SALAT : Dua mahasiswa sedang menjalankan ibadah Salat Ashar di JPO Gatot Subroto, Jakarta Pusat persis di depan Gedung DPR dan MPR RI, Senin (23/9). FOTO : RUBIKTO/RADAR DEPOK
Sudah beberapa hari mahasiswa melakukan aksi menuntut DPR membatalkan revisi UU KPK dan RUU KUHP. Tidak hanya terus bersorak, banyak aktifitas yang dilakukan selama 23-24 September 2019 demi memuluskn tuntutannya.
Laporan: Rubiakto, Kota Depok
RADARDEPOK.COM - Senin (23/9) sore, aksi menolak revisi UU KPK dan RUU KUHP sudah berlangsung. Mahasiswa dari berbagai universitas di Jakarta dan sekitarnya mulai mendatangi gedung DPR RI, Jakarta Pusat untuk menyuarakan aspirasinya. Mereka datang dengan mengunakan bus, mobil bak terbuka, kendaraan umum dan kendaraan pribadi.
Tujuannya mereka sama, menolak revisi UU KPK, dan menolak RUU KUHP yang dinilai janggal di mata mahasiswa. Meski dalam keadaan memanas, dan para mahasiswa mulai menyuarakan aspirasinya, tapi ada sebagian mahasiswa yang tetap menjalankan kewajibannya.
“Pak disini ngga ada musalah ya,” tanya salah seorang mahasiswa dari salah satu Universitas di Jakarta kepada polisi.
Polisi itu, hanya bergeleng-geleng. Padahal ada musalah kecil, dan masjid di lingkungan gedung DPR/MPR RI. Tapi massa aksi tidak diperbolehkan masuk, karena dianggap akan mengganggu keamanan gedung.
Beruntung wartawan dan aparat bisa mondar-mandir melalui pintu kecil, yang berada disebelah gerbang utama gedung MPR/DPR RI. Sehingga tidak terlalu kesulitan untuk melaksanakan salat.
Mendapat perlakukan tersebut sebagian mahasiswa tidak malah meninggalkan kewjibannya salat. Mereka malah mencari tempat yang aman dan nyaman untuk melaksanakan salat. Hingga akhirnya sebaian mahasiswa menjalankan salat, di jembatan penyebrangan orang (JPO) yang melintas di Jalan Gatot Subroto.
Kondisi JPO di Jalan Gatot Subroto tidak tetalu penuh, sehingga masih ada ruang kosong bagi mahasiswa menjalankan salat Ashar. Pantauan Radar Depok, terdapat dua orang mahasiswa yang sedang menjalankan salat, tanpa merasa terganggu dengan aktifitas masyarakat yang hilir mudik.
Tidak hanya berdua, ternyata mereka salat secara bergantian. Saat temannya salat sebagian temannya menjaga barang kawannya, dan dilakukan secara bergantian. “Habisnya mau salat di dalam (gedung DPR/MPR RI) tidak boleh, jadi saya salat sebisa mungkin disini (JPO Gatot Subroto),” kata salah satu mahasiswa Unindra Mugiwara.
Dia mengatakan, sikapnya menolak dan berharap agar revisi UU KPK dan RUU KUHP dibatalkan, tapi dirinya juga mengatakan tetap berharap kepada Tuhan. “Kami berjuang dengan pemikiran dan fisik, tapi kami juga tetap berdoa kepada Tuhan,” katanya.
Di hari kedua, Selasa (24/9) masa aksi yang turun lebih banyak dari sebelumnya. Bahkan, aparat kepolisian juga terus berjaga-jaga. Ruas jalan di depan DPR terpaksa harus ditutup lantaran mahasiswa masih memcoba menduduki gedung wakil rakyat tersebut.
Demonstran di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat masih membara. Sehingga tidak hanya Mahasiswa yang salat di jalan nampak pemandangan menyejukkan hadir dari aparat kepolisian dari satuan Brigadir Mobil (Brimob).
Guna melepas lelah dalam menjaga keamanan di depan DPR RI, beberapa Brimob menyempatkan diri untuk menunaikan ibadah salat Magrib. Radar Depok juga sempat melihat beberapa personel Brimob sedang melaksanakan salat berjamaah, di Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Pejompongan, Jakarta Pusat.
Mereka salat tanpa beralaskan sajadah, di kiri kanan mereka terdapat sampah bekas demonstran. Meski demikian, mereka tersebut tetap khusyuk beribadah. Dan enggan untuk melewatkan kewajiban mereka melaksanakan salat.
Selain salat berjamaah, terdapat anggota Brimob yang sekadar rebahan di atas JPO sambil berjaga-jaga di tengah keramaian demonstran.
Seperti diketahui, mahasiswa menuntut agar RKUHP, RUU KPK, RUU Pemasyarakatan, serta RUU bermasalah agar tidak disahkan di periode ini.
Selain itu, mahasiswa juga meminta agar pasal-pasal yang dianggap kontroversial dan bermasalah segera dicabut. "Kita ingin pemerintah maupun DPR benar-benar jelas (statementnya), bukan hanya bersifat menenangkan," Ketua BEM UI, Manik Marganamahendra.
Manik mengatakan, aksi kali ini melibatkan seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat fakultas di UI dengan jumlah yang lebih besar. Bukan hanya UI, dia pun mengatakan, mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia juga sudah bergerak ke Jakarta seperti Yogyakarta, Lampung, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah dan lainnya.
Dia mengatakan, mahasiswa yang ikut demonstrasi datang secara sukarela. Tidak ada paksaan dari pihak lain. Universitas pun tidak melarang tetapi memberikan imbauan, agar mahasiswa berhati-hati, selalu waspada dan patuh aturan. “Antusiasmenya sangat tinggi,” ujarnya. (*)
Editor : Pebri Mulya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB