RADARDEPOK.COM - Mi Instan adalah makanan yang sangat nikmat dan murah. Bayangkan, dengan harga kurang dari Rp 3.000 saja kita sudah dapat sebungkus mi instan.
Selain mudah dibuat dan disajikan, mi instan juga sangat cocok menjadi obat dikala perut lapar.
Namun, tak banyak orang tahu, sebanarnya makan mi instan ini tak baik untuk kesehatan, terutama kepada anak-anak.
Untuk mengetahui lebih lanjut alasan mengapa jangan beri makan mi instan pada anak, simak penjelasan dokter Samhan yang berasal dari Malaysia berikut ini.
1. Risiko Kanker
Kemasan mi instan serta bungkusan bumbunya terbuat dari bahan plastik yang mengandung dioksin dan plasticizer.
Kedua bahan tersebut dapat meningkatkan risiko kanker.
2. Risiko depresi
Sebuah penelitian di Korea mengatakan jika makan mi instan dikaitkan dengan adanya peningkatan risiko depresi di kalangan remaja perempuan di Korea serta mengalami masalah kulit di golongan orang dewasa.
3. Rentan gangguan metabolik hingga penyakit jantung
Sebuah studi mengatakan jika konsumi mi instan secara sering terutama dua bungkus per minggu akan rentan menimbulkan berrbagai penyakit metabolik seperti darah tinggi, kencing manis dan penyakit jantung.
"Studi di Harvards University menunjukkan bahwa anak yang makan dua bungkus dalam seminggu berisiko terkena penyakit metabolik seperti tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung," tulisnya lagi.
4. Mengandung pewarna buatan
Menurut dokter Samhan, mi instan mengandung pewarna buatan seperti Sunset Yellow FCF dan Tartrazine.
Pewarna tersebut nantinya akan berkontribusi pada hiperaktif pada anak-anak dan juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan pembelajaran serta kerusakan saraf.
5. Mengandung penyedap makanan MSG
Penyedap makanan sangat umum dijumpai dalam mi instan, penyedap makanan ini banyak diletakkan di dalam sajian bumbu.
Pengguunaan penyedap MSG atau Monosodium Glutamat merupakan penambah rasa dalam mi instan.
Bahaya kandungan MSG ini terbukti dapat mengakibatkan kemerosotan daya ingat dan otak manusia.
6. Berisiko obesitas dan masalah lain
Semua makanan cepat saji tentunya tidak menyehatkan bagi tubuh.
Begitu juga dengan mi instan yang memiliki risiko lebih tinggi dibanding dengan makananan instan lainnya.
Menurut sebuah studi, tiga mangkuk mi instan mengandung 30 gram lemak per bungkusnya sehingga berisiko menyebabkan anak-anak terkena obesitas.
"Menurut Majlis Pengguna Hong Kong(HKCC) dan Pusat Keselamatan Makanan(CFS), 3 cawan mee segera mengandungi 30g lemak/setiap paket yang menyebabkan kanak-kanak terdedah risiko obesiti," ungkap dokter Samhan.
7. Mengandung TBHQ
TBHQ atau Tertiary-butyl hydroquinone merupakan produk turunan dari industri perminyakan. Sehingga dapat merugikan kesehatan anak.
"Tertiary-butyl hydroquinone(TBHQ) adalah produk yang terhasil daripada industri petroleum. Jadi, ia boleh memudaratkan kesihatan anak," tulisnya lagi.
8. Mengandung Propylene Glycol
Propylene Glycol adalah sejenis bahan kimia untuk menjaga kelembaban mi instan.
Jika sering dikonsumsi, Propylene Glycol ini dapat semakin menumpuk di jantung, hati dan ginjal serta merusak organ.
9. Mengandung lilin
Mi instan juga dilapisi dengan lilin selama pemrosesan. Lilin ini nantinya akan memberikan tekstur yang "halus" pada permukaan mi.
Lanjut dokter Samhan, kandungan lilin tersebut dapat mengakibatkan kerusakan hati bagi yang mengonsumsinya.
10. Mi instan dapat menyerap nutrisi
Konsumsi mi istan pada anak di bawah umur lima tahun dapat menghalangi penyerapan nutrisi pada anak.
Tak hanya itu, dokter Samhan juga menyebutkan jika konsumsi mi instan juga dapat menyebabkan proses pencernaan tidak teratur dan kembung. (rd/net)
Editor : Pebri Mulya
https://youtu.be/xLnOrtWlfZw
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB