Senin, 22 Desember 2025

35 Persen ASI Mampet

- Senin, 29 Juli 2019 | 08:27 WIB
  HARMONIS: Henny Herawati bersama kedua anaknya yang tidak mendapatkan ASI secara ekslusif, di halaman rumahnya Jalan Pitara Raya GG Bakti 4 RT3/15, Kelurahan/kecamatan Pancoranmas. FOTO: SANI/RADAR DEPOK RADARDEPOK.COM - Setiap anak yang baru lahir ke dunia ini pasti diwajibkan mengonsumsi Air Susu Ibu (ASI), kurang lebih selama dua tahun. Tetapi, bagaimana jika seorang ibu tidak dapat memberikan ASI-nya kepada sang anak. Pasti sangat menyayat hatinya. Dan selain itu juga akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan sang bayi. Henny Herawati merupakan satu dari jutaan ibu di Kota Depok yang bersedih, lantaran tidak dapat memberikan ASI kepada anak perempuannya yang kini berusia 1 tahun 3 bulan. Dan dia pun tidak mengetahui apa penyebab ASI-nya tersebut tidak keluar. Anak perempuan Henny bernama Alettha Nathania Soedira atau yang biasa dipanggil Alettha. Sudah sejak usia 5 bulan dia tidak mendapatkan air susu milik ibunya. Sehingga harus mengonsumsi susu formula untuk menambah daya tahan tubuh, agar tidak terpapar bakteri luar. Saat ditemui di rumahnya di Jalan Pitara Raya GG Bakti 4 RT3/15, Kelurahan/Kecamatan Pancoranmas. Henny dan kedua anaknya bermain di pelataran rumah. Si kecil Alettha berlari dengan kaki mungilnya kesana kesini penuh riang gembira. "Alettha dapat ASI hanya sampai usia 5 bulan setelah itu pakai susu formula. Karena ASI saya tidak keluar sejak hari pertama kelahiran," kata Henny. Henny memiliki dua anak, laki-laki dan perempuan. Anak pertamanya bernama Aldo, sejak kelahiran pertama ASI yang ada dalam tubuhnya minim sekali produksi. Untuk sekali produksi harus dilakukan berbagai cara, seperti memompa Puting dengan alat pompa ASI. "Jadi pas hari pertama melahirkan ga ada ASI-nya baru keluar itu di hari ketiga. Itu juga sedikit sekitar 20 ml," jelasnya. Saat ASI dalam tubuhnya itu tidak berproduksi dia langsung mengecek kondisi tubuhnya ke bidan. Oleh sang bidan lantas dia disuruh mengonsumsi obat suplemen perangsang ASI. Tak berselang lama, akhirnya ASI pun keluar dalam tubuhnya selama 5 bulan setelah kelahiran Alettha. Selain suplemen, dia juga rutin makan sayur dan buah-buahan hasil arahan dari Bidan. Sudah lelah dengan apa yang dia lakukan agar ASI-nya tetap produksi, akhirnya Henny memutuskan untuk fokus memberikan susu formula kepada anaknya. "Sudah lelah akhirnya pakai susu formula aja lebih praktis walaupun biayanya besar," ujarnya. Setelah menelusuri dan konsultasi ke bidan, Henny mengaku baru mengetahui bahwa penyebab ASI dalam tubuhnya tidak keluar. AKibat  faktor kelelahan sang ibu. Padahal, Henny sendiri merupakan ibu rumah tangga yang setiap harinya mengurus keluarga di rumah. "Kata bidan karena saya kelelahan jadi ASI-nya ngga keluar," pungkas perempuan berusia 30 tahun itu. Tak hanya Henny, ibu dua anak yang bernama Finandyta Wijayasmin (29) juga mengalami kondisi yang demikian. Bahkan, dia hanya bisa memberikan ASI eksklusif kepada sang anak sampai usia 2 bulan. "Iya saya ngga kasih ASI ke anak-anak sejak mereka usia 2 bulan. ASI-nya tidak keluar padahal kata dokter bagus kondisi tubuh ibunya," jelas Dita -panggilan akrabnya-. Perempuan yang berprofesi sebagai karyawan swasta ini mengaku, harus bolak balik ke rumah sakit untuk konsultasi dan mengecek kesehatannya ke dokter. Selain itu, juga mengecek kondisi sang anak akibat tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Karena sudah mendapatkan restu dan hasil yang positif terkait kondisi tubuhnya dan sang buah hati. Dita merasa lega dan tetap memberikan susu formula kepada kedua anaknya yang masih berusia 4 tahun dan 9 bulan tersebut. "Mudah-mudahan saja tumbuh kembang anak-anak saya baik dan tidak terkendala apapun karena mengonsumsi susu formula sejak bayi," harap Dita. Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Rani Martina menjelaskan,  saat ini ibu yang memberikan ASI eksklusif di Kota Depok baru sekitar 65,44% selama enam bulan pertama pada masa menyusui. Namun, demikian pihaknya akan terus meningkatkan program pemberikan ASI eksklusif pada ibu menyusui. Untuk meningkatkan, Kota Depok melalui Dinas Kesehatan akan melakukan beberapa program. Diantaranya, Pelatihan Konselor ASI bagi Petugas, Pelatihan dan Pembinaan KP ASI (Kelompok Pendukung ASI), Pembinaan tentang ASI eksklusif bagi ibu pekerja, Reward ASI Eksklusif bagi balita terbaik tingkat Puskesmas dan tk Kota Depok. “Selain itu, Dinkes juga membuat program Pendampingan Inisiasi Menyusu Dini dan Menyusui di Puskesmas, Pembinaan RS sayang Ibu dan bayi, Meja konseling pada Pekan ASI Sedunia di kantor balaikota Depok, serta penyuluhan ASI,” kata Rani. Menurutnya manfaat ASI bagi bayi antara lain, memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh bayi, ,empercepat tumbuh kembang bayi, mencegah diare pada bayi, selain itu sebagai jaminan asupan higienis dan aman. “Kota Depok sangat mendukung kegiatan Pekan ASI Sedunia (World Breastfeeding Week) pada tanggal 1 sampai 7 Agustus,” ujarnya. Tidak hanya kepada anak, pemberian ASI eksklusif juga bermanfaat bagi ibu. Menyusui sebagai Kontrasepsi alami, Praktis dan ekonomis, Mengurangi resiko terjadinya kanker payudara, serta Meningkatkan kualitas hubungan psikologis terhadap bayi. Sementara menurut petugas Tenaga Penggerak Kelurahan (TPK) Beji, Ratinah Eliyanah mengatakan, di setiap wilayah di Kota Depok, ada Kelompok KP ASI yang dibina Puskesmas. Peserta di Kelompok tersebut terdapat Ibu Hamil dan Ibu yang mempunyai Bayi di usia menyusui. “Untuk program para ibu menyusui dengan cara Asi Ekslusif sudah maksimal. Ibu-ibu sekarang sudah paham akan pentingnya ASI eksklusif. Kami kader penyuluh di kelompok KP ASI memberikan penyuluhan kepada Ibu Hamil, Sehingga pada saat melahirkan mereka langsung mengikuti program ASI eksklusif. Di masyarakat perbandingan antara bayi yang memakan ASI dengan yang menggunakan susu Formula sangat kentara. “Susu Formula memang masih mendominasi. Karena kebutuhan para ibu muda yang bekerja, sehingga perlu edukasi cara menyimpan ASI yang baik dan benar,” papar Ratinah. Tapi menurutnya, para kader tetap berusaha memberi pengetahuan tentang pentingnya ASI eksklusif. “Tidak cuma di Pertemuan Kelompok KP ASI. Tapi sosiaslisasi disetiap kesempatan,” papar Ratinah. Terpisah, dokter spesialis anak, Farabi El Fouz mengatakan, ASI sangat baik bagi pertumbuhan juga perkembangan anak. Hal ini dianjurkan berdasarkan rekomendasi WHO jika ASI eksklusif harus diberikan sampai usia enam bulan. Menurutnya, jika dibandingkan dengan susu formula, bayi yang mengkonsumsi asi eksklusif memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit tertentu. “ Ada penelitian menyatakan anak dengan ASI eksklusif daya tahan tubuhnya lebih baik,” jelas pria yang tugas di RS Bunda Margonda dan RS HGA ini. Selain itu, di dalam ASI jug terkadung banyak zat yang bermanfaat bagi tumbuh kembang dan kesehatan bayi seperti Laktosa, Protein, Lemak, Elektrolit, Oligosakarida, Immunoglobuline, serta Karbohidrat. Manfaat dari zat–zat tersebut  untuk menambah tinggi, menambah volume otak, menambah berat badan, menambah kecerdasan dan mengoptimalkan daya tahan tubuh serta tumbuh kembang  bayi. Meski demikian, dia menyadari tidak semua ibu bisa mengeluarkan ASI, ada beberapa kejadian yang ditemui seorang ibu yang melahirkan bayinya tapi tidak bisa mengeluarkan ASI. Maka dari itu, dia menyarankan agar menggunakan ASI booster yaitu berupa minuman dan makan yang bisa membantu produksi ASI. “ASI booster bisa diminta melalui dokter,” terangnya. Dia menambahkan, jika dengan melakukan ASI booster namun masih belum keluar juga ASInya, dia juga menyarankan untuk menggunakan susu formula. “Jika kurang beruntung untuk bisa mengeluarkan ASI, bisa menggunakan susu formula. Perkembangan dan pertumbuhan bayi juga bisa baik dengan susu formula,” bebernya.(san/dra/rub)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X