Senin, 22 Desember 2025

Pakar Sebut Depok Dekati Darurat Covid-19

- Sabtu, 19 Juni 2021 | 04:35 WIB
RADARDEPOK.COM -  Kasus penularan Covid-19 terus melambung tinggi di Kota Depok. Tiap harinya penambahan pasien selalu di atas angka 300 orang positif Covid-19. Hal ini sudah menjadi lampu kuning, bagi Pemerintah Kota Depok untuk segera melakukan langkah kongkret penanggulangan Covid-19, sebelum terjadi ledakan Covid-19 seperti di India. Ahli Epidemologi Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, kemungkinan besar virus Covid-19 varian Delta ada di Depok. Hal ini dikatakanya setelah melihat perkembangan kasus Covid-19 yang terus meningkat di Depok. “Menurut saya kemungkinan besar ada (varian Delta) di Depok,” kata Tri kepada Harian Radar Depok, Jumat (18/6). Dia mengungkapkan, seharusnya Pemerintah Kota Depok melakukan Genetic Squencing kepada penderita Covid-19 dengan jumlah tertinggi yang ada dalam satu RW. Hal ini untuk mengakuratkan pengecekan ada atau tidaknya varian Delta di Depok. “Kalau satu orang saja yang dilakuan Genetic Squencing, saya rasa itu percuma,” tuturnya. Tri berpendapat, saat ini Depok sudah dalam status menuju darurat Covid-19. Apalagi jika ketersediaan ruang perawatan Covid-19 di Depok penuh, itu sudah bisa dikategorikan Depok sebagai kota darurat Covid-19. “Kalau pelayanan kesehatan sudah penuh atau genting itu sudah darurat,” bebernya. Dia menyarankan, Pemerintah Kota Depok harus segera menambah kapasitas ruang perawatan di rumah sakit. Jika kondisi terus memburuk, dia juga menyarankan Pemerintah Kota Depok untuk melakukan lockdown. “Pemkot harus minta rumah sakit nambah tempat tidur. Kalau lockdown berani tidak Depok,” ujarnya. Dia menambahkan, Pemkot Depok juga harus lebih serius dalam melakukan contact tracing kepada masyarakat yang kontak erat dengan penderita Covid-19. Dan harus melakukan upaya progresif dan intensif dalam menanggulangi Covid-19 ini. “Yang melakukan tracing harus benar–benar orang kesehatan, buka kader PKK. Minimal orangnya harus belajar tentang kesehatan,” tegasnya. Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Suparyono menuturkan, jika ahli epidomologi UI sebaiknya turut membantu Pemerintah Kota Depok, dalam mengajukan genetic squencing ke Kementerian Kesehatan. “Begini, kalau epidemolog itu kan akademisi. Pemerintah kan dia punya hirarki juga, harusnya epidemolog bisa bekerjasama, misalnya UI ngomong ke menteri atau ke gugus tugas nasional agar kota yang penularanya tinggi seperti Depok, dilakukan genetic squencing. Soalnya kalau dari Depok langsung agak sulit mintanya. Apalagi Depok sudah 400 persen penularannya,” bebernya. Menurut Suparyono, Pemkot Depok sudah mengupayakan penanggulangan Korona dengan baik, terbukti dari banyaknya regulasi mengenai penanganan Covid-19 yang dikeluarkan di Depok. “Sudah ada  98 regulasi terkait penanggualangan Covid-19 yang dikeluarkan di Depok, tinggal ditinjau lagi mana regulasi yang harus diprioritaskan untuk dilaksanakan,” jelasnya. Dia juga meminta Pemkot Depok untuk kembali mengumpulkan stakholder untuk membahas kembali penangan Covid-19 seperti saat awal pandemi ini masuk ke Depok. “Kalau Pemkot sendirian gak akan sanggup, harus kumpulkan lagi staholder seperti awal,” tuturnya.(dra/rd) Jurnalis : Indra Abertnego Editor : Fahmi Akbar

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X