RADARDEPOK.COM – Ini bukan tidak mungkin, tapi tetap harus diwaspadai dan diantisipasi. Bila dilihat dari kasus terkonfirmasi positif tiap harinya di Kota Depok, temuan kasus terus meningkat signifikan. Selasa (15/6) misalnya, terdapat 331 jiwa positif. Fakta baru lagi ditemukan selama sepekan, Kota Depok penyumbang Virus Korona (Covid-19) tertinggi di Jawa Barat (Jabar). Dari ciri tersebut pengamat menilai pemerintah kota (Pemkot) mesti berhati-hati dengan hadirnya varian baru Covid-19 asal India : Delta B1617.
Pengamat Epidemologi Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, jika melihat dari statistik kasus aktif di Depok yang terus meningkat setiap harinya, Pemerintah Kota Depok wajib berhati–hati akan kehadiran varian baru Covid-19 asal India : Delta B1617.
“Kalau meningkat dua kali lipat dalam satu hari dan terus menerus, pemerintah sudah harus mulai hati–hati. Karena di Jakarta sudah ditemukan varian baru Covid-19 B1617: atau varian Delta yang disebut WHO,” katanya kepada Harian Radar Depok, Selasa (15/6).
Dia mengungkapkan, Covid-19 varian Delta ini merupakan virus yang mengakibatkan ledakan Covid-19 di India. Kemungkinan besar, varian ini bisa muncul di Depok lantaran jaraknya yang berdekatan dengan Jakarta. “Kalau benar varian Delta, kemungkinan penularannya bisa lebih meningkat di Depok,” tuturnya.
Peningkatan kasus Covid-19 di Depok ini kemungkinan disebabkan dari penularan yang terjadi sebelum lebaran kemarin. “Faktornya bisa karena belanja, taraweh, dan kegiatan yang menimbulkan kerumunan,” ucapnya.
Menurutnya, jika peningkatan Covid-19 terus meningkat lebih dari dua kali lipat, dia meyakini varian Delta ini sudah menyebar di Depok. “Kalau setiap hari peningkatakan kasus lebih dari dua kali lipat dari hari sebelumnya, saya yakin itu ada varian baru,” bebernya.
Dia menyarankan, Pemerintah Kota Depok harus segera melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini adanya varian Delta di Depok. Salah satunya dengan melakukan genetic squencing kepada pasien positif Covid-19. “Pemerintah harus memeriksa genetic squencingnya si virus ini. Kalau benar ditemukan, penderita harus cepat diisolasi, kemudian kontak tracing dengan benar. Semua yang kontak dikarantina dengan baik, jangan sampai gara – gara varian Delta ini terjadi ledakan seperti di India,” terangnya.
Dia menambahkan, genetic squencing dapat dilakukan jika ada lebih dari 10 orang di wilayah yang sama terpapar Covid-19, pada waktu yang sama. Kalau ada kasus di satu RW, 10 orang lebih di hari yang sama, wajib segera diperiksa dan dilakukan genetic squencing. Kalau ketemu, langsung diisolasi. Sebab, varian virus ini lebih ganas dan berbahaya dari yang ada sebelumnya. “Varian baru ini penularannya lebih cepat dan gejala yang ditimbulkan lebih berat, serta bisa menyasar semua usia,” tegasnya.
Sementara, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, dari hasil tracing ditemukan adanya klaster libur lebaran. Setidaknya ada 40 kasus yang terjadi karena libur lebaran 2021. "Kami mengidentifikasi hasil tracing kita sementara ada 40 kasus dari klaster libur lebaran," kata Dadang, Selasa (15/6).
40 Kasus tersebut menyebar di hampir seluruh kecamatan di Kota Depok. Klaster libur lebaran ini sambung Dadang berbeda dengan klaster halal bihalal lebaran. “Ini libur lebaran. Jadi mereka keluar Depok biasanya dan terpapar,” ucapnya.
Dalam beberapa hari belakangan terjadi lonjakan kasus siginifikan di Kota Depok. Yang biasa hanya 100 kasus baru per hari, kemarin melonjak hingga 350 kasus baru pada Minggu (13/6). Dan pada Senin (14/6) ada 120 kasus baru. "Angka itu kan fluktuatif ya setiap hari. Kemarin 350, sekarang 120 lagi. Hari ini (Kemarin) 331 jiwa. Tetapi kalau untuk positivity rate saat ini memang 30 persen," bebernya.
Terkait dengan bed occupancy rate (BOR) saat ini di atas 60 persen pada Juni ini. Di mana pada Mei BOR sempat rendah karena kasusnya melandai. "BOR dibanding 31 Mei itu 31,4 persen. Untuk 13 Juni kemarin datanya 66,1 persen. Memang secara WHO kan 60 persen. Mudah-mudahan ini tidak terus bertambah. Saat ini Depok masih berstatus Zona Oranye," kata pria yang juga menjabat Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok ini.
Dadang meminta pihak rumah sakit menambah kamar isolasi. Per 31 Mei BOR untuk kamar ICU pada 31 Mei sebesar 47,2 persen dan pada 13 Juni mencapai 66,1 persen. Kepada rumah sakit untuk mengaktifkan kembali ruang-ruang isolasi yang kemarin digunakan untuk pasien non Covid-19. “Tetapi rumah sakit itu sudah punya langkah mitigasi ketika terjadi peningkatan kasus ruangan yang kemarin dimanfaatkan untuk non-Covid, sekarang mulai lagi ditambah untuk covidnya karena ada tren peningkatan kasus," jelasnya.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok pada Selasa (15/6), kasus terkonfirmasi positif kembali mengalami kenaikan dari hari sebelumnya. Positif ada 331 kasus, jadi totalnya menjadi 52.302 jiwa. Sedangkan yang sembuh ada 141 orang, kini total yang sembuh sudah 48.968 jiwa. Hari ini (Kemarin), ada 3 jiwa yang meninggal, totalnya jadio 982 jiwa. Dan pasien yang belum sembuh terjadi penambahan 188 pasien, jumlahnya kini 2.354 pasien.
Kemudian, Kota Depok dan Bekasi menjadi penyumbang kasus Korona terbanyak di Jawa Barat dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data yang dimuat Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Depok mencatat 1.091 kasus terhitung sejak 7 Juni hingga 13 Juni.
Tak jauh dari Depok, Kota Bekasi juga mencatat penambahan kasus sebanyak 1.004 kasus Covid-19 di satu minggu terakhir. Selisih penambahan kasus Covid-19 di Kota Depok dan Bekasi tampak jauh dari delapan kota lainnya yang masuk 10 wilayah tertinggi penambahan kasus Covid-19 sepekan Jabar.
Misalnya, Kabupaten Bandung yang semula di pekan lalu mencatat kasus Covid-19 terbanyak, kini berada di posisi ketiga dengan 846 kasus, disusul Kota Bandung yang mencatat 747 kasus. Sementara, penyumbang kasus kematian Korona terbanyak berada di Bandung Barat.
Total ada 16 warga yang meninggal dunia karena Covid-19. Selanjutnya, Kabupaten Indramayu yang mencatat 12 kasus kematian Korona. Sedangkan Bekasi dan Depok berada di peringkat ketiga dengan tiga kasus dan peringkat enam dengan delapan kasus. Di luar kasus baru dan kematian Covid-19, Bekasi juga mencatat penambahan kasus sembuh Corona terbanyak, tetapi angka kesembuhan Korona Depok tertinggal jauh.(dra/rd)
Jurnalis : Indra Arbetnego Siregar
Editor : Fahmi Akbar
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB