ADAPTASI KEBIASAAN BARU : Orang tua murid memakaikan baju sekolah anaknya saat akan di foto untuk dikirimkan kepada wali kelas dalam memasuki tahun pembelajaran baru dengan tetap belajar dari rumah di kawasan Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Senin (13/07). FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
RADARDEPOK.COM, DEPOK - Masalah baru kuota internet dalam pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sampai 18 Desember 2020, jadi sorotan sejumlah pihak. Apalagi, teruntuk siswa sekolah yang kurang mampu. Semuanya ramai-ramai mendesak pemerintah Kota Depok memberikan solusi agar Kegiatan Belajar Mengajar (KMB) tidak terganggu.
Ketua DPRD Depok, TM Yusufsyah Putra menegaskan, situasi saat ini memang belajar di rumah menggunakan aplikasi daring sudah tepat. Tapi, tentunya dari sisi anak-anak yang tidak mampu, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok harus hadir.
Pemkot, kata dia, harus bisa memberikan kemudahan jaringan internetnya. Karena memang untuk jaringan internet cukup mahal, dan kuota pemakaiannya pasti banyak saat PJJ. Sehingga, untuk anak-anak yang notabene kurang mampu sangat kesulitan untuk membeli kuota.
“Nah hadirnya pemerintah disitu. Pemerintah penyediakan titik jaringan yang ada di wilayah kurang mampu,” tegasnya kepada Radar Depok, Senin (13/7).
Pemerhati Anak Kota Depok, Jeanne Noveline Tedja mengatakan, menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), korban Covid-19 untuk usia anak cukup tinggi di Indonesia. Bahkan, konon tertinggi se Asia Tenggara. Untuk itu, sangat beresiko apabila sekolah dibuka untuk kegiatan belajar tatap muka selama Pandemi.
“Hal itu dapat memungkinkan sekolah menjadi klaster baru penyebaran Covid 19,” ujar Jeanne Noveline kepada Radar Depok.
Jeanne Noveline mengungkapkan, kebijakan PJJ dari rumah secara daring atau online, merupakan solusi terbaik saat ini di Kota Depok. Walaubagaimanapun, PJJ merupakan bukti pemerintah tetap melindungi dan memenuhi hak pendidikan anak. Namun, disisi lain, PJJ membutuhkan kuota internet sehingga cukup memberatkan orangtua. Mengingat hal tersebut Pemerintah Kota Depok dapat mencarikan solusi lain guna meringankan beban kuota internet.
Nane -sapaan akrab Jeanne Noveline- menjelaskan, sekolah dapat memberikan keringanan bagi siswa kurang mampu, salah satunya memberikan tugas secara offline ataupun memberikan bantuan uang pulsa. Selain itu, Komite Sekolah dapat mengkoordinir bantuan sumbangan uang pulsa dari para ortu siswa, untuk diberikan pada siswa dari keluarga yang kurang mampu.
Terpenting, sambung Nane, Pemerintah Kota Depok dapat memberikan intensif dengan menyediakan kuota untuk siswa melakukan PJJ. Nantinya, Pemkot Depok dapat berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan guna melihat anggaran yang belum digunakan selama masa pandemi, dapat dialihkan dengan memberikan subsidi kuota internet.
“Bantuan yang diberikan Pemkot Depok dapat menjadi salah satu solusi dalam kuota internet siswa,” terang Nane.
Siswa yang bersekolah di swasta, pihak sekolah dapat memberikan kebijakan kepada siswa, guna memberikan kemudahan kepada siswa dalam sistem PJJ. Selain itu, untuk siswa yang bersekolah di negeri, pihak sekolah dapat mengusulkan bantuan kuota internet melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), walaupun dana tersebut sangat terbatas.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Imam Turidi mengatakan, pada pelaksanaan PJJ yang akan dilakukan siswa, Pemerintah Kota Depok harus menyiapkan jaringan internet. Fasilitas jaringan internet yang cepat sangat dibutuhkan untuk siswa melakukan pembelajaran secara daring.
“Jaringan internet jangan sampai lambat karena akan menghambat siswa dalam pembelajaran daring,” ujar Imam Turidi.
Imam Turidi menuturkan, banyak anak sekolah yang kangen untuk bersekolah. Namun, mengingat masa pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Depok memberlakukan PJJ dengan daring. Namun, guna menunjang PJJ terhadap siswa, Pemerintah Kota Depok perlu memberikan bantuan maupun intensif kuota internet.
Imam Turidi mengungkapkan, intensif kuota internet perlu diberikan khususnya kepada siswa kurang mampu. Menurutnya, bantuan kuota internet dapat meringankan beban orang tua untuk anaknya yang melakukan pembajaran secara daring.
“Perlu diberikan terutama kepada siswa kurang mampu,” tegas.
Menimpali hal ini, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok, siap membantu masyarakat terkait jaringan wifi di sarana publik apabila dibutuhkan. Namun, seizin Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok.
Kepala Diskominfo Depok, Sidik Mulyono mengatakan, pada prinisipnya Diskominfo Kota Depok siap membantu Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, guna pelaksanaan pembelajaran siswa di rumah, saat pandemi Covid-19 di Kota Depok. Diskominfo Kota Depok mengajak masyarakat yang memiliki anak, untuk memanfaatkan Wifi yang terpasang di sejumlah sarana publik.
“Koordinasi antara Disdik dengan Diskominfo belum ada, namun kami siap membantu,” ujar Sidik Mulyono kepada Radar Depok.
Sidik menjelaskan, Diskominfo meminta kepada kelurahan di Kota Depok, untuk berbagi wifi pada pasca pelayanan untuk aktifitas belajar di rumah. Selain itu, untuk wifi di tempat umum seperti di balai RT, RW, musala, masjid, dapat di optimalkan. Sidik mencontohkan, Masjid Al Huda, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, sudah menghimbau untuk masyarakat yang membutuhkan untuk anaknya belajar, dapat mendatangi masjid. Namun, tidak menganggu aktifitas ibadah dan memperhatikan protokol kesehatan.
Sidik mengungkapkan, tidak semua tempat dapat digunakan untuk belajar secara manual. Masyarakat dapat menyediakan laptop untuk anaknya belajar secara online. Terkait keberadaan taman yang tersedia jaringan wifi, pihaknya akan berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok. Apabila diperbolehkan menggunakan sarana taman yakni jaringan wifi, Diskominfo Kota Depok akan menghidupkan kembali jaringan tersebut.
“Kalau diizinkan kami hidupkan kembali jaringan wifi,” terang Sidik.
Guna memberikan kemudahan dan kenyamanan saat pembelajaran di rumah, lanjut Sidik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Apabila pembelajaran online di rumah terlebih dahulu melihat model pembelajaran yang diberikan pihak sekolah. Apabila, hanya pembelajaran satu arah, tentu tidak membutuhkan konektifitas internet dengan kecepatan tinggi. Namun, apabila aktifitas belajar dilakukan secara streaming atau video, membutuhkan konektifitas jaringan berkecepatan tinggi.
Sidik mengatakan, selain kecapatan jaringan, kuota internet harus mencukupi selama pembelajaran di rumah. Namun pada intinya harus dilihat terlebih dahulu, metode pembelajaran yang akan digunakan sekolah terhadap anak atau siswa.
“Pada prinsipnya kami siap membantu mendukung pembelajaran sistem online di rumah,” tutup Sidik Mulyono. (rd/dic/hmi)
Jurnalis : Fahmi Akbar (IG : @akbar.fahmi.71), Dicky Agung Prihanto (IG : @iky_slank)
Editor : Pebri Mulya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB