Minggu, 21 Desember 2025

Insiden Duka Akhir Pekan di Depok

- Senin, 20 Januari 2020 | 07:23 WIB
DISALATKAN : Walikota Depok Mohammad Idris memimpin salat jenazah korban kecelakaan di Masjid Assobariyah, Kelurahan Boponter, Kecamatan Cipayung, Minggu (19/1). Sebanyak tujuh orang warga Kota Depok meninggal dunia dan puluhan orang luka akibat mengalami kecelakaan bus di Kampung Nagrog, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK – Sabtu (18/1) sore tampak rombongan kader Posyandu Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung tengah bersiap meninggalkan tempat wisata Gunung Tangkuban Parahu menggunakan bus PO. Purnama Sari dengan Nopol E 7508 W. Tepat pukul 17.00 wib bus pun meninggalkan lokasi wisata. Bus pun melanju dengan tujuan pulang ke Kota Depok. Diketahui, tempat wisata Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian 2.084 meter, letaknya sekitar 20 Km ke arah utara Kota Bandung. Dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya. Sekitar sepuluh menit kemudian, sopir bus diduga merasakan ada yang tidak beres dengan kendaraan yang dikemudikannya. Ia pun turun memeriksa kondisi bus, salah satunya ban bus. Perjalanan pun dilanjutkan. Ketika bus melewati turunan Palasari Kampung Nagrog, Desa Cisaat Kecamatan Ciater Kabupaten Subang pada pukul 17.15 kondisi bus berubah bergerak ke kanan dan ke kiri dan oleng. Suasana di dalam bus pun berubah mencekam. Ada penumpang yang berteriak, ada juga yang mengucapkan takbir. Laju bus pun semakin kencang hingga oleng ke kanan, dan BRAAKK!! bus pun terguling. Diduga kecelakaan terjadi karena bus mengalami rem blong. Akibat peristiwa ini, delapan orang meninggal dunia termasuk sopir. Puluhan penumpang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Petugas dibantu warga kemudian mengevakuasi para korban. Ada yang dibawa ke RSUD Ciereng Subang, Puskesmas Palasari, dan Puskesmas Jalan Cagak. Mengetahui kejadian tersebut, Minggu (19/1) pukul 01.00 wib puluhan unit ambulans dari seluruh komponen yang ada di Kota Depok, 14 unit ambulans di antaranya dari Pemkot Depok, satu milik warga, dikerahkan menuju Subang untuk menjemput para korban. Hingga rombongan ambulans tiba kembali di Kota Depok, dan membawa korban ke sejumlah rumah sakit. Para korban selamat yang ditemui Radar Depok masih tampak syok, mereka lebih banyak memilih diam usai mengalami kecelakaan tersebut. Abdul (25) anak ke empat dari Muniroh (52) yang di rawat di RSUD Kota Depok menuturkan, ibunya merupakan Sekretaris RW08 dan anggota kader Posyandu. Muniroh bersama dua saudaranya, yakni Siti Badriah dan Nuraini mengikuti kegiatan tersebut. Muniroh di kenal aktif mengikuti setiap kegiatan kelurahan dan kader Posyandu. “Awalnya saya dihubungi teman di Subang, kalau bus rombongan dari Depok ada yang mengalami kecelakaan,” tutur Abdul kepada Radar Depok. Guna memastikan berita tersebut dia mencoba mencari informasi terkait kecelakaan bus itu. Tak lama dia menerima rekamanan video bahwa bus yang mengalami kecelakaan merupakan rombongan ibunya. Bahkan dalam video, ibunya tampak sedang duduk di pinggir jalan mengenakan jaket biru dan jilbab hitam. Setelah memastikan bahwa ibunya menjadi korban, Abdul menghubungi temannya di Subang untuk membantu penanganan ibunya dan korban lainnya. Luka yang dialami yaitu pada bagian jari kaki, lutut, dan memar di atas pipi dekat mata. Saat