RADARDEPOK.COM – Waktu weekend, tepatnya Sabtu (21/8), Kota depok dihebohkan dengan suara dentuman yang besar di Mal margocity. Ledakan yang berpusat di lantai tiga hingga tembus lantai satu mal, mengakibatkan satu korban karyawan donat Jco meninggal. Hingga kemarin (22/8), masih ada empat korban yang dirawat dan enam sudah dipulang dari sumah sakit.
Pantauan Harian Radar depok di lokasi, mal sudah ditutup menggunakan kawat besi sejak mau masuk pelataran. Sebelumnya, suara ledakan disebut-sebut akibat plafon dan lift yang jatuh. Tapi, kabar terkini suara ledakan, plafon ambruk dan lift jatuh akibat adanya kebocoran gas.
Kapolresto depok, Imran Edwin Siregar menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan tim Laboratorium Forensik (Labfor), pihaknya baru menemukan adanya kebocoran pipa gas sebelum lift barang jatuh dari lantai tiga mal. Hingga ambruknya plafon serta tembok atau gypsum margocity.
"Jadi hasil sementara dari pemeriksaan Tim Labfor, diduga ada kebocoran pipa gas. Sehingga menyebabkan kerusakan lanjutan. Mengakibatkan lift itu jatuh dari lantai 3 ke lantai dasar," terangnya kepada Harian Radar depok, Minggu (22/8).
Meski begitu, Imran mengaku belum dapat memastikan apa penyebab kebocoran pipa yang menyebabkan gas tersebut memenuhi ruangan di dalam mal. Tim Labfor masih terus menggelar penyelidikan lebih lanjut sekaligus olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian.
"Menurut keterangan Labfor, gas itu memenuhi satu ruangan padat. Nah ini masih diselidiki, apa pemicunya. Karena gas itu bocor karena pasti ada pemicunya, ini yang belum ditemukan," katanya.
Sementara, Direktur Utama RSUI, Astuti Giantini mengatakan, ada tiga korban yang dibawa ke RSUI pada Sabtu (21/8) sore. Dan langsung mendapat perawat lebih lanjut di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Dua orang diantaranya mengalami kondisi lukabakar dan luka lecet yang tergolong cukup ringan.
"Keduanya laki-laki, dan sudah diizinkan kembali ke rumah sejak tadi malam sekira pukul 23.30 WIB (Semalam)," terangnya, Minggu (22/8).
Sementara, Astuti menyebut, satu korban lainnya mengalami cedera berat di bagian kepala dan lukabakar. Pada pukul 03:22 WIB, akhirnya dinyatakan meninggal dunia. "Setelah mendapatkan perawatan medis, korban laki-laki berusia 30 tahun itu meninggal," ujarnya.
Astuti menambahkan, jenazah korban telah dibawa pihak keluarga pada pukul 08:50 WIB untuk segera dimakamkan. Dia turut berduka cita atas peristiwa yang terjadi dan para korban terdampak.
Terpisah, Kepala Unit RSU Bunda Margonda, Imelda Rachmawati mengungkapkan, delapan korban insiden margocity terdiri dari empat orang laki-laki dan sisanya perempuan. Sejak semalam, mereka mendapati perawatan intensif.
"empat orang perempuan sudah pulang karena kondisinya baik. Hanya kena reruntuhan sedikit dan hasil CT Scannya juga baik, setelah diobservasi 3-4 jam kemudian sudah bisa pulang," bebernya.
Adapun beberapa nama pasien yang telah diizinkan pulang, diantaranya Merry 21, Nurma 38, serta Winda. Seluruhnya telah dilakukan CT scan di bagian kepala dan bagiannya lainnya.
Pihaknya akan terus memonitor kondisi pasca pemulangan korban dari rumah sakit. Jika nanti ada keluhan kesehatan yang dialami korban, maka akan diagendakan untuk kontrol kembali.
"Jadi kami jelaskan kalau ada keluhan, mereka akan kontrol lagi minggu depan dan pastinya akan kita coba hubungi. Kalau keadaannya baik ya tidak perlu kontrol," tuturnya.
empat korban lainnya berjenis kelami laki-laki hingga kini masih menjalani perawatan akibat lukabakargrade dua yang dialami dan dapat di kategorikan cukup serius.
“Kalau grade 2 itu sudah pada bagian dalamnya, bukan kulit ari lagi. Rata-rata kenanya di bagian tangan dan muka. Kondisinya 22-27 persen lukabakar” terangnya kepada Radar depok.
Kemungkinan, Kata Imelda, lukabakar pada bagian tangan, kepala dan muka, karena korban berusaha menutup bagian muka dan kepala dengan tangan dari api.
Bahkan dia menyampaikan, ada salah satu korban yang mengalami luka cukup serius di bagian mata, sehingga sedang ditangani dokter khusus untuk melihat perkembangannya.
“Ini masih hari pertama, intinya masih kita rawat dengan insentif. Korban yang pulang juga tetap dilakukan pemantauan,” papar Imelda.
Dari kedelapan korban yang di rawat, dua diantaranya diketahui berdomisili di Pasar Minggu dan Ciamis Jawa Barat, sisanya berdomisili di Kota depok. “Delapan korban itu, tiga pengunjung dan lima karyawan,” katanya.
Para korban yang dirawat, imbuh Imelda, biaya perawatanya selama di RSU Bunda Margonda akan ditanggung pengelola margocity. Hal ini lantaran kerjasama yang telah terjalin untuk segi kesehatan baik karyawan maupun pengunjung.
"Kelihatannya tidak ada masalah bantuan dari margo untuk pengobatan. Kalau yang di rawat memang karena itu karyawan menjadi tanggungan biasanya BPJS Ketenagakerjaan," ucapnya.
Di kesempatan yang sama, pihak Kementerian Sosial (Kemensos) RI telah menyambangi keluarga korban untuk melakukan assessment.
Adanya korban jiwa dalam peristiwa tersebut, Marcom Manajer Margocity Reza Ardiananda mengklaim pengelola akan menanggung biaya rumah sakit seluruh korban. Mulai dari yang menjalani perawatan korban dirawat sampai santunan meninggal dunia.
"Kami melakukan penanganan korban sejak awal. Semua kita tangani dan kami antar langsung ke rumah sakit," tuturnya.
Untuk berapa jumlah santunan yang diberikan pengelola. Reza memilih enggan menyebutkan nominal besarannya. "Mengenai jumlahnya cukuplah," terangnya.
Reza menyebut, masih belum mengetahui kapan Margocity akan kembali dibuka. Karena belum mendapatkan izin kembali dibuka lantaran proses penyelidikan masih berlangsung.
"Sampai saat ini waktu belum dapat ditentukan, kita masih menunggu pihak Polres Kota depok," tandasnya.(daf/rd)
Jurnalis : Daffa SyaifullahEditor : Fahmi Akbar