BERAPA baju batik yang tersimpan di lemari pakaianmu? Apakah ada banyak sehingga bisa dinobatkan sebagai batik lover sejati. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan batik. Mengapa? Sebab batik adalah warisan budaya Indonesia yang sangat keren dan unik. Bahkan, tidak hanya disukai oleh orang Indonesia saja, tapi di luar negeri juga banyak yang menyukainya. Dari model tradisional seperti motif kawung, parang rusak, hingga motif modern karya desainer asli Indonesia, semua adalah kekayaan negeri yang patut dibanggakan.
Biar rasa cintamu terhadap batik bertambah, berikut ini beberapa alasan mengapa batik layak dibanggakan dan juga cinta Indonesia. Selamat Hari Batik Nasional 2019.
1. Diakui Sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO
Batik menyusul wayang dan keris sebagai intangible cultural heritage of humanity oleh UNESCO. Artinya batik masuk sebagai salah satu warisan dunia yang berharga.
Dan sejak pangkuan tersebut, pada 2 Oktober 2009 silam di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono di Indonesia ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
Keputusan yang ditetapkan oleh UNESCO tersebut juga membuktikan bahwa batik berasal dari Indonesia. Lantaran besarnya potensi bagi negara lain untuk mengklalm batik sebagai bagian dari aset budayanya. Atas dasar itulah Indonesia akhirnya mendaftarkan batik sebagai warisan budaya Indonesia.
2. Asal Kata Batik
Kata "Batik" berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jawa. Kata pertama adalah "amba", yang bermakna menulis. Sedangkan kata kedua adalah "titik" yang berarti titik. Sehingga, apabila kedua kata tersebut digabungkan akan lahir makna sebagai menulis titik-titik indah di atas kain. Oleh sebab itu, motif kain batik pun sangat menawan.
3. Teknik Pembuatan Batik
Zaman dahulu, Batik dilukis menggunakan tangan di atas kain. Selain itu, proses pembuatan batik ini selalu diawali dengan huruf "N". Rangkaian proses tersebut dimulai dari:
- Nyungging (Membuat pola motif batik di atas kertas)
- Njaplak (Memindahkan pola dari kertas ke kain)
- Nglowong (Melekatkan malam di kain dengan canting sesuai garis pola)
- Ngiseni (Memberi motif isian atau isen-isen pada motif yang sudah dilekatkan dengan malam)
- Nyolet (Mewarnai motif bunga atau burung dengan kuas)
- Mopok (Menutup bagian yang dicolet dengan malam) yang dibarengi dengan tahap Nembok (Menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarna)
- Ngelir (Melakukan proses pewarnaan kain secara menyeluruh)
- Nglorod (Merupakan proses pembilasan yang dilakukan dua tahap yaitu di pertengahan dan akhir dengan cara merendam kain di air mendidih)
- Ngrentesi (Memberikan titik menggunakan canting berjarum tipis)
- Nyumri (Menutup bagian tertentu dengan malam)
- Nyoja (Mencelupkan kain dengan warna coklat atau sogan).
Di zaman sekarang, cara pembuatan batik adalah tulis, cap, dan printing. Batik tulis memiliki harga yang paling mahal. Lantaran proses pembuatannya secara manual dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Sedangkan Batik cap menggunakan besi yang telah dipola batik, kemudian dicelupkan ke dalam malam. Sedangkan batik printing menjadi kain bermotif batik yang paling murah, karena menggunakan teknik sablon atau print.
4. Banyak Dicintai Tokoh Dunia
-
Kalau tokoh dunia saja bangga mengenakan batik, tentunya sebagai warga Indonesia, tempat asal Batik harus lebih mencintai. Banyak sekali pemimpin dunia yang bangga memakai batik seperti Nelson Mandela, Barrack Obama, Vladimir Putin, Ronald Reagen, dan masih banyak lagi. Bahkan, saat disemayamkan, almarhum Nelson Mandela dipakaikan batik kesayangannya. Tokoh perdamaian dunia ini memang batik lover sejati.
5. Salah Satu Model Kain yang Multiguna
-
Keunikan motif batik, ternyata tidak hanya bisa ditumpahkan menjadi sebuah kemeja saja, tetapi bisa dijadikan ragam desain fesyen. Dimana, sekarang ini batik juga dikreasikan ke baju, celana, kain rok, blus, blazer, termasuk sampai pada sepatu, tas, jam tangan dan produk lainnya.
Bahkan, deainer kelas dunia kerap menggunakan batik untuk kreasinya. Diane von Furstenberg, Burberry Prorsum, Nicolle Miller, dan Dries van Noten adalah beberapa perancang top yang sudah berksperimen dengan batik untuk baju rancangan mereka. Tak heran juga artis mancanegara ikutan memakainya, mulai dari Jessica Alba hingga model Heidi Klum.
6. Soeharto yang Memperkenalkan Batik ke Kancah Internasional
-
Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto, merupakan tokoh yang pertama kali memperkenalkan batik ke ranah internasional, yakni sejak pertengahan 1980-an. Pada saat itu batik dijadikan sebagai cinderamata bagi para tamu kenegaraan. Selain itu, ketika Indonesia menjadi tuan rumah KTT APEC II (Asia-Pacific Economic Cooperation) yang diadakan pada 1994 silam di Bogor, sebanyak 17 kepala negara dan kepala pemerintahan dari negara-negara APEC memakai batik tulis, khusus dibuat dengan corak yang melambangkan simbol negara masing-masing ditambah dengan sentuhan etnis Jawa.
Tak hanya itu, Pak Soeharto pun pernah mengenakan batik saat menghadiri konferensi PBB. Oleh sebab itu, batik semakin dikenal di seluruh dunia lantaran diliput oleh banyak media asing.
7. Penyumbang Devisa yang Besar
-
Bukan hanya tentang fesyen, tetapi batik ternyata juga memiliki peran dalam perekonomian Indonesia. Dimana batik sudah diekspor ke beberapa negara di dunia. Misalnya Amerika Serikat yang ternyata negara terbanyak sebagai pengimpor batik dari Indonesia. Lalu ada juga Jerman, Jepang, dan Korea Selatan yang menjadi tujuan ekspor batik
Dengan begitu, batik pun menjadi satu penyumbang devisa negara dengan nominal yang besar. Misalnya, pada tahun 2105 lalu, total nilai ekspor kain batik ke luar negeri mencapai Rp 2,1 triliun.
Editor : Pebri Mulya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB