Senin, 22 Desember 2025

Identifikasi Berhenti, Keluarga Korban Depok Cemas

- Sabtu, 24 November 2018 | 10:22 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
IKHLAS : Aditya suami dari Yulia Silvianti salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 saat memberikan keterangan kepada Radar Depok di kediamannya Jalan H. Muhammad Alif, Kecamatan Beji, Rabu (31/10). DEPOK - Jumat, 23 November 2018, Polri dan RS Polri Kramat Jati resmi menghentikan identifikasi korban Lion Air JT 610. Artinya, tiga korban asli warga Depok masuk dalam korban yang belum teridentfikasi. Kendati demikian kemarin, pihak keluarga masih berharap dan optimis orang yang disayanginya bisa ditemukan. Keyakinan itu didasari pihak Lion Air mau mendatangkan teknologi canggih. “Belum ada kabar hingga hari ini (kemarin). Kita serahkan saja kepada saja kepada pihak lion," kata Aditya suami korban Yulia Silvianti kepada Radar Depok. Warga RT6/RW5 Kelurahan Kukusan, Beji ini menyebutkan, pihak Lion Air terus melakukan pencarian para korban di laut termasuk istrinya. Dan juga terus mengakomodir pencarian serta mendatangkan kapal dengan teknologi cangih. “Intinya pencarian maksimal dan itu yang kita tunggu," ucap Adtiya ketika baru sampai dari Jakarta di kediamanya, semalam kepada Harian Radar Depok. Menurutnya, Lion Air dalam pencarian tidak ditentukan batas waktu sampai kapan dilakukan. "Untuk waktu tidak ngomong intinya masih ada pencarian. Karena masih ada 64 orang yang belum ditemukan," tuturnya. Demi memudahkan identifikasi, lanjut dia semua terkait istri sudah diserahkan ke RS Polri. Mulai dari DNA orang tua, rambut, dan sidik jari. “Semua diserahkan pada hari pertama pencarian. Kami mohon doanya agar dapat segera teridentifikasi,” ungkap Aditya. Terpisah, keluarga korban atas nama Maheru warga Jalan Perintis, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Depok, berusaha dan optimis. Kaka ipar korban, Purwadi yang aktif mengurus proses pencarian sampai identifikasi mengharapkan satu-satunya jalan, yakni melalui jalan KNKT yang hingga kini masih terus berupaya mencari kotak hitam CVR di perairan Karawang lokasi jatuhnya pesawat. "Secara umum memang identifikasi ditutup, tapi upaya dari keluarga masih terus berjalan. Kami berharap dan selalu berdoa semoga saat KNKT lakukan pencarian CVR ditemukan bagian tubuh korban yang belum terangkat, kami yakin Allah memberikan jalan terang," harapnya dengan nada sendu. Purwadi membeberkan, rencananya pihak maskapai Lion Air akan mendatangkan kapal khusus untuk menyedot lumpur, untuk temukan CVR sebab itu menjadi kunci kronologis kejadian. Pihak keluarga Maheru menjelaskan, tapi apabila kita tetap memaksa untuk terus mencari dan mengidentifikasi korban, seluruh administrasi ditanggung pada pihak keluarga bukan lagi maskapai atau Negara. "Polri dan rumah sakit sudah kita beritahu soal upaya kami ini, tapi mereka bilang silakan konfirmasi ke pihak maskapai yang biasanya biaya administrasi ditanggung keluarga," jelasnya saat dikonfirmasi. Saat hari kamis (22/11) pihak maskapai menghubungi keluarga Maheru meminta untuk mengurus surat kematian dan lainnya. "Ya pihak maskapai bilang akan membantu dengan membuat surat keterang yang menyatakan kalau pak Maheru menjadi korban kecelakaan Lion air, dan tidak ada tanggapan lebih jauh tentang administrasi soal identifikasi yang kami inginkan," ucap Purwadi. Maskapai harus bertanggungjawab secara penuh, kalau ada bagian tubuh korban ditemukan harus diidentifikasi dan dipublikasi. “Jangan menutupi seolah tidak ada lagi korban yang ditemukan," tegasnya. Keluarga Maheru menghimbau kepada pihak Lion air untuk menuntaskan kejadian, sebab yang jadi korban selalu menanti setiap waktu. Lion Air juga harus mengitropeksi diri, mengapa pesawatnya selalu bermasalah. "Yang buat bingung dan aneh, kenapa izin Lion air masih terus berjalan sedangkan kecelakaan sering dialami," tanya Purwadi. Maheru dikenal suka bersosialisasi kepada warga sekitar, meskipun bukan penduduk asli tapi pribadi Maheru di kenal baik. Salah satunya pemilik warung yang berada tepat di sebelah kediaman Maheru, warung ucok. Korban dikenal warga sekitar mengatakan sering ngobrol sebelum di pindah tugaskan di Pangkal Pinang. "Sebelum kejadian, hari sabtu kalau tidak salah masih ketemu saya dan tegor saya. Eh ternyata almarhum jadi salah satu korban kecelakaan pesawat, saya tidak sangka," terangnya. Sementara, saat menyambangi kediaman korban Muhammad Jufri di Komplek Perumahan Sawangan Permai Blok f4, Jalan Cucak Rowo RT9/9 Kelurahan Pasir Putih, Sawangan sangat sepi.(cr2/irw)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X