Pengurus Bidang Kepemudaan DPP PKB, Eddy Faisal.
RADARDEPOK.COM, DEPOK -PemecatanBabai Suhaimi dari DPC PKBKota Depok harusnya menjadi catatan bagi Hanif Dhakiri yang merupakan Menteri Tenaga Kerja RI, yang juga menjadi Sekjen DPP PKB dan Caleg Nomor Urut 1 di Dapil 6 (Kota Depok-Kota Bekasi). Kenapa caleg di tingkat provinsi dan kota tidak dirangkul.
“Saya sekali lagi tidak menyalahkan Babai. Bagi saya, ini praktek konspirasi jahat yang diperlihatkan Ketua DPC PKBKota Depok dan Sekjen DPP PKB,” tegas Pengurus Bidang Kepemudaan DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Eddy Faisal.
Dia mengungkapkan, surat pemecatan yang dilayangkan DPC PKBKota Depok, hingga saat ini masih menggantung. Eddy mengingatkan, bahwa pengurus tingkat DPC bukan merupakan pengambil keputusan.
“Yang mengambil keputusan itu DPP, apalagi ini untuk Caleg terpilih. Itu sebuah konspirasi jahat yang dibangun Ketua DPC, dan ini tidak didukung oleh PAC dan Anak Ranting. Saya sudah bertemu dengan pengurus PAC dan Anak Ranting, mereka menyatakan menolak tegas prilaku yang ditunjukkan Ketua DPC,” ungkapnya.
Langkah hukum yang dilakukan Babai Suhaimi, diakui Eddy dia sendiri yang mengarahkan, karena ada delik pidana berupa perbuatan tidak menyenangkan, pencemaran nama baik. Maka, ia menyarankan Babai Suhaimi untuk melaporakan orang yang menuduh tersebut.
“Apalagi tanpa data, tuduhan tersebut. Orang yang menuduh itu harus diseret ke penjara, selesaikan dijalur hukum. Memang harus begitu, mana bisa main fitnah begitu saja. Saya tahu perjuangan pak Babai. Dia itu benar-benar politisi, dari A-Z yang terjadi sama Babai di PKB hari ini tidak luput dari pantauan saya. Saya tahu persis apa yang dia dilakukan” geramnya.
Karenannya, ketika mengetahui apa yang mendera Babai Suhaimi, dia langsung bereaksi ke beberapa jajaran, baik ke provinsi maupun ke DPP. Dia mengingatkan ada hal yang tidak patut dilakukan oleh DPC PKBKota Depok.
“Surat itu kan dari DPC, undang dong PAC-PAC rapat ini kan bukan partai embah buyutnya Selamet Riyadi, ini partai umat, partai besar ini. Masa memutuskan sesuatu dia maen teken, PAC tidak diundang, itu bukan putusan namanya. Ini yang saya bilang mencoreng muka Cak Imin,” terangnya.
Eddy menyarankan, jika ada sesuatu harusnya dilakukan tabbayun. Menurutnya, dari awal, DPC PKBKota Depok itu sudah tidak beres memperlakukan Babai Suhaimi. Jadi, ketika Dapil-nya sama dengan Selamet Riyadi, ia sudah marah dari awal.
“Saya bilang fair play lah. Tolong fair kan enak sama enak semuanya. Akhirnya disepakati bahwa Babai tetap nomor 2, itu setelah Kyai Mahfud saya telepon, ketua dewan syuro PKB. Masalah Babai satu Dapil dengan Selamet, itu resiko, apakah Ketua DPC yang pindah, atau tetap satu Dapil, jika tetap satu Dapil, dorong untuk dua kursi. Babai sepakat dua kursi,” katanya.
Namun, sambung Eddy, Selamet Riyadi tidak siap dengan dua kursi dan mengukur diri. Akhirnya Selamet Riyadi mengatakan, jika hanya satu kursi, dia yang menang.
“Apa-apaan itu. Memang itu tertulis. Tapi saya bilang batal demi hukum, tidak bisa, aturan dari mana itu. Ditekan Babainya. Tidak boleh saya bilang, itu sesuatu yang tidak patut dilakukan oleh seorang Ketua DPC. Jujur, saya kecewa sekali,” bebernya.
Dari kasus Babai Suhaimi, tentu menimbulkan gejolak di internal DPC PKBKota Depok. Bahkan, 11 PAC sudah bergerak dan melapor ke Jabar, meminta pemecatan Ketua DPC PKBKota Depok, pengurus DPP pun sudah mengetahui cerita tersebut.
“Jadi, ketika kejadian itu, saya bilang ke Ketua DPW Jabar, bahwa apapun kesepakatan jahat yang dilakukan, itu batal demi hukum. Karena, mencederai suara masyarakat yang dititipkan ke Babai Suhaimi,” ungkapnya.
Dia menegaskan, KPU harus diperkuat bahwa konspirasi jahat batal demi hukum, ia mempersilahkan untuk membaca kembali kitab undang-undang perdata. Bahkan, yang mendukung artinya ikut serta dalam melakukan kejahatan. “Dalam kasus ini Babai bisa menang, sangat jelas tuduhan yang dialamtkan tidak mendasar,” ujarnya. (rd)Jurnalis, Ricky Juliansyah, Fahmi AkbarEditor : Pebri Mulya