ini, ibunya telah mendapatkan perawatan. “Alhamdulillah Ibu saya bisa di ajak ngobrol, dan sempat bercerita sedikit sebelum kejadian,” terang Abdul. Penuturan Muniroh, sopir bus sempat melakukan pengecekan ban. Kemudian sopir naik kembali dan melanjutkan perjalanan. Sepuluh menit kemudian, bus tidak terkendali dan oleng ke sebelah kanan hingga bus terguling. Menurut Abdul, Muniroh duduk di kursi dekat sopir. Senada, rasa duka mendalam pun dialami Ahmadi (62) suami dari Suhaebah (50) warga RT02/03. Pada saat kejadian Ahmadi mengaku tidak memiliki firasat apapun. Namun, sekitar pukul 17.30 dia mendapatkan kabar bahwa istrinya menjadi korban kecelakaan tersebut. Mendapatkan infromasi ini, Ahmadi segera bergegas berangkat melihat langsung kondisi istrinya di RSUD Subang. “Sampai sekarang saya belum tidur, dan akan mendampingi istri saya,” ujar Ahmadi kepada Radar Depok. Ahmadi mengaku, pada saat kejadian istrinya tidak mengetahui secara pasti kronologis tersebut. Suhaebah dapat dievakuasi melalui jendela bus oleh warga, dengan kondisi luka pada bagian bahu sebelah kanan akibat benturan keras dari bangku penumpang saat bus oleng ke sebelah kanan jalan. “Saya masih menunggu istri yang akan di rontgen, untuk mengetahui penyebab rasa nyeri di bahu kanannya,” ucap Ahmadi. Insiden kecelakaan maut ini juga menimpa Fitriyah Mahri (56). Sang cucu Citra Azzahra Putri tak bisa menyembunyikan kesedihannya, ketika jenazah neneknya tiba di posko Masjid Assobariyah di RW10, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung. Minggu (19/01). Setiap tetesan air mata yang keluar seolah menyiratkan kisah bahwa begitu dekatnya Citra dengan Fitriyah. Hingga kedua orang tuanya pun sulit memegangnya, karena sama-sama lemas tak berdaya diliputi kesedihan mendalam. "Memang begitu lah mama aktif dan mau jadi manfaat buat orang sekelilingnya. Jangankan sama cucunya, sama anak kecil di posyandu saja dekat sekali. Citra cucu yang paling deket, panggilan sayangnya dari mama buat dia, itu Teol," beber putra sulung Fitriyah, Zulfi Agung Muharam kepada Radar Depok. Almarhumah Fitriyah aktif di Posyandu Bojong Jambon RT06/05 Kelurahan Boponter, yang menjadi lokasi tempat tinggalnya. Ia meninggalkan tiga orang cucu. yaitu Citra Azzahra Putri, Bintang Zafran Lubis, dan Khanza Azzalea Mecca. "Semua cucu memang sering diajak kegiatan mama sebagai kader bahkan kalau tur seperti ini. memang cucu yang besar suka diajak karena yang lain masih kecil," kata Agung. Agung mengaku, almarhumah biasanya tidak pernah absen berpamitan bila akan bepergian. Bahkan setiap tur selalu mengantar ke titik kumpul, namun kali ini tidak seperti biasanya. "Satu lagi yang mungkin mama sudah rasa, kali ini tur tidak ajak cucunya hanya sendiri. Biasanya mama selalu minta temenin," tuturnya. Kini ia hanya bisa mengenang jasa ibunya, yang biasa aktif mondar mandir kasih pelayanan kesehatan kepada bayi hingga anak-anak. "Lengkap sudah. Kami tidak punya orang tua dan anak-anak tidak ada nenek dan kakek, karena ayah lebih dulu berpulang," terang Agung berkaca-kaca. Almarhumah Fitriyah disemayamkan tak jauh dari kediamannya di Bambon Bojong Pondok Terong. Di tempat tersebut sudah bersemayam lebih dahulu sang suami. (rd)   Jurnalis : Dicky Agung Prihanto : (IG : @iky_slank), Indra Abertnego Siregar : (IG : @regarindra) Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X