Senin, 22 Desember 2025

Musim Penghujan, Tetapi Indonesia Tetap Panas, Ini Penyebabnya...

- Minggu, 15 November 2020 | 08:50 WIB
ILUSTRASI   RADARDEPOK.COM - Meski sudah memasuki musim penghujan sejak Oktober 2020, namun beberapa hari terakhir, masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia justru mengalami cuaca sangat panas. Hal ini pun dikaitkan dengan aktivitas Gunung Merapi yang siaga dan kabar gelombang panas yang beredar di grup Whatsapp. Namun, informasi tersebut dibantah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi mengatakan, bukan karena aktivitas Gunung Merapi, beberapa hari terakhir wilayah Yogyakarta dan sekitarnya tidak hujan. Tetapi, kondisi cuaca yang cerah membuat tidak ada awan yang menghalangi sinar matahari masuk. Hal inilah yang menyebabkan cuaca terasa gerah dan panas. Selain bukan karena aktivitas Gunung Merapi, Adi mengatakan, cuaca panas di Indonesia juga bukan karena gelombang panas. "Enggak bakal ada gelombang panas di Indonesia (saat ini)," kata Adi. Penyebab musim hujan tapi panas di Indonesia Adi menjelaskan, suhu panas akhir-akhir ini di seluruh wilayah Indonesia disebabkan oleh faktor klimatologis. Secara klimatologis, bulan Oktober dan November adalah periode transisi pergerakan semu matahari dari Equator ke Belahan Bumi Selatan yang mencapai puncak pada 21 Desember di posisi 23,5 Lintang Selatan (Tropic of Capricorn). Pada November hingga April adalah periode musim hujan di Indonesia khususnya Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara. "Pada periode tersebut juga merupakan periode di mana pergerakan semu matahari bergerak dari equator ke selatan, mulai 21 September - tepat di equator - bergerak ke Lintang Selatan Hingga 23,5 Lintang Selatan pada 21 Desember (puncaknya)," papar Adi. ILUSTRASI   "Kemudian bergerak lagi ke arah Ekuator untuk terus berlajut ke lintang Utara," sambungnya. Nah, karena fenomena ini, pada periode tersebut wilayah Indonesia akan mengalami radiasi matahari yang lebih optimal dari bulan-bulan lainya. "Sehingga kita itu akan merasakan suhu udara lebih panas dari biasanya," terangnya. Adi menjelaskan, hal ini menyebabkan suhu udara di musim hujan ini terasa terik atau panas di siang hari. Namun pada sore hari terjadi mendung dan segera turun hujan. "Kalangan meteorologist sering menyebutkan bahwa summernya di Indonesia adalah ketika musim hujan," jelasnya. Dia menyampaikan, hal ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap atmosfer di Indonesia, apalagi menyebabkan fenomena gelombang panas. (rd/net)   Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X