Senin, 22 Desember 2025

Menkes Enggan Pakai Data Kemenkes, Tapi Akan Gunakan Data KPU

- Jumat, 22 Januari 2021 | 15:13 WIB
Menteri Kesehatan ( Menkes), Budi Gunadi Sadikin.   RADARDEPOK.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan ( Menkes), Budi Gunadi Sadikin enggan menggunakan data Kementerian Kesehatan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Jadi, basis data yang digunakan untuk vaksinasi virus Korona (Covid-19) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Alasannya, KPU baru saja menggelar Pilkada 2020, sehingga data yang ada masih aktual dengan kondisi masyarakat di daerah. "Saya akan perbaiki strategi vaksinasinya. Supaya tidak salah atau bagaimana. Saya sudah kapok, saya tidak mau lagi memakai data Kemenkes. Saya ambil datanya KPU. Sudahlah itu KPU manual kemarin baru pemilihan (pilkada), itu kayaknya yang paling current. Ambil data KPU base-nya untuk masyarakat," ujar Budi. Sebelum menyampaikan hal itu, Budi sempat mengungkapkan pernah diberi data jumlah puskesmas dan rumah sakit (RS) dari pendataan Kemenkes. Berdasarkan data itu, secara agregat disebutkan jumlah total puskesmas dan RS cukup untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 secara nasional. "(Disebutkan) RS pemerintah saja, tidak usah melibatkan pemda, tidak usah bikin dengan RS swasta cukup. Ah saya kapok. Saya enggak percaya data nasional," ungkap Budi. Setelah itu, Budi pun langsung menelusuri data sarana kesehatan baik tingkat nasional, provinsi hingga kabupaten/kota. Dari penelusuran itu baru terungkap bahwa sarana kesehatan yang ada tidak mencukupi. "Itu 60 persen, tidak cukup. Karena kalau di Bandung yang RS dan puskesmas penuh (jumlahnya banyak) pasti bisa. Tetapi begitu di Puncak Jaya, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, baru 3.000 hari atau delapan tahun (vaksinasi selesai)," tegas Budi. "Jadi sekarang saya sudah lihat by kabupaten/kota strategi vaksinasinya. Maka kami akan perbaiki stateginya," tambahnya. Sementara itu, sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan, vaksinasi Covid-19 seharusnya memang bisa diselesaikan dalam waktu kurang lebih dari satu tahun.   https://www.youtube.com/watch?v=9CXgMQjrxfU Menteri Kesehatan ( Menkes), Budi Gunadi Sadikin.   Menurut perhitungan Jokowi, target tersebut mampu direalisasikan Indonesia karena memiliki sarana dan vaksinator yang mendukung. Salah satunya, keberadaan 10.000 Puskesmas di Indonesia. "Ada kurang lebih 30.000 vaksinator, ada 10.000 Puskesmas, 3.000 RS yang bisa kita gerakkan," ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam 11th Kompas 100CEO Forum 2021 yang digelar secara virtual, Kamis (21/01). Dia lantas menjelaskan, apabila satu vaksinator bisa menyuntik vaksin kepada 30 orang dalam satu hari, maka capaian vaksinasasi dalam sehari sudah mencapai hampir 1 juta orang. Jokowi menyebut capaian itu merupakan angka yang besar sekali. Terlebih jika sarana RS dan Puskesmas mendukung secara maksimal. "Ini angka yang besar sekali. Ini kekuatan kita ada di sini. Negara lain tidak punya Puskesmas. Kita memiliki yang setiap tahun juga sudah melakukan vaksinasi imunisasi kepada anak-anak kita," ungkap Jokowi. (rd/net)   Editor : Pebri Mulya     https://www.youtube.com/watch?v=9CXgMQjrxfU

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X