Senin, 22 Desember 2025

Puluhan Korban Tsunami Dirawat di Depok

- Senin, 24 Desember 2018 | 11:23 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
KORBAN SELAMAT TSUNAMI : Parwoto (50) salah satu korban selamat tsunami di Pantai Sambolo, Serang, Banten menjalani perawatan di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Kota Depok, Jalan Raya Muchtar, Kelurahan Sawangan, Kecamatan Sawangan, Minggu (23/12). Istri korban, Ida Susanti (41) hingga kemarin belum diketemukan. DEPOK – Sejumlah warga Kota Depok dikabarkan menjadi korban bencana tsunami di Selat Sunda yang menerjang pantai selatan, Pandeglang, Banten, Sabtu (22/12). Di antaranya keluarga Parwoto (50) warga RT03/RW07 Kelurahan Sawangan. Parwoto merupakan korban selamat yang kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Kerabatnya mengatakan, jika Parwoto jadi korban tsunami di pantai Sambolo Anyer, Banten. Sambil menahan rasa sakit dan bercerita kepada kelarga, Parwoto mengatakan, Sabtu (22/12) dia bersama dengan isteri Ida Susanti (41) dan ketiga anaknya yakni Alda Inggit Pratiwi (20), Abdul Gani (14), dan Ibnu Baihaki (7), berlibur ke Villa Pantai Sambolo Anyer, provinsi Banten. Bertolak dari rumahnya di kawasan Sawangan, sekitar pukul 16.00. “Kami sampai di Villa Sambolo sekitar pukul 21.30,” ujar Parwoto kepada Radar Depok, kemarin (23/12). Sambil mengingat, saat itu Parwoto meminta istri dan anaknya menurunkan dan memasukan barang ke dalam villa. Sedangkan dia masih berada di parkiran mobil. Masih di sekitar parkiran mobil, dia merasakan angin kencang dan melihat gelombang air ombak menuju villa. Tidak berselang lama, gulungan ombak tinggi menghampiri lokasi villa dan menyadari terjadi tsunami. Secara spontan, lanjut Parwoto meminta ketiga anak dan istri berlari mencari perlindungan. Namun saat akan menyelamatkan diri, Parwoto 'disapu' tsunami hingga terbentur tembok dan terjepit di kolong mobil. Bahkan ia sempat tersengat listrik, akibat tiang listrik yang roboh dan diperkirakan menjalar ke air. “Saat itu kondisi saya ada di kolong mobil,” ujar Parwoto. Saat kejadian, Parwoto melihat sekitar lima mobil kontainer terbawa arus tsunami. Hingga mendengarkan teriakan anaknya dan berusaha menggali tanah sebisa mungkin agar keluar dari kolong mobil. Beruntung masyarakat membantunya yang terjebak dan membawa ketempat aman dan bertemu ketiga anaknya. Namun, Parwoto masih merasakan kesedihan lantaran istri tercintanya Ida Susanti hingga kemarin belum ditemukan. Sementara itu, salah satu anak korban, yakni Abdul Gani menuturkan, dia bersama adiknya Ibnu Baihaki sudah turun dari kendaraan mobil mini bus yang dikemudikan ayahnya. Saat itu, dia mendengarkan teriakan ayahnya untuk meminta lari menyelamatkan diri dari tsunami. Namun, dia bersama adiknya terhempas terkena ombak dan ditolong masyarakat. Gani meminta masyarakat untuk menolong ayahnya yang terjebak di kolong mobil. Bersama dengan masyarakat Gani bersama adiknya dan ayahnya dibawa masyarakat dengan menggunakan kendaraan bak terbuka dibawa kerumah warga yang dinilai aman. “Lalu disana saya bertemu dengan kakak saya Inggit namun belum mengetahui kondisi ummi (ibu red),” ucap Gani. Ditempat yang sama, MOD RSUD Kota Depok, Riyanto mengatakan, korban tsunami keluarga Parwoto telah dilakukan penanganan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Parwoto bersama ketiga anaknya telah dilakukan observasi baik