Senin, 22 Desember 2025

Empat Tahun Kasus Akseyna Mandek

- Rabu, 27 Maret 2019 | 14:36 WIB
Akseyna Ahad Dori. Foto: IST RADARDEPOK.COM, DEPOK–Pasti saat ini pelaku pembunuhan Akseyna Ahad Dori, sedang tertawa terbahak-bahak. Bahkan, bisa bebas lalu lalang dimana saja. Bayangkan, 26 Maret 2019 kemarin tepat empat tahun Akseyna dibunuh di Danau Kenanga UI. Tiap tahunnya, tidak ada perkembangan yang teranyar dari kasus kematian mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Dan ini menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Kepolisian Daerah Metro Jaya bersama Polresta Depok. Orangtua Akseyna Ahad Dori, Sus Mardoto menyangkan, lamanya pengungkapan kasus kematian anaknya tersebut. Pasalnya, sudah berlalu empat tahun sejak 26 Maret 2015, namun masih menjadi pertanyaan besar di kalangan keluarganya. “Sampai sekarang saya belum dapat update-nya, yang menangani Polres Depok, kalau yang saya ketahui sekarang masih dipegang polres. Mungkin konsen di sana bagaimana mereka menangani itu,” kata Mardoto kepada Harian Radar Depok, kemarin. Pada 2018 Mardoto mengaku, telah mencoba menanyakan perkembangan kasus kematian sang anak. Namun, tetap hanya gigit jari yang di dapati informasi dari Polresta Depok. Dia menuturkan, bahwa polisi hanya mengatakan bahwa kasus masih dalam penyelidikan. Jenazah Akseyna ditemukan mengapung di Danau UI pada 26 Maret 2015 pagi. Polisi menduga awalnya korban mencoba bunuh diri. Namun, setelah melewati proses penyelidikan awal dugaan itu berubah kalau Akseyna adalah korban pembunuhan. Hal itu ditegaskan polisi usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kamar indekos korban. Tetapi sayangnya ditengah perjalanan proses penyelidikan. Polisi mulai sulit mengungkap kasus ini. Sebab, hal-hal yang dapat memberi petunjuk itu kemungkinan besar sudah dikaburkan oleh sang pelaku. "Ini menjadi memburamkan penyidikan. Tentunya ini harus dibalas dengan penyidikan yang lebih kuat untuk menebus kesalahan yang di awal," ujar Mardoto. Dari kekecewaannya itu, Mardoto menuturkan bahwa pihak keluarga sampai membuka rumah dan teleponnya, bagi siapa pun yang memberi informasi tentang kematian putranya. Berbagai kejanggalan yang diketahuinya pun dilaporkannya kepada polisi. Hal yang sama juga dilakukan ke pihak Universitas Indonesia (UI), Mardoto meminta kampus itu untuk membentuk tim investigasi. Namun, permintaan itu tidak dikabulkan dan belakangan muncul perdebatan dengan salah satu dosen Akseyna. "Saya tidak berharap lebih dari UI karena dari awal mereka seolah menutupi dan menyerahkan semua ke pihak yang berwajib," bebernya. Tidak berhenti sampai disitu, dia pun kembali ke Jakarta beberapa kali untuk mengadukan kasusnya ke Komnas HAM hingga Ombudsman. Dia sampai menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki, mulai dari latar belakang militernya, latar belakang akademisi istrinya, dan kemampuan analisis psikologi keluarganya untuk menerka-nerka pembunuh Akseyna. “Tapi sampai sekarang tetap tidak ada titik terangnya untuk kasus anak saya,” tegasnya. Sebelumnya, Kapolresta Depok, Komisaris Besar Didik Sugiarto berjanji, pada 2019 pihaknya akan kembali melakukan langkah-langkah pengungkapan. Salah satu kasus yang menjadi atensinya yakni kasus Akseyna. “Yang jelas Akseyna terus menjadi salah satu PR (pekerjaan rumah) Polresta Depok untuk kita membuat jelas benderang peristiwanya,” terangnya. Proses penyelidikan yang dilakukan bersama Polda Metro Jaya, lanjut Didik, akan terus ditindaklanjuti.  “Termasuk semua kasus yang di 2018 belum terungkap, di tahun 2019 kita upayakan langkah-langkah pengungkapan,” pungkasnya. (san)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X