KETAHUAN DEH : Puluhan pelajar di Kota Depok digiring ke markas Satpol PP Depok lantaran ingin ikut ke gedung DPR RI, Rabu (25/09). FOTO : FAHMI/RADAR DEPOK
RADARDEPOK.COM, DEPOK - Kelakukan anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada-ada saja. Ingin mengikuti abang-abangnya, dalam menyampaikan aspirasinya di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta Pusat. Kemarin, sebanyak 34 pelajar Depok malah diamankan dan dipanggil orangtuanya.
Kasatpol PP Depok, Lienda Ratnanurdianny mengatakan, semula gerombolan pelajar tersebut hendak tawuran. Ternyata berdasarkan pengakuan, pelajar ingin ikutan demo bergabung dengan para mahasiswa di Gedung DPR di Jakarta.
"Para pelajar tersebut kami amankan sedang bergerombol di bawah JPO depan Plaza Depok di Jalan Margonda. Saat diamankan, seorang pelajar kedapatan membawa senjata tajam dan kami serahkan ke Mapolresta Depok," ujar Lienda kepada Harian Radar Depok, kemarin.
Sementara, Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah (Perda) Satpol PP Depok, Taufiqurrahman menuturkan, telah memanggil pihak sekolah dan orangtua puluhan pelajar tersebut. Pihak sekolah juga harus melakukan edukasi dan memantau anak didiknya di luar jam sekolah.
"Para pelajar tersebut kami beri pengarahan dan mengembalikannya ke pihak sekolah. Para orang tua para pelajar juga kami panggil," tegasnya.
Dia menambahkan, kegiatan patroli rutin dilakukan sebagai upaya menciptakan suasana kondusif di Kota Depok. Ini langkah preventif menciptakan keamanan dan mencegah terjadinya tawuran antarpelajar. “Masyarakat diminta melapor bila ada indikasi tawuran atau yang membawa senjata tajam dan alat berbahaya lainnya," kata Taufiqurrahman.
Di Jakarta polisi langsung menutup jalur tol dalam kota. Penutupan itu berlaku untuk kedua arah, baik yang menuju Pancoran maupun yang menuju Slipi. Itu lantaran terjadinya bentrokan antara pelajar dengan Brimob di pintu Gerbang belakang kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (25/09).
Sementara itu, dari arah barat kendaraan di dalam tol sudah diarahkan keluar sejak pintu tol Grogrol. Pantauan JawaPos.com (Grup Radar Depok) di lokasi, para pelajar berseragam putih abu-abu dan pramuka itu terlihat sudah banyak yang melakukan long march di ruas jalan tol.
“Betul arah Barat dan Timur ditutup. Ini masih ada sisa rombongan pelajar yang tersendat di depan DPR,” ujar Kasubdit Gakkum Polda Metro Jaya, AKBP Muhammad Nasir saat dikonfirmasi, Rabu (25/9).
Selain penutupan jalan, kebijakan ganjil genap di sore hari juga ditiadakan. Namun, diskresi ini hanya diberlakukan hanya untuk di dua ruas jalan saja, yakni Jalan S Parman-MT Haryono dan Jalan Kota Tua – Jalan Fatmawati.
“Kepolisian lalu lintas mengambil langkah diskresi terhadap pemberlakukan rambu lalu lintas tentang pembatasan lalulintas gage,” imbuh Nasir.
Sebelumnya, kerusuhan kembali pecah di area belakang Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9). Massa berseragam SMA dan pramuka itu mulanya berunjuk rasa di sekitar perlintasan kereta api dekat stasiun Palmerah tak jauh dari kompleks Parlemen.
Situasi pecah saat salah satu oknum pelajar melempar batu ke arah polisi dan langsung disusul dengan aksi pembakaran motor sebagai ungkapan kekesalan. Tak hanya itu, mereka pun mengarahkan petasan ke arah barikade polisi.
Membalas serangan tersebut, polisi kemudian menembakkan water canon untuk memukul mundur massa. Namun, karena tak dihiraukan, polisi akhirnya melepaskan tembakan gas air mata.
Di Jakarta Timur, mereka mengaku berkumpul karena mendapatkan pesan ajakan melalui media sosial.
"Saya dapet pesan WhatsApps yang isinya ngajak kita kumpul di Jakarta," kata pelajar kelas 11 SMA Budi Murni Jakarta berinisial BI, di Mapolsek Jatinegara, Rabu (25/9) sore.
Menurut dia pesan tersebut dilayangkan secara berantai ke sejumlah siswa, termasuk pelajar di Sekolah Budi Murni. Namun, saat ditanya dari mana pesan itu berasal, BI mengaku tidak tahu. "Saya gak tahu apa-apa. Nomornya enggak saya kenal. Kita cuma diajak gabung aja," ungkapnya.
BI bersama delapan rekannya berencana menuju ke Gedung DPR/MPR RI Senayan. Sebanyak 40 pelajar berseragam SMA dan Pramuka dijaring polisi dan Satpol PP di Jalan Raya Kampung Melayu, Jakarta Timur pukul 15:00 WIB.
Puluhan pelajar itu ada yang berasal dari Depok, Bogor, dan Jakarta. Mereka berkumpul di kawasan Otista 3. Massa selanjutnya bergerak berjalan kaki melintasi Jalan Kampung Melayu hingga ke kawasan Pancoran. "Ada juga oknum alumni yang berpakaian SMA. Kita masih interogasi," kata Kepala Satpol PP Bidara Cina, Ady Jolisto.
Ady menduga ada pihak lain yang sengaja memprovokasi pelajar untuk dikerahkan menuju Jakarta. "Mereka ada yang koordinir sampai mereka bisa kumpul dari Depok, Bogor, Cibubur, dan Cipayung," ucapnya.(rd/JPC)
Jurnalis : Fahmi Akbar (IG : @akbar.fahmi.71)
Editor :Pebri Mulya
Pelajar STM terlibat bentrok dengan aparat Brimob di Pintu Gerbang Belakang Kompleks Parlemen Senayan, Jakarata, Rabu (25/09). (Dery RIdwansah/JawaPos.com)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB