RADARDEPOK.COM - Sejak Juli 2021, Pemerintah Thailand telah memberikan vaksinasi dengan mencampur dua jenis vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca. Upaya tersebut untuk mengendalikan infeksi Covid-19 dari lonjakan akibat varian delta.
Mengutip dari Reuters, Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan, rejimen vaksin Covid-19 buatan Sinovac China dengan diikuti vaksin AstraZeneca.
Hasilnya, menunjukan aman dalam meningkatkan kekebalan di antara 1,5 juta penerima vaksin campuran pertama di negara ini.
Thailand juga menjadi negara pertama di dunia yang mencampur vaksin China dan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh negara Barat, ketika kasus Covid-19 dan angka kematian di negara itu melonjak.
Pemerintah Negara Gajah Putih itu pun juga masih terus berupaya menyediakan pasokan vaksin Covid-19 untuk memenuhi vaksinasi terhadap seluruh warganya.
"Formula silang (vaksin campuran antara vaksin Sinovac dan AstraZeneca) telah disuntikkan ke lebih dari 1,5 juta orang dan itu aman. Tolong jangan katakan hal-hal yang akan menimbulkan kekhawatiran," kata pejabat kesehatan senior Thailand, Supakit Sirilak mengatakan pada konferensi pers.
Sirilak mengatakan, Thailand, yang telah memproduksi vaksin AstraZeneca, tidak akan lagi memberikan dua dosis vaksin CoronaVac dari Sinovac.
Dia menambahkan bahwa hanya 13 persen dari populasi penduduk di Thailand, atau lebih dari 66 juta orang di negara ini telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap.
Mayoritas dari 1,2 juta infeksi Covid-19 dan 12.103 kematian akibat virus corona terjadi setelah April tahun ini. Lonjakan kasus Covid-19 di Thailand ini disebabkan oleh penyebaran varian Alpha dan varian Delta yang sangat menular.
Vaksin campuran tingkatkan kekebalan Kementerian kesehatan Thailand mengatakan kombinasi vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca telah dapat meningkatkan kekebalan ke tingkat yang sama dengan dua suntikan vaksin AstraZeneca.
Artinya, vaksinasi Covid-19 dapat diselesaikan lebih cepat karena jarak dosis yang lebih pendek.
Sekretaris Tetap Kesehatan Masyarakat, Kiatiphum Wongrajit menambahkan bahwa formula campuran kedua vaksin Covid-19 yang berbeda tersebut akan digunakan untuk sebagian besar vaksinasi di Thailand.
Sementara vaksin booster atau dosis penguat akan diberikan kepada 3 juta orang yang telah menerima dua dosis vaksin Sinovac.
Namun, menurut menteri kesehatan Anutin Charnvirakul, dosis penguat ini akan menggunakan jenis vaksin Covid-19 yang berbeda, dan kemungkinan akan dimulai pada bulan ini.
Vaksin Sinovac yang berasal dari virus corona yang tidak aktif telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara terkait resistensinya terhadap varian Delta. Awal pekan ini, selama debat kecaman tentang krisis virus corona, Anutin mengatakan kepada anggota parlemen untuk tidak mengkritik vaksin Sinovac.
Hal itu dilakukan untuk melindungi publik Thailand dan menghindari rusaknya hubungan negara tersebut dengan China.
"Penodaan vaksin Sinovac oleh banyak anggota (rumah) dapat menimbulkan kepanikan, kebingungan, dan kekhawatiran masyarakat," katanya. (rd/net)
Editor : Pebri Mulya
https://www.youtube.com/watch?v=IHgs6yR8dGM
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB