Senin, 22 Desember 2025

Dua Penikmat Pemancing Galatama Asal Depok, 10 Tahun Tekor Ratusan Juta, Insyaf Saat Jual Motor

- Senin, 17 Desember 2018 | 10:50 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
MENEKUNI HOBI : Sumanta Yudi Wijaya (33) saat melakukan aktifitas mincing di Telaga Kukusan, Jalan Kukusan Raya, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Sabtu (15/12). Insert : Andri (45), mantan pemancing galatama.

Candu, kata yang pas disematkan kepada orang yang gemar akan suatu permainan hingga lupa dengan hal lain. Seperti dua orang asal Depok yang candu terhadap Mancing Galatama. Ada yang berpesta pora dengan kemenangan, ada pula yang bangkrut sesudahnya.

LAPORAN: NUR APRIDA SANI

Mancing adalah harga mati. Kalimat itu diserukan Sumanta Yudi Wijaya atau yang akrab disapa Yudi. Dia satu dari jutaan orang di Kota Depok yang senang dengan aktivitas tangkap ikan di kolam tersebut. Setiap akhir pekan dan hari libur (tanggal merah), Yudi rutin menyambangi pemancingan untuk menyalurkan hobi. Tidak hanya itu, mancing juga dijadikan dia untuk menghilangkan penat karena kesibukkan di kantor. Di bawah terik matahari, Yudi mengenakan baju merah maroon dan topi putih duduk di lapak nomor 18 di salah satu pemancingan di Kawasan Beji, Depok. Pukul 14:00 WIB, dia mulai sibuk dengan joran, kail, dan umpan yang akan digunakannya untuk mancing ikan mas selama 3 jam. Disela-sela kefokusannya memancing, pria berusia 33 tahun ini  mengatakan, sudah terjun ke dunia mancing selama 10 tahun. Tak terhitung berapa jumlah uang yang dikeluarkan, untuk menyalurkan hobinya tersebut. Dari mulai harga alat-alat yang mahal, sampai tiket masuk yang dibayarkan setiap mengikuti galatama. “Saya mancingnya pindah-pindah, ada yang di dalam Depok, pernah juga sampai ke Cilegon, Banten,” kata Yudi. Jika dihitung-hitung, uang ratusan juta sudah keluar dari kantong Yudi selama 10 tahun. Suka duka sudah dilewati, bapak satu anak ini. Dukanya, uang habis. Namun, saat menjuarai galatama jadi suatu kebanggaan tersendiri untuk dirinya. Awal Desember 2018, Yudi mengikuti galatama di Pemancingan Cinangka Indah dengan hadiah Rp13 juta. Dia datang bersama ketiga temannya saat mendapat hadiah terbesar selama mengikuti galatama. Tak disangka ternyata uang tersebut sudah diimpikan, salah satu temannya sehari sebelum perlombaan di mulai. Uang sebesar Rp13 juta tersebut dibagikan Yudi kepada tiga teman yang sudah membantunya saat lomba. Ada yang mendapatkan Rp3 juta ada juga yang Rp2 juta. Sebelum berlomba, tekad Yudi adalah juara. Pasalnya, satu dari tiga temannya itu ingin membeli telepon genggam (Handphone). Dan saat mereka mendapatkan ikan seberat enam kilogram, yang menjadi ikan babon pada galatama tersebut. Akhirnya dipenghujung acara, mereka benar menjadi pemenang juara 1. “Bersyukur banget dapat Rp13 juta, langsung saya bagi-bagi ke teman. Dan teman saya itu besokkannya langsung beli HP baru sesuai nazarnya,” ujar Yudi.
-
Berbeda dengan Yudi yang baru saja menuai keberuntungan dari mancing galatama. Mantan pemnacing galatama Andri mengaku, sudah meninggalkan aktivitas tersebut sejak lima tahun silam. Perkaranya adalah harta bendanya habis di jual, untuk memenuhi hobi mancingnya tersebut. Ditemui di pelataran rumah yang berlokasi di Jalan Pitara, Gang Dukuh, RT7/14 Pancoranmas, Depok. Andri yang mengenakan baju lengan panjang bermotif kotak-kotak hitam menceritakan, perjalanan hijrahnya meninggalkan pekerjaan di masa kelamnya tersebut. Bukan hanya uang yang habis-habisan, demi mengikuti nasfu mancingnya itu. Andri sampai menghabiskan harta yang dia miliki, salah satunya motor kesayangannya seharga puluhan juta rupiah. “Modal (duit) udah habis tapi nafsu masih tinggi. Yang sisa cuman motor, yaudah saya jual demi ikut galatama dengan hadiah yang belasan juta. Tapi sayang gagal malah bangkrut,” terang Andri. Kebangkrutan itu malah membawa hal positif untuk Andri. Dia mengubah haluan karirnya menjadi supplier ikan di beberapa kolam pemancingan. Hal itu dilakukannya, lantaran menganggap bahwa memancing adalah suatu pekerjaan yang tidak menguntungkan. Tak hanya jadi penyupplay ikan, Andri kini juga beternak ayam kampung yang sudah berjumlah 20 ekor dan rental mobil. Dari penghasilannya tersebut, dia dapat hidup dengan pendapatan perbulan lebih dari Rp10 juta. “Alhamdulillah saya menikmati hidup yang sekarang. Tidak ada lagi alat pancing di rumah, semuanya sudah dikasih ke orang. Saya tidak mau lagi mancing, waktu ini akan dimanfaatkan untuk keluarga,” jelas Andri.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X