RADARDEPOK.COM - Kampung Kebondeli Selatan Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang Jawa Timur, menjadi salah satu daerah yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Meski tidak separah daerah lainnya, Kampung yang dihuni 60 kepala keluarga itu dinyatakan Zona Merah oleh petugas. Warga wajib meninggalkan lokasi saat hari menjelang sore.
Kendati demikian, warga masih melakukan aktivitas di siang hari dan pada malam harinya saling bergantian melakukan ronda. Syafi'i Zain salah seorang warga sekitar mengatakan, profesi warga Kebondeli kebanyakan para penambang pasir. Kegiatan itu dilakukan turun temurun oleh warga. Bahkan, Syafi'i sendiri sudah sejak muda menjalankan aktivitas penambangan pasir. "Sudah belasan tahun saya menggeluti profesi ini dan disini sudah turun temurun," ujar Syafi'i saat menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim Gerakan Anak Negeri, Kamis (9/12).
Menjadi penambang pasir merupakan pilihan hidupnya, terlebih di kampungnya ini tidak ada pekerjaan lain selain bertani. "Sudah menjadi pilihan ya," tambahnya.
Ia menyadari pekerjaan menambang ini merupakan profesi yang berbahaya. Namun tidak ada pilihan lagi, terlebih usianya sudah terlanjur tua untuk beralih profesi. "Kami tahu ini berbahaya, tapi tidak ada pilihan lagi. Kami sudah terbiasa dengan kondisi ini," terangnya.
Bahkan, sehari setelah terjadi Erupsi, warga Kebondeli berbondong-bondong membantu mencari korban. Dengan beralaskan sandal dan sepatu butut, warga bisa menemukan tiga orang jenazah dengan kondisi mengenaskan. "Saat itu tidak ada petugas yang berani kesini. Tapi kita kan sudah tahu medannya dan sudah faham lokasi di sini," terang ayah dua orang anak ini. "Lokasi saat itu memang masih panas, tapi kita sudah biasa dan lahar dingin tidak hanya kali ini terjadi, tapi sering," lanjutnya.
Syafi'i mengaku, sejak terjadi erupsi tidak ada aktivitas menambang lagi. Warga yang berprofesi sebagai penambang pun hanya mengandalkan bantuan dari para relawan. "Sudah sejak erupsi kita hanya diam gak ada kerjaan, paling malam jaga rumah, takut ada maling," akunya.
Sementara itu, sejumlah relawan Gerakan Anak Negeri, tidak ada hentinya melakukan pergerakan. Tim yang dikomandoi Iqbal Muhammad ini terjun ke beberapa lokasi untuk menjemput warga yang membutuhkan kesehatan. Dua orang dokter dan empat perawat serta empat orang ahli patah tulang mendapatkan bagiannya masing-masing. Mereka dibagi dalam dua kelompok kerja untuk menyusur daerah terisolir dan sulit mendapatkan pengobatan. (rs/rd)
Editor : Fahmi Akbar
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:27 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:00 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:26 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 18:06 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:30 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 06:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 22:41 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 15:10 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:00 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:00 WIB
Selasa, 16 Desember 2025 | 20:14 WIB