Senin, 22 Desember 2025

Jelly Drink Ala Warga Depok, Mengolah Minuman Ringan Beromzet Puluhan Juta

- Senin, 24 Desember 2018 | 11:12 WIB
DOK.PRI FOR RADAR DEPOK
ENTREPRENEURSHIP: Owner home industri Jelly Drink Depok, Merry menunjukan minuman hasil produksinya.

Satu lagi kreativitas asli warga Depok ini patut diikuti kiprahnya. Setelah sukses menjalankan bisnis craftnya, kini perempuan berjilbab ini berlaih profesi mengolah creamer nabati yang dicampur jelly menjadi minuman yang super enak.

Laporan: M. Agung HR – Depok

Di salah satu pojok perumahan Maharaja DTC Mampang, Pancoranmas, tampak kesibukan di rumah milik Merry. Perempuan berjilbab ini merupakan salah satu pengusaha home industri di Kota Depok yang cukup dikenal di kalangan UMKM. Setelah mencoba di bisnis craft, ia beralih profesi mengolah minuman dengan label Jelly Drink. Sesuai label bukan susu yang ia pilih sebagai bahan dasar minuman racikannya. Merry lebih memilih creamer nabati dan jelly nutrijel sebagai bahan baku membuat minuman ringan yang segar dan menyehatkan. Menurutnya bahan ini adalah santan yang sudah dijadikan serbuk powder, atau dikenal dengan istilah santan bubuk, diolah dengan racikan tangan sendiri. “Minuman ini, selain menghilangkan haus juga mengenyangkan. Orang kantor selain buat ngilangin haus juga buat menunda lapar. Kalau orang diet tidak harus makan, dengan meminum ini menjadi kenyang,” tutur Merry kepada Radar Depok.
-
            Merry mengaku, menjalankan usahanya sejak April. Ia menilai produk ini khas Indonesia karena lebih mudah diterima. Target pasarnya bukan hanya anak-anak, dan produk ini mayoritas pembelinya orang dewasa. “Kalau orang dewasa mereka yang memenej uangnya buat jajan, jadi alhamdulillah tidak ada kata istilah sepi pada penjualan,” tuturnya. Keunggulannya produk ini merupakan yang pertama di Kota Depok. Merry mengatakan, ia pernah mengikuti bazaar di Balaikota Depok, dalam waktu satu jam dengan membawa satu dus (50-an) itu langsung ludes dibeli pengunjung. “Tetangga kiri kanan saat bazaar cuma ngeliatin aja. Eh, besoknya ketemu dia sudah menjual produk yang sama. Tapi bagi saya namanya pioneer itu tetap saja is number one. Tidak akan ada yang bakal menyamai. Karena memiliki keunggulan lain soal rasa,” ujar Merry. Darimana ide mengolah minuman tersebut muncul? Merry menyebutkan, idenya dulu sebelum terjun ke craft sekitar lima tahun lalu ia pernah jualan capuccino cincau ada lima both. Tapi ternyata minuman tersebut hanya musiman. Nah, capuccino cincau ini sempat 'meledak' juga penjualannya. “Saya sampai dapat omzet tinggi banget. Nah sebenarnya idenya ini dari usaha itu,” ucapnya. Sebenarnya lanjut Merry, jenis minuman yang sekarang pun ada yang capuccino tapi bukan pakai cincau melainkan berbahan jelly. Ada sembilan rasa yang ia produksi, di antaranya best seller coklat, capuccino, strawberry, paro, the tarik, green tea, thaitea, huzzelnut, dan original. Skala pemasaran sudah mencapai Jabodetabek, dengan memiliki reseller yang cukup banyak. Selain itu dalam memasarkan produknya ia mengaku lebih menyukai penjualan be to be daripada online. Kalau pun harus ada online itu dilakukan oleh orang lain. Menurutnya, penjualan di online itu hanya cocok di gofood. “Saya orangnya mobile, tidak stay di rumah, karyawan tidak mau menjaga begitu. Sekarang ini mempunyai karyawan sudah enam orang, ada yang jual tiga dan di rumah tiga,” terang Merry. Nyaris setiap hari pesanan tak pernah berhenti, bahkan saat awak media ini mewawancarainya, ia sedang menyiapkan pesanan untuk customer yang baru saja memesan produknya. “Tadi ada dari tiga reseller langsung minta dikirim ke kantornya di Botani Square 100 botol. Informasi ini tersebar dari mulut ke mulut,” ungkapnya. Harga jelly drink yang ia tawarkan pun harganya tidak terlalu mahal, hanya Rp10 ribu. Dan kalau soal rasa bisa diadu dengan produk lain. Karena pada prinsipnya, Merry selalu mengedepankan kuantitas, sekaligus capaian para customernya. Selama ini juga ia tak pernah kekurangan atau pun kesulitan bahan baku. Padahal dalam satu hari ia bisa memproduksi jellly drink hingga ratusan botol. Penjualan ia lakukan natural begitu saja, ketika ada event bazaar atau pun pesanan lewat reseller. Penjualan dalam satu hari paling sedikit mencapai 250 sampai 300 botol. Ukuran setiap botolnya 350 mili, ada komposisi jellynya sekitar 75 mili, sisanyanya minumannya. “Inovasi terbaru sedang disiapkan dari varian rasa. Rencananya pada bulan Ramadan mau bikin ada unsur herbalnya. misalnya minuman dipadukan dengan selasih, meski banyak yang minta tapi belum dijalankan. Cocoknya saat Ramadan nanti,” tuturnya. Omzet dari usahanya ini pun sangat fantastis. Dalam sebulan ia bisa memproduksi jelly drink 7.500 botol. Bila per botol dibandrol Rp10.000, sebulan ia bisa mendapatkan keuntungan Rp75 juta. “Ternyata benar, semakin banyak kita mempekerjakan orang rezeki kita bertambah luas. Jadi awalnya semua serba sendiri, apapun dilakukan sendiri”. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X