dengan membelikan baju, maka cukup kenali dan cari tahu model baju jenis dan warna apa yang membuatnya senang. Meskipun mahal dan modelnya menurut kita indah, kalau itu tidak disukai iatri, maka dihadapan istri kita ia tidak barang istimewa. Mungkin baju yang kita berikan tidak pernah dipakai dan boleh jadi menjadi kain lap atau yang lain.
Ibadah kita semata karena Allah SWT, bukan karena memenuhi kepentingan nafsu kita. Tujuan ibadah kita adalah untuk menggapai dan mendapat ridho dari Allah SWT. Bukan menyenangkan keinginan kita. Mencintai Allah bukan ditunjukkan dengan teriak-teriak dengan mengaku mencintanya namun bersamaan meninggalkan akhlak Rosul. Mencintai Allah secara hakiki dengan laku dan amal sholeh, bukan terjebak pada simbol-simbol. Wallahu a'lam bishshowaf.
Wassalamualaikum,,wr,,wb..
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB