RADARDEPOK.COM – Sudah saatnya masyarakat Kota Depok peduli keluarga, lingkungan dan kerabat. Tingginya angka pesebaran mulai kembali berulang seperti di 2021. Dua hari terakhir warga Depok yang terpapar ada 400an. Terbaru Jumat (28/1), Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok menyebut adanya penambahan sampai 617 kasus terkonfirmasi positif. Bukan tak mungkin, kini Depok sudah masuk gelombang tiga Covid-19.
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Tri Yuni Miko Wahyono mengatakan, terus meningginya kasus positif Covid-19 di Depok. Bukan tidak mungkin menjadi pertanda datangnya ledakan Covid-19 di Depok. “Saya sudah bilang dalam peresentasi saya di webinar dengan Pemerintah Kota Depok beberapa waktu lalu. Kalau dilihat dari grafiknya, kemungkinan kita sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19,” kata Tri kepada Harian Radar Depok, Jumat (28/1).
Dia menjelaskan, dari grafik Kota DKI Jakarta dan nasional, bisa diambil kesimpulan jika ledakan Covid-19 sudah berada di depan mata. Harus hati–hati, karena tolok ukur Depok itu DKI Jakarta. Saat ini merupakan awal dari gelombang ketiga Covid-19. “Puncaknya diperkirakan terjadi pada akhir Februari atau awal Maret,” bebernya.
Ketika ditanya mengenai varian apa yang akan mendominasi gelombang ketiga ini. Tri tidak dapat mengungkapkan secara ekspilisit. Ini lantaran menurutnya ketersediaan laboratorium Covid-19 di Indonesia masih sangat minim. Sehingga tidak mampu mendeteksi varian yang akan mendominasi.
“Kalau lihat dari dunia seperti Amerika, Inggris, Prancis, dan India mereka sudah melewati puncak gelombang ketiga dengan varian dominannya Omicron. Kalau saya boleh tebak–tebak buah manggis, kemungkinan yang akan mendominasi gelombang ketiga di Indonesia juga varian Omicron,” terangnya.
Untuk mengantisipasi puncak gelombang ketiga Covid-19 ini. Dia berpesan agar pemerintah dan masyarakat menggencarkan capaian vaksinasi Covid-19. Baik dosis satu dan dua hingga ketiga (booster). Sebab, hingga saat ini vaksinasi dianggap mampu memperkecil resiko penularan dan mengurangi tingkat keparahan pasien yang terjangkit Covid-19.
“Semua harus vaksin dan memperketat Prokes. Kalau tidak divaksin dan tidak menerapkan Prokes dengan baik, kemungkian terkenanya itu sangat tinggi, apalagi komorbit, angka keparahan gejalanya akan sangat tinggi hingga mampu menyebabkan kematian,” tegasnya.
Sementara, Walikota Depok, Mohammad Idris mengaku, sedang dilakukan upaya Pemerintah Kota Depok, rencana membuka kembali Wisma Makara UI dan Pusat Studi Jepang (PSJ) UI. Ini untuk dijadikan tempat Isolasi Terpusat (Isoter) sedang dilakukan penjajakan. Itupun, kalau rumah pasien tidak mendukung untuk Isolasi Mandiri (Isoman) akan dibawa ke tempat Isoter.
Terkait kesiapan oksigen, Idris memastikan aman. Pasalnya, pemerintah telah bekerjasama dengan beberapa perusahan untuk mengisi ulang tabung oksigen yang selanjutnya akan di sebar ke RSUD Depok, sebagai Rumah Sakit (RS) rujukan covid 19 bersama dengan beberapa RS lainnya.
"Belajar dari varian Delta kemarin. sekarang kita punya tabung untuk di kirim ke RSUD. Kita sudah kerjasama dengan perusahaan pengisi oksigen. Insha allah untuk oksigen aman," tegas orang nomor satu di Kota Depok tersebut.
Secara umum kasus di Kota Depok tidak berbeda dengan Jakarta dan Bogor. Karena masuk wilayah aglomerasi. Pertanggal 26 januari 2022 ada 466 kasus, dan ini menjadi kasus paling tertinggi dalam sehari selama pandemi terjadi di Kota Depok. Sekarang total ada 1.680 kasus, yang tentunya jadi perhatian pemerintah dan lapisan masyarakat lainnya.
Terpisah, Juru Bicara Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana menyebut, per Jumat (28/1) ada kenaikan yang signifikan. Tercatat ada 617 kasus terkonfirmasi. Dari kasus baru itu 11 diantaranya sembuh. Jadi kini kasus terkonfirmasi sudah 108.636 kasus, dan pasien sembuh mencapai 103.772 jiwa.
Menurutnya, atas penambahan tersebut pasien belum sembuh ada 2.691 jiwa, atau bertambah 606 jiwa. Sementara warga yang meninggal 2.173 jiwa, tidak ada penambahan.
“Masyarakat Depok jangan lepas dari prokes. Sebelumnya masih 400an kini sudah 617 kasus Covid-19,” kata pria yang juga menjabat Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Depok ini.
Dalam mengantipasi lonjakan, satgas sedang melakukan persipan pendekatan kepada Makara UI. Saat ini tingkat keterisian atau BOR rumah sakit 17,14 persen ICU dan 43,28 persen isolasi. Dari lonjakan kasus selama ini, pasien didomiansi merawat kesehatannya secara isolasi mandiri (Isman). “Virus apa yang sedang ada di Depok sudah dikirim sampelnya. Tapi belum keluar hasilnya,” jelas dia.
Dalam upaya menekan seluruh kasus Covid-19, Pemkot Depok mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (protkes) 6M. Yaitu memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, menjaga jarak aman saat beraktivitas di luar rumah, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.
Selain itu, Pemkot Depok juga meminta masyarakat untuk menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan menjaga pola makan, berolahraga dan istirahat yang cukup.
Bagi masyarakat yang belum divaksin Covid-19 agar segera melakukan vaksinasi sesuai dengan arahan pemerintah. Kemudian, masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama berpartisipasi aktif untuk mendapatkan dosis kedua dan booster.(dra/arn/rd)
Jurnalis : Indra Abertnego, Arnet Kelmanutu
Editor : Fahmi Akbar