Senin, 22 Desember 2025

FPI Beberkan Temuan Anggotanya Diserang Polisi 

- Selasa, 8 Desember 2020 | 11:14 WIB
Sekretaris Umum FPI Munarman.   RADARDEPOK.COM, JAKARTAPernyataan Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Fadil Imran yang menyatakan laskar menyerang polisi duluan di Jalan Tol Jakarta Cikampek dengan senjaga api dibantah Front Pembela Islam (FPI). Hal itu yang menjadi alasan dari pihak kepolisian menembak mati enam laskar FPI yang sedang mengawal Rizieq Shihab. Sekretaris Umum FPI Munarman menilai Fadil telah menyebarkan fitnah. Karena, berdasarkan temuan di lapangan, FPI tidak mendapati tanda-tanda telah terjadi bentrokan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50 sebagaimana disebutkan Fadil. Munarman menduga keenam anggota FPI dieksekusi di tempat lain. "Kemudian, kenapa kami menyatakan kenapa laskar kami dalam keadaan hilang. Karena kami memang belum tahu keberadaannya dimana. Itu membuktikan bahwa mereka dibunuh dan dibantai. Kalau sejak awal tembak-menembak berarti dia tewasnya di tempat dan ada jenazah di lokasi dan butuh proses lama untuk evakuasinya, tapi ini tidak ada," kata Munarman. Munarman mengungkapkan, dini hari pada saat kejadian, FPI menerima kiriman pesan suara dari telepon salah satu laskar yang menjadi korban. "Lalu beberapa waktu kemudian setelah VN (voice note) terkirimkan tidak ada lagi HP dari laskar enam orang itu yang aktif kita hubungi. Kita sudah cari dari pagi siang sebelum pengumuman dari pihak polda kita sudah cari kemana-mana. Ke RS kita cari, ke kantor polisi kita cari karena kita anggapnya itu orang hilang," kata dia. Munarman menyebut kapolda telah memutarbalikkan fakta. "Bahwa fitnah besar kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak-menembak. Fitnah itu. Fitnah juga kalau laskar yang menyerang dan menembah terlebih dahulu," kata Munarman. Sekretaris Umum FPI Munarman.   FPI, kata dia, tidak memiliki akses ke senjata api. "Dan tidak mungkin membeli dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali. Apalagi di anggota kartu FPI dan kartu anggota LPI disebutkan bahwa setiap anggota FPI dilarang membawa senjata tajam, senpi bahkan bahan peledak. Itu dilarang. Jadi upaya-upaya memfitnah, memutarbalikan fakta, hentikanlah," kata Munarman. Dia juga menceritakan rentetan peristiwa sebelum enam laskar ditembak. Sejak Jumat (04/12), kata Munarman, ada pesawat drone yang mengintai pondok pesantren di Megamendung, Bogor dan FPI telah mendeteksinya. "Bahwa beberapa hari yang lalu memang ada beberapa pengintai di ponpes Habib Rizieq Shihab, yaitu hari Jumat itu ada beberapa pengintai yang ditugaskan oleh institusi resmi negara. Saya tidak mau sebut. Yang ditugaskan mengintai 24 jam. Mereka menggunakan drone dan peralatan canggih lainnya," kata Munarman. Setelah mendeteksi drone pengintai, kata Munarman, FPI berhasil melakukan kontak dengan mereka. "Ada tiga orang yang berhasil dikomunikasikan dan kita mendapatkan semua data, identitasnya kita dapatkan semua," kata Munarman. Munarman menyebut pengintai terhadap kegiatan Rizieq Shihab serta keluarganya dilakukan sekitar 30 orang. "Ada foto-fotonya kami dapatkan. Kemudian di Sentul (rumah putri Rizieq Shihab) yang lokasinya sempat dilakukan aksi demonstrasi," tuturnya. "Artinya yang mau saya sampaikan di sini, HRS sejak kepulangannya memang diintai 24 jam, ada 30 orang. Masing-masing 10 orang di Sentul di Megamendung dan Petamburan. Jadi kita sudah tahu sebetulnya," Munarman menambahkan. (rd/net)   Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X