penanganan luka hingga melakukan rongen. “Hasilnya tidak cedera fatal dan hanya luka ringan yang dialami keluarga Parwoto,” tutup Riyanto. Terpisah, Lina Marlina (59) guru di SDN Pitara 1 di Pancoranmas pun turut menjadi salah satu korban akibat terjangan tsunami yang terjadi di Pantai Banten, Sabtu (22/12) malam. Selain Lina, suaminya Dodi (60) juga menjadi korban. Mereka adalah warga Jalan Desa Raga Jaya, Tanjakan Kramat, Gang Mawar, Bojonggede, Kabupaten Bogor. Saat kejadian Lina bersama suami, anak, menantu dan cucu serta sopirnya tengah liburan ke Anyer. Naas, Lina dan suaminya Dodi, terhempas tsunami yang datang, Sabtu malam. Sementara anak, menantu dan cucunya selamat. Sedangkan Heri, sopir mereka, sampai berita ini diturunkan masih dinyatakan hilang. Hal itu dikatakan Ketua PMI Depok Dudi Miraz, Minggu (23/12). "Dari informasi pasti yang kami dapatkan, almarhumah merupakan guru di SDN Pitara 1, Pancoranmas. Suaminya juga meninggal saat kejadian. Sedangkan anak, menantu dan cucunya selamat. Sampai Minggu sore tadi, sopirnya belum ditemukan dan dinyatakan masih hilang," kata Dudi.
-
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
KORBAN SELAMAT TSUNAMI: Ibnu Baihaqi (keempat kiri), Alda Inggit Pratiwi (tengah) dan Abdul Ghani (kanan) korban selamat tsunami Pantai Sambolo, Serang, Banten menjalani perawatan di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Kota Depok, Minggu (23/12). Jenazah Lina dan suaminya Dodi kata Dudi sudah dibawa ke rumahnya di Bojonggede, Bogor. Kedua jenazah sampai di kediaman mereka pukul 17.45. Rencananya akan dimakamkan berdampingan di TPU di Bojonggede, Senin (24/12) pagi. Kepala SDN Pitara 1, Supriatna mengatakan seluruh jajaran sekolah sangat berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Lina dan suaminya Dodi. Menurutnya selama ini, Lina dikenal sebagai guru yang penuh dedikasi dan menerapkan kasih sayang saat mengajar. "Almarhumah akan pensiun pada bulan Februari 2019, mendatang," katanya. Sebelumnya, bocah sepuluh tahun Ismail Hamizan asal Cinere, Depok juga menjadi salah satu korban tsunami yang menerjang Tanjung Lesung, Banten, Sabtu (22/12) malam. Namun warga Jalan Muhajir, Kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere tersebut selamat. Meskipun ia mengalami patah tulang kaki dan sempat tak sadarkan diri. Ia sempat pula dirawat di Puskesmas Panimbang, Pandeglang, Banten, sebelum akhirnya dibawa ke RS Puri, Cinere, Depok. Joko, salah satu kerabat dari korban tsunami warga Cinere, mengatakan saat dirawat di Puskesmas Panimbang, Ismail diketahui kehilangan kedua orangtua serta adik perempuannya yang berusia 5 tahun, Maryam. "Ia datang ke Tanjung Lesung bersama keluarga dengan kerabat saya di acara gathering PLN," kata Joko yang masih mencari kerabatnya yang hilang di Banten, Minggu (23/12). Namun kata dia, informasi terakhir memastikan bahwa ayah Ismail selamat. Sementara ibu Ismail yang biasa disapa bunda Ngesti mengalami patah kaki. "Sementara adik Ismail yang masih TK atas nama Maryam, ditemukan meninggal dunia," kata dia. Dari informasi yang didapatnya diketahui saat kejadian, Ismail beserta keluarga berada di dekat panggung dimana band Seventeen sedang beraksi sebelum panggung tersapu tsunami. "Ananda Ismali sudah dibawa ke RS Puri Cinere oleh petugas medis dari PLN siang tadi," pungkasnya. (dic/wtk/gun/**)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X