Senin, 22 Desember 2025

MUI Depok Ajak Boikot Produk Perancis

- Jumat, 6 November 2020 | 09:56 WIB
Ketua MUI Kota Depok, KH A Mahfudz Anwar.   RADARDEPOK.COM, DEPOK - Satu cara melawan Presiden Perancis, Emmanuel Macron, yang telah menghina agama Islam dan telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia, dengan memboikot produknya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, mengajak masyarakat Kota Depok tidak membeli produk dari negara Kota Mode itu. Ketua MUI Kota Depok, KH A Mahfudz Anwar menyebut, ucapan Presiden Perancis Emmanuel Macron telah melukai perasaan umat Islam. Nabi Muhammad SAW itu pimpinan yang dimuliakan, yang jelas dicintai umat Islam. “Misalnya istri kita yang dicintai dihina orang lain. Apa kita tidak marah. Ya pasti marahkan. Nah, begitu juga Nabi Muhammad yang kita agungkan,” jelasnya kepada Radar Depok, Kamis (05/11). Sebenarnya banyak produk Perancis yang diperjualkan di supermarket. Dengan tidak membeli produknya menandakan kemarahan umat Islam dari ucapan Presiden Perancis. Tidak bergemingnya isu Presiden Perancis di Kota Depok, kemungkinan fokus pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). “Intinya umat Islam kompak dalam menyikapi hal ini,” tegasnya. Tindakan boikot, kata dia, bukan suatu tindakan melawan hukum. Karena tidak ada aturan yang dilanggarnya. Ini adalah sikap terhadap ucapan yang dilontarkan Presiden Perancis. Apalagi, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengecam ucapan Emmanuel Marcon belum lama ini. “Mungkin karena Depok sedang fokus pilkada jadi isu internasonal ini kurang dapat perhatian. Seharusnya, yang menjagi motor penggerak adalah ormas-ormas Islam.,” bebernya. Sementara, Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas tidak mempermasalahkan keputusan pemerintah yang tidak ikut memboikot produk Prancis. Ketua MUI Kota Depok, KH A Mahfudz Anwar.   Pemboikotan produk Prancis dilakukan sebagai bentuk protes atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dianggap menghina Islam soal karikatur Nabi Muhammad SAW. "Terkait dengan masalah boikot barang-barang produksi Prancis, pemerintah katanya tidak akan ikut memboikot. Ya biarin saja, tidak masalah. Umat islam tidak usah pusing memikirkan hal tersebut," ujar Anwar melalui keterangan tertulis, Kamis (5/11). Menurut Anwar, pemerintah dan umat Islam memiliki pandangannya masing-masing mengenai isu ini. Dia menilai pemerintah memiliki pertimbangan lain, sehingga tidak mengikuti langkah umat Islam yang memboikot produk Prancis. "Pemerintah tentu dalam hal ini punya pertimbangan sendiri dan kita umat islam juga punya pertimbangan sendiri. Bagi kita umat Islam karena kita cinta kepada agama kita dan kepada Nabi Muhammad SAW. Tentu saja kita tidak bisa menerima agama Islam  dan Nabi Muhammad dihina dan dilecehkan," tutur Anwar. Anwar meminta umat Islam untuk tidak mempermasalahkan pilihan pemerintah yang tidak ikut melakukan pemboikotan. Baginya yang terpenting adalah pemerintah tidak menghalangi umat Islam untuk melakukan pemboikotan. Dia menegaskan pemboikotan merupakan hak dari umat Islam. "Yang penting bagi kita asal pemerintah tidak menghalang-halangi umat Islam untuk melaksanakan maksud dan keyakinannya. Itu saja menurut saya sudah cukup karena masalah Umat Islam akan memboikot atau tidak itu merupakan hak dari umat islam sendiri," tutur Anwar. Seperti diketahui, MUI menerbitkan imbauan untuk mengajak umat Muslim di Indonesia memboikot produk-produk Perancis, sebagai buntut protes atas pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam. Imbauan tersebut diteken oleh Sekretaris Jenderal Anwar Abbas dan Wakil Ketua Umum Muhyiddin Junaidi, Jumat (30/10). Terdapat tujuh poin imbauan, satu di antaranya adalah ajakan memboikot semua produk dari Perancis itu dilakukan hingga Presiden Macron meminta maaf pada umat Islam. Ketua MUI Kota Depok, KH A Mahfudz Anwar.   "Memboikot semua produk yang berasal dari negara Perancis serta mendesak kepada Pemerintah Republik Indonesia, untuk melakukan tekanan dan peringatan keras kepada Pemerintah Perancis. Mengambil kebijakan untuk menarik sementara waktu Duta Besar Republik Indonesia di Paris, hingga Presiden Emmanuel Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada Ummat Islam sedunia," tulis MUI. (rd/hmi)   Jurnalis : Fahmi Akbar Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X