ILUSTRASI
RADARDEPOK.COM - Program vaksinasi virus Korona (Covid-19) di Indonesia telah digulirkan Rabu (13/01). Dimana Presiden Joko Widodo sebagai orang pertama yang mendapatkan vaksin.
Adapun pemberian vaksin di Indonesia dianggap akan efektif menekan penularan Covid-19 jika proses penyuntikan vaksin sudah bisa melahirkan kekebalan kelompok ( herd immunity) hingga 70 persen.
Namun, berapa lama kekebalan tubuh seseorang terbentuk setelah divaksin?
Berdasarkan penjelasan dari spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, DR Dr Indra Wijaya, SpPD-KEMD, MKes, FINASIM, rata-rata vaksin mengeluarkan dua dosis.
Vaksin Sinovac yang telah didistribusikan, misalnya, memiliki rentang waktu dua minggu atau 14 hari antara pemberian dosis pertama dan kedua.
Dosis pertama diberikan bertujuan agar tubuh mengenali antigen (vaksin yang diinjeksikan), sehingga tubuh bisa mulai membentuk antibodi pada titer tertentu. Sehingga pada dosis kedua diharapkan bisa terbentuk lebih tinggi lagi.
"Efikasinya sejak vaksin pertama disuntik, antara dosis pertama dan kedua kan dua minggu. Dalam dua minggu titernya sudah tinggi sekali bisa mencapai 99 persen lebih dari yang diharapkan," ungkap Indra.
Ia menambahkan, titer antibodi orang yang telah divaksin akan tetap tinggi, bahkan hingga tiga bulan setelahnya. Indra memperkirakan, vaksin lain memberikan efek serupa.
Hanya saja, para ahli hingga saat ini masih meneliti berapa lama kekebalan tubuh terhadap Covid-19 itu dapat bertahan pada orang-orang yang telah divaksin. Selain karena virus tersebut masih sangat baru, adanya mutasi virus membuat para peneliti seluruh dunia masih terus mengumpulkan data tentang Covid-19.
"Salah satu contohnya vaksin flu diharapkan (diberikan) satu tahun sekali. Mungkin saja Covid-19 diminta satu tahun sekali booster. Kita tunggu saja penelitiannya," ungkap Indra.
https://www.youtube.com/watch?v=DIvfGz6fXvs
ILUSTRASI
Setidaknya ada tujuh jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia. Menurut Indra, masyarakat seharusnya tak perlu lagi takut untuk menerima vaksinasi.
Sebab, dari segi efek samping, misalnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan kejadian efek samping berat untuk Sinovac sangat rendah, yakni berkisar 0,1-1 persen. Efek samping pun dikatakan tidak berbahaya dan bisa pulih.
"Kebanyakan sakit di tempat suntik, demam juga jarang," kata Indra.
Ia meminta masyarakat untuk percaya dengan semua dokter di dunia yang tengah berusaha memberikan pilihan perawatan yang terbaik, termasuk dalam hal vaksin Covid-19. Sebagai masyarakat, yang bisa kita lakukan adalah tetap disiplin menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
"Hadirnya vaksin perlu disikapi secara positif, tujuannya untuk pencegahan. Anda bisa terkena tapi bisa meminimalisasi gejala dan kita tetap lakukan 3M. Diharapkan bisa segera terjadi herd immunity itu," tuturnya. (rd/net)
Editor : Pebri Mulya
https://www.youtube.com/watch?v=DIvfGz6fXvs
